* Suplai Es untuk Bantu Nelayan
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Pabrik es yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Ende sejak tahun 2007 lalu dan saat ini telah mulai beroperasi dapat menghasilkan 10 ton es setiap hari. Es yang dihasilkan itu diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat nelayan yang selama ini masih memanfaatkan es yang diproduksi rumah tangga.
Mantan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Ende, Josep Nduru di lokasi pabrik es, Kelurahan Paupanda Kecamatan Ende Selatan, Rabu (28/1) mengatakan, pembangunan pabrik es tersebut menghabiskan dana Rp1,56 miliar bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) tahun anggaran 2007. selain bersumber dari DAK juga dana pendampingan 10 persen dari pemerintah Kabupaten Ende. Proyek pembanguna pabrik es ini dikerjakan oleh CV Marulin dari Surabaya.
Pabrik yang dibangun seharusnya sudah selesai dua tahun lalu tapi belum bisa dimanfaatkan karena suplai listrik beluma ada. Pernah dicoba menggunakan generator namun hanya untuk uji coba. Penggunaan generator tidak dapat dipaksakan karena hanya bisa mencapai 80 jam. Lebih dari itu bisa merusak generator. Sedangkan pabrik es harus berjalan non stop setiap hari.
Tiga Komponen Utama
Dikatakan, pabrik es yang dibangun terdiri atas tiga komponen utama yakni pertama cool storage atau penyimpanan beku. Pada bagian ini diperuntukan menyimpan ikan dengan suhu mencapai minus 40 derajat. Penyimpanan dapat dilakukan sampai tiga bulan tanpa merusak ikan. Biaya penyimpanan diperhitungkan sesuai aturan perundang-undangan. Bagian kedua berupa pabrik es yang bsa memproduksi 10 ton es per hari dan ketiga bagian ice storage atau penyimpanan es di mana komponen ini menyimpan es yang diproduksi namun tidak terpakai seluruhnya.
Es yang diproduksi, kata Nduru diharapkan bisa diserap masyarakatt. Kepada masyarakat harga jual yang ditetapkan Rp10 ribu per balok. Jika ditambah ongkos penghancuran maka harga per balok es menjadi Rp11 ribu. Jika nanti beroperasi secara rutin, pabrik es ini bisa dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang ingin membuka tempat usaha di Ende. “Sudah ada tiga perusahaan yang mengajukan permohonan buka home base dan wilayah penangkapan di Ende.”
Nelayan Butuhkan Es
MasyaKepala Bagian Tata Usaha Dinas Perikanan dan Kelautan Ende, Stefanus Sogha mengatakan, pembangunan pabrik es didorong oleh kondisi masyarakat yang selama ini membutuhkan es. Tingginya kebutuhan akan es oleh masyarakat nelayan namun suplai yang masih sangat terbatas. Mereka hanya menggunakan es yang diproduksi dari rumah tangga. Es produksi rumah tangga ini daya tahannya sangat kurang sehingga cepat mencair. Sedangkan menggunakan es produksi pabrik es daya tahannya tinggi dan bisa bertahan selama lebih kurang dua minggu jika ditutup secara bagus.
Sogha katakan, pabrik es tersebut saat ini masih dikelola oleh dua tenaga yang pernah mengikuti pelatihan di Brondong, Lamongan Jawa Timur. Kedua tenaga ini dibantu beberapa tenaga honor.
Suplai Kebutuhan Nelayan
Asisten III Setda Ende, Bernadus Guru mengatakan, pabrik es yang telah dibangun itu diharapkan bisa mensuplai kebutuhan es masyarakat mengingat selama kebutuhan akan es belum terlayani sepenuhnya. Hadirnya pabrik es ini menurut Guru tentu sangat dinanti oleh para nelayan mengingat es merupakan kebutuhan nelayan yang sangat vital dalam upaya pengawetan hasil tangkapan agar tidak cepat rusak.
Komisi B DPRD Ende juga hadir dalam uji coba produksi es menggunkaan energi listri 80 kwh. Anggota Komisi B yang hadir masing-masing Ketua Komisi, Yustinus Sani, Wakil Ketua Djamal Humris dan anggota masing-masing Haji Pua Saleh, Abdul Kadir dan Abros Reda.
Perlu Didukung
Yustinus Sani di sela-sela pemantauan mengatakan, pembangunan pabrik es oleh pemerintah dalam hal ini Dians Perikanan dan Kelautan perlu didukung. Hal itu karena pendirian pabrik itu terdorong oleh desakan kebutuhan masyarakat nelayan Kabupaten Ende yang sangat membutuhkan sarana pengawetan hasil tangkapan. “Ini proyek bagus karena menyentuh langsung kebutuhan nelayan. Perlu didukung keberlanjutannya.”
Siapkan Tenaga Terampil
Hanya saja, kata Sani disesalkan karena pendirian fasilitas yang menelan dana miliaran rupiah itu tidak diikuti dengan persiapan sumberdaya manusia yang memadai untuk pengoperasiannya. Sumberdaya manusia yang memiliki keterampilan dan keahlian di bidang itu mutlak sangat diperlukan untuk tidak saja mengoperasikan tetapi juga punya kemampuan merawat dan memperbaiki jika-jika ada kerusakan. “Kalau sumberdaya manusia tidak dipersiapkan dari sekarang saya khawatir kalau satu saat rusak akan dibiarkan begitu saja dan pada akhirnya mubazir. Itu yang tidak kita harapkan.” Untuk itu dia meminta kepada pemerintah untuk secepatnya mempersiapkan tenaga-tenaga teknis yang benar-benar menguasai peralatan yang ada sehingga mereka tidak saja bisa mengoperasikan tetapi juga bisa merawat dan memperbaiki.
16 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar