* Terjun dari Ketinggian 150 Meter
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Mariana Mete (20) warga Nangakeo, Desa Bheramari Kecamatan Nangapanda pada Rabu (15/4) sekitar pukul 06.00 ditemukan tewas setelah nekat terjun dari bukit curam di sebelah barat Pelabuhan Feri Nangakeo. Ketinggian dari tempat korban terjun lebih kurang 150 meter dan saat ditemukan korban sudah tidak bernyawa lagi di atas batu karang dekat Pelabuhan Feri Nangakeo. Korban lalu dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ende guna menjalani visum. Usai divisum, jenasah korban dikembalikan kepada kelaurga untuk dikebumikan. Dalam kasus ini murni akibat bunuh diri.
Kepala Unit SPK III Polres Ende, Bripka Boni R Benge kepada Flores Pos di kamar mayat RSUD Ende, Rabu (15/4) mengatakan, kejadian bunuh diri diperkirakan sekitar pukul 06.00. kejadian itu dilaporkan ke polisi sekitar pukul 09.00. Pada saat itu, korban yang biasa dipanggil Meri nekat terjun dari jurang dengan ketinggian lebih kurang 150 meter.
Saat itu, salah seorang om korban bernama Kusman sempat melihat aksi nekat korban. Korban saat membuang diri sempat tertahan pada dahan pohon asam dan sempat ditegur oleh omnya untuk tidak melanjutkan aksi nekatnya itu. Namun saat hendak dicegah, korban langsung membuang diri ke bawah jurang.
Lapor Kepala Desa
Melihat kejadian itu, kata Bripka Boni Benge, om korban langsung melaporkan kejadian itu kepada kepala desa setempat dan langsung diteruskan laporan ke Kepolisian Sektor (Polsek) Nangapanda dan Pospol Nangaba. Kejadian itu juga dilaporkan ke Polres Ende dan petugas langsung meluncur ke tempat kejadian. “Saat kami tiba di lokasi kejadian, korban sudah tidak bernyawa lagi. Korban langsug kami evakuasi ke rumah sakit untuk divisum. Sedangkan petugas lain melakukan identifikasi di lokasi kejadian.”
Ditanya motif korban melakukan aksi nekat terjun dari jurang setinggi 150 meter, Bripka Boni katakan, dugaan sementara, korban nekat bunuh diri karena stres setelah hubungan cinta yang telah dibina dengan lelaki pilihannya tidak direstui orang tuanya. Padahal, dari hubungan mereka itu telah menghasilkan satu orang anak perempuan berusia lebih kurang tujuh bulan. Tidak disetujuinya hubungan keduanya kemungkinan karena dia berbeda agama dengan calon suaminya yang telah membrikannya seorang anak perempuan.
Luka Tujuh centimeter di Kepala
Berdasarkan hasil visum dokter, kata Bripka Boni, korban mengalami luka robek sepanjang tujuh centi meter dan lebar dua centi meter pada kepala bagian kanan. Selain itu, korban juga mengalami patah tulang bagian belakang akibat benturan saat jatuh. Dikatakan, setelah menjalani visum dokter, korban akan dikembalikan kepada keluarga untuk dikuburkan.
Hugo Jero, salah satu keluarga korban yang sempat membantu melakukan evakuasi jenasah korban ke rumah sakit mengatakan, saat kejadian dia baru kembali dari kebun dan melihat banyak orang berkerumun. Saat dia dekati ternyata jenasah Meri yang katanya bunuh diri terjun dari jurang. Saat itu, kata Hugo, warga belum berani mengangkat jenasah korban karena masih menunggu polisi. Saat polisi tiba dilokasi, kata Hugo mereka dimintai bantuan untuk membantumengevakuasi korban untuk dibawa ke rumah sakit.
Pernikahan Tidak Direstui
Dikatakan, korban adalah anak dari Lasa warga Nangakeo Desa Bheramari Kecamatan Nangapanda. Korban telah memiliki seorang anak. Suaminya biasa dipanggil Tyson warga Barai. Hubungan keduanya kendati sudah memiliki anak tapi belum menikah. Dikatakan, pernikahan mereka tidak direstui orang tua Meri karena perbedaan agama.
Pantauan Flores Pos di kamar mayat RSUD Ende, korban diletakan di atas tempat yang telah disiapkan pihak rumah sakit di ruang mayat. Korban telah dimasukan di dalam kantung mayat yang digunakan saat evakuasi jenasah ke rumah sakit. Sekujur tubuh jenasah ditutup dengan kain tenun. Pada bagian wajah korban darah tampak mengering dan mata korban juga belum tertutup sempurna. Setelah berada di rumah sakit cukup lama baru dokter rumah sakit datang dan melakukan visum atas jenasah korban.
Kapolres Ende AKBP Bambang Sugiarto juga turun langsung ke kamar mayat rumah sakit memantau kondisi korban. kapolres Bambang sempat berdialog dengan salah satu keluarga korban menyangkut kelanjutan setelah divisum.
16 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Perkawinan bukan hal main-main, untuk itu pertimbangkan baik buruknya sebelum melangkah ke arah sana.
Komunikasi antara anak dan orangtua rata-rata jelek di kalangan masyarakat kita; tidak terbuka. Untuk yamg muda, mari bangun hubungan yang harmonis dengan orangtua.
Posting Komentar