12 Oktober 2010

Januari-Oktober 2010, Terdapat 16 Kasus Gigitan Positif Rabies

* · Tidak Ada Korban Meninggal

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Sepanjang bulan Januari hingga oktober 2010, di Ende terdapat 37 kasus gigitan hewan penyebar rabies (HPR) yang terjadi yang dilaporkan ke Dinas Pertanian dan Peternakan. Jumlah ini sebenarnya lebih banyak karena ada yang elapor langsungke Dinas Kesehatan. Dari jumlah itu, sebanyak 16 kasus yang berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorim diketahuipositif rabies.


Hal itu dikatakan Kepala Bidang Peternakan Ende, Regina Ana Awa M kepada Flores Pos di ruang kerjanya, Selasa (5/10). Diakuinya, dari jumlah kasus gigitan yang dlapokan dan 16 diantaranyapositif rabies namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa terhadap korban gigitan.


Dokter hewan Regina mengatakan, selama ini, masyarakat sepertinya sudah tidak lagi menyadari bahwa di Ende masih merupakan daeah endemic rabies. Padahal, Ende sejauh ini masih merupakan daerah endemic rabies yang harus selalu diwaspadai.


Ketidaksadaran masyarakat terhadap kondisi ini ditunjukan dengan semakin banyaknya populasi anjing di Ende yang saat ini telah mencapai angka 47.892 yang tersebar merata hampir di semua kecamatan. Bahkan, kondisi ini menimbulkan kesulitan bagi petugas saat melakukan vaksinasi.


Menyangkut upaya vaksinasi, lanjut Regina, dinas telah berupaya melakukannya di sejumlah kecamatan. Vaksinasi yang dilakukan yakni di empat kecamatan di dalam kota yakni ende Tengah, Ende timur, Ende Utara dan Ende Selatan. Vaksinasi juga telah dilakukan di Detusoko, Lio Timur, Ndori, Wolowaru, Maukaro, Kota Baru dan di Wewaria. Total anjing yang telah berhasil divaksinasi sebanyak 11.534. “Jadi masih ada sekitar 30 ribu lebih yang belum divaksin,” katanya.


Saat ini, petugas di lapangan sedang melakukan vaksinasi yakni di Kecamatan Nangapanda . Sedangkan di kecamatan lainnya kata Regina, belum dapat dilakukan vaksinsi karena masih mengalami kekurangan vaksin. Vaksin yang dibantu oleh pemerintah provinsi sebanyak 7.400 dosis sudah habis digunakan. Untuk bisa memvaksin HPR di semua kecamatan, butuh pengadaan lagi.


“Kita adakan vaksin sesuai kondisi uang yang ada. Kita harap pemerintah pusat tetap turunkan bantuan untuk atsi rabies walau sampai bulan Desember,” katanya.


Terkait peningkatan populasi anjing yang terus meningkat dari tahun ke tahun kendati tahun ini lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai 49 ribu lebih, dia mengatakan hal itu harus selalu diwaspdai. Hal itu karena rata-rata kasus gigitan yang terjadi selama ini, korban gigitan adalah pemilik anjing itu sendiri.


Karena itu ia berharap penduduk yang memelihara anjing untukmembanu petugas saat dilakukan aksinasi. Diakuinya, selain upaya vaksinasi, dinas juga terus berupaya melalui eliminasi selektif. Dia membantah jika vaksinaasi yang dilakukan untukembunuh anjing. Menurutnya, anjing mati setelah divaksin kemungkinan karena sat divaksin anjing sudah sakit sehingga tidak mampu membentuk kekebalan tubuh untuk melawan sehingga anjing akhirnya lemah dan mati. Selain itu, anjing mati setelah divaksin juga dapat disebabkan karena, di tubuh anjing sudah ada biit rabies dan saat divaksin tidak dapat bertahan dan akhirnya mati.


Tidak ada komentar: