01 Mei 2009

Vasektomi, Bentuk Perubahan Paradigma Ber-KB

foto suasana vasektomi di Puskesmas Kota Ratu Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende-Flores-NTT saat sedang memberikan pelayanan kepada salah seorang akseptor KB metode vasektomi.

* Vasektomi di Puskesmas Kota Ratu
Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos
Program KB yang kini semakin marak digalakan terutama metode vasektomi pada akseptor KB pria sebagai bentuk perubahan paradigma program KB. Jika selama ini yang lebih berperan dalam mengikuti program KB kaum ibu dengan berbagi metode KB hingga tubektomi maka dengan perubahan paradigma kaum pria juga bisa berperan aktif dalam ber-KB dengan metode vasektomi.

Hal itu dikatakan ahli vasektomi yang juga dokter rumah sakit bergerak di Alor, Ketut Indrajaya Prasetya saat ditemui di sela-sela kegiatan pelayanan vasektomi di Puskesmas Kota Ratu, Kamis (30/4). Dokter Prasetya mengatakan, saat ini, bapak-bapak sudah berperan aktif dalam KB dengan bersedia mengikuti program KB metode vasektomi. Upaya ini, kata dia merupakan bentuk partisipasi para suami dalam mengendalikan jumlah penduduk.

Dokter Prasetya mengatakan, dalam setiap tindakan medis tentu ada resikonya. Untuk itu dalam metode vasektomi ini pihaknya bersama tim medis yang melakukan vasektomi berupaya meminimalisasi resioko agar resiko yang terjadi sekecil mungkin. Langkah yang dilakukan itu terbukti hingga saat ini berjalan baik dan tanpa menimbulkan resiko bagi akseptor. “sampai saat ini baik-baik saja.”

Tanpa Paksaan
Dalam penerapan metode vasektomi ini, kata Prasetya, akseptornya tidak dipaksakan. Peserta dengan kesadaran sendiri meminta untuk divasektomi. Bahkan, katanya, setelah dilakukan vasektomi ada peningkatan vitalitas dalam berhubungan seks. Hal itu mengakibatkan hubungan suami dan istri menjadi sebaik bagus. Hal itu karena ada hormon mengalir ke darah sehingga menambah vitalitas dan tidak mempengaruhi reproduksi. Dikatakan, melihat hasilnya yang bagus dan kualitas hubungan seks baik, menjadi daya tarik bagi akseptor yang lain. Mereka akhirnya tertarik dan bersedia divasektomi.

Dari sisi jumlah, kata dokter Prasetya, Ende dan Alor paling menonjol untuk NTT. Khusus untuk Kabupaten Ende, sejauh ini telah dilakukan tiga kali vasektomi. Tahap pertama pada bulan Juni 2008 sebanyak 17 akseptor, tahap kedua pada bulan Kktober 2008 sebanyak 32 akseptor dan tahap ketiga pada April 2009 ini sebanyak 31 akseptor. Meningkatnya jumlah akseptor ini, selain karena kesadaran akseptor sendiri juga responsifnya pemerintah di daerah dalam memberikan perhatian dan sosialisasi atas program KB.

Akseptor Alami Peningkatan
Kepala Kantor Wilayah BKKBN Provinsi NTT, Suyomo Hadinoto yang memantau langsung pelaksanaan vasektomi mengatakan, memperhatikan perkembangan KB di NTT hinga tahun 2009 ini mengalami peningkatan yang signifikan dan mulai nampak. Hal itu karena eksekutif dan legislatif mulai menyadari bahwa KB merupakan pangkal awal semua persoalan. Menyikapi program KB itu, katanya, provinsi telah mengelaurkan surat edaran agar dalam setiap kesempatan KB selalu diserukan. Langkah itu sebagai bentuk sosialisasi program KB mengingat program ini sempat tertidur panjang sejak pemberlakuan undang-undang otonomi daerah.

Namun diakui, saat ini pemerintah sudah mulai memberikan perhatian terhadap program KB. Jika semenjak pelaksanaan otonomi daerah banyak petugas penyuluh lapangan KB yang tercerai berai dan tidak terkoordinasi secara baik maka pemerintah mulai menatanya kembali. Pemerintah daerah juga mulai melakukan penerimaan tenaga lapangan guna menjadi penyuluh lapangan.

Peningkatan SDM
Hadinoto mengatakan, program KB dapat memberikan dampak pada perekonomian, pendidikan dan kesehatan. Keluarga dengan anak banyak akan sangat mempengaruhi tingkat ekonomi, kesehatan dan pendidikan anak-anak. Kondisi ini jika tidak disikapi akan berdampak pada sumberdaya manusia. Namun dalam pelaksanaan KB, kata dia, tidak atas paksaan tetapi atas pendekatan-pendekatan manusiawi. “Akseptor datang secara sukarela ke tempat-tempat pelayanan.” KB, tidak saja untuk menjarangkan kelahiran namun Kb juga memberikan efek lain bagi kehidupan masyarakat. Melalui program KB, dilakukan pula penyuluhan terutama kepada remaja dalam kaitan dengan kesehatan reproduksi guna menghindari penyakit menular seks dan bahaya HIV.AIDS juga terkait narkoba.

Dalam rangka itu, katanya, terus pula dilakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda dalam kaitan dengan promosi KB dan hidup sehat. Langkah itu, katanya mendapatkan respon positif dari kalangan tokoh masyarakat dan tokoh agama. “Setelah memahami manfaat ber-KB semua sepakat memberikan dukungan.”

Kepala Badan Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Kelaurga, Abraham Badu mengatakan, untuk kegiatan vasektomi di Puskesmas Kota Ratu diikuti 33 peserta atau akseptor pria. dia merincikan, akseptor dari Kota Baru sebanyak delapan, Maurole (10), Wolowartu (5), Detusoko 2), Ndori dan Ndona masing-masing dua orang serta dari Ende Timur, Ende Tengah dan Ende Selatan masing-masing satu orang.

Pantauan Flores Pos di Puskesmas Kota Ratu (Kamis (30/4), dokter Prasetyo bersama beberapa dokter tengah memberikan pelayanan vasektomi terhadap akseptor. Sebelum dilakukan vasektomi terlebih dahulu dibius untuk menghidnari rasa sakit.




Tidak ada komentar: