22 Juli 2011

Uniflor Lepas 148 Sarjana Baru

· Jaga Nama Baik Lembaga

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Universitas Flores dalam pelaksanaan wisudanya kali ini, melepas sebanyak 148 sarjana dan diploma baru ke tengah masyarakat. Kepada para sarjana dan diploma baru ini, diharapkan untuk selalu dan tetap menjaga nama baik lembaga pendidikan Universitas Flores dalam kehidupan kemasyarakatannya.

Wisuda sarjana dan diploma Universitas Flores dilaksanakan di kampus I Uniflor, Kamis (21/7). Rektor Uniflor, Frans Badhe pada acara wisuda mengatakan, wisuda yang dilaksanakan ini bukan sekedar seremoni tetapi merupakan peristiwa penting yang menunjukan berakhirnya tugas layanan dan asuhan secara formal kepada mahasiswa. Wisuda, kata Badhe adalah peristiwa penting menandai batas antara tahapan kehidupan belajar di kampus dengan dengan status mahasiswa dan tahapan kehidupan pengamalan ilmu di dunia kerja dan masyarakat dengan status sebagai lulusan. “Wisuda adalah penanda awal tahap kehidupan seorang lulusan dalam menrancang dan meniti karir,” kata Badhe.

Wisuda, lanjutnya juga merupakan momentum pelepasan para peserta didik menjadi diri sendiri agar mampu mengembangkan kemampuan memanfaatkan sebagian modal kecil ilmu dan teknologi yang pernah diperoleh di kampus untuk menyikapi dengan dinamika pasar kerja dan kehidupan. Untuk itu, dibutuhkan strategio penyikapan terhadap kondisi karena sesuatu yang pasti di masa depan adalah sesuatu yang tidak pasti itu sendiri.

Mengutip seorang penutur kejernihan, badhe memberikan pesan kepada para wisudawan bahwa kepintaran itu penting tetapi yang paling penting adalah kebijaksanaan. Kepintaran tanpa kebijaksanaan akan bia menghasilkan orang yang egois dan serakah.

Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Flores, Herman Yoseph Gadi Djou pada kesempatan itu tidak bicara banyak. Kepada para wisudawan dia hanya berpesan agar senantiasa menjaga nama baik lembaga Universitas Flores ketika berada di tempat kerja maupun di masyarakat.

Sekretaris Daerah Ende, Yoseph Ansar Rera pada kesempatan itu mengatakan, wisuda merupakan puncak keberhasilan sekaligus tantangan untuk mampu mencetak sumberdaya manusia yang berkualitas yaitu lulusan yang berpengetahuan dan berketerampilan yang dapat diterima di pasaran tenaga kerja yang semakin sempit dan kompetitif. Tingkat kualitas pendidikan generasi muda akan menentukan apakah bangsa Indonesia dan masyarakat Kabupaten Ende mampu merespon perubahan jaman dan memenanfgkan persaingan yang kian kompetitif.

Mewakili Bupati Ende, Don Bosco M Wangge, Ansar Rera mengatakan, setiap generasi muda dapat menjadi aset atau menjadi beban bagi bangsa. Bagi yang cerdas, berpengetahuan dan berketerampilan menjadi aset dan potensi memberikan kontribusi positif terhadap daya saing sedangkan yang tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan akan menjadi beban yang harus ditanggung oleh negara.

“Saya yakin saudara-saudara merupakan aset yang sangat berharga bagi pembangunan dan akan selalu memanfaatkan ilmunya untuk kepentingan masyarakat,” katanya.

Agustinus K Wasek, mewakili para wisudawan pada kesempatan itu mengatakan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, persoalan korupsi, kolusi dan nepotisme masih terjadi akibat tergerusnya nilai-nilai kejujuran dan sportifitas. Persoalan ini menjadi berita utama media massa. Di saat yang sama, masalah-masalah sosial terus datang baik itu konflik vertikal dan horisontal yang terus menggerogoti kedamaian yang dirindukan akibat cara berpikir yang inklusif dari pihak-pihak yang merasa golongan atau keyakinannya lebih super dari golongan atau keyakinan lain. Persoalan-persoalan moral tentang terhempasnya nilai-nilai inti di tengah kehidupan generasi muda akibat tumbuhnya mental instan menyayat etika ketimuran lewat praktik asusila dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Masih banyak persoalan yang harus dicarikan akar masalahnya. Momen wisuda, katanya menjadi benang merah menemukan jawaban dari semua kerisauan yakni pendidikan. Pendidikan membingkai dan memampukan untuk melihat secara lebih jelas bahwa tergerusnya begitu banyak keutamaan dari sisi kehidupan sebagai ironi besar antara outpun yang begitu banyak dihasilkan lembaga pendidikan. Pendidikan menjadi titik tolak refleksi atas kesenjangan yang terjadi antara intelektualitas dan akhlak manusia yang kian memprihatinkan.

Richard Kerongo Mose, Sukarelawan VSO Indonesia dalam orasi ilmiahnya berjudul perubahan iklim sebagai fenomena ciptaan orang kaya raya dan dampaknya bagi kebanyakan orang miskin papa mengatakan, perubahan iklim merupakan perubahan cuaca kolektif selama jangka waktu yangpanjang. Perubahan iklim bukanlah hal baru. Iklim dunia telah berubah selama berabad-abad. Halbaru yang mengkhawatirkan dunia dewasa ini adalah tingkat di mana iklim telah berubah dalam beberapa dekade terakhir. Ini terjadi lebih cepat daripada sebelumnya. Lebih cepat dari manusia dapat mengadopsinya.

Perubahan iklim, kata Richard disebabkan oleh gas rumah kaca. Gas ini memungkinkan sinar matahari untuk menembus ke bumi dan membuat bumi lebih panas. Pemanasan global meskipun bukan perubahan iklim tetapi mengarah ke perubahan iklim. Ini merupakan gas rumah kaca yang berasal dari pembakaran batubara, kayu, bahan bakar fosil seperti bensin dan solar, metana dari sawah, pembuangan limbah dan kotoran ternak, nitrogen oksida dan sulfur heksafluorida yang digunakan dalam lemari es.

Negara-negara maju semakin khawatir tentang tingkat emisi dari negara-negara berkembang tetapi mereka lupa tentang emisi mereka sendiri. Negara-negara kaya menghasilkan GRK lebih banyak karena mereka memiliki lebih banyak mobil dan indstri dan kebutuhan per kapita energy mereka jauh tinggi dibandingkan negara-negara berkembang. Lebih dari 80 persen emisi CO2 berasal dari produksi energy dan industry namun emisi CO2 dari deforestasi dan pertanian mencapai hanya 13 persen. 70 persen dari semua emisi CO2 berasal dari Negara maju yang mempunyai hanya 15 persen populasi dunia. Amerika Serikat dengan populasi 350 juta memancarkan lebih daro 2 persen CO2 du dunia. Cina memiliki 20 persen dari populasi dunia hanya menghasilkan tujuh persen dari CO2 dunia.

Indonesia adalah penghasil CO2 ketiga terbesar di dunia dari perubahan penggunaan lahan terutama deforestasi. Tetapi penting untuk diingat bahwa emisi CO2 dari penggunaan tanah mencapai hanya 13 persen dari emisi total CO2 di dunia.

CO

Perpustakaan Digital Mulai Diperkenalkan di NTT

· Dorong Semua Kabupaten Kota Kembangkan Perpustakaan Elektronik

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Pesatnya perkemangan teknologi da informasi dan komunikasi menyebabkan manusia tidak saja mampu menyediakan, mengolah dan menyimpan serta menemukan kembali informasi yang dibutuhkan secara cepat dan akurat namun juga saling mengkomunikasikannya dari satu tempat ke tempat lain di segala penjuru dunia. Perpustakaan sebagai wahana pendidikan dan penelitian, informasi dan rekreasi dapat membangun kerjasama antar perpustakaan untuk menyediakan dan memanfaatkan secara bersama sumber informasi yang dapat diakses public melalui internet secara terbuka sebagai perpustakaan digital atau perpustakaan elektronik.

Hal itu dikatakan Bupati Ende, Don Bosco M Wangge saat membuka workshop perpustakaan elektronik NTT di Hotel Grand Wisata, Kamis (21/7). Perpustakaan digital merupakan pengembangan dari perpustakaan konvensional dan bukan merupakan perpustakaan jenis baru. Penerapannya masih melaksanakan prinsip-prinsip dasar perpustakaan namun dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi. Diharapkan dapat mewujudkan perpustakaan yang lebih modern, lengkap dan mudah dijangkau dengan pengelolaan koleksi daerah yang berisi warisan budaya dan ilmu pengetahuan berformat digital. Dikelola secara professional untuk dapat digunakan selama mungkin dan diakses secara luas oleh masyarakat.

Dalam sambutan gubernur yang dibacakan bupati itu, dikatakan bahwa seiring program Perpustakaan Nasional tentang pembangunan perpustakaan digital maka pemerintah provinsi melalui Badan Perpustakaan Daerah secara serius muai pembangunan perpustakaan digital sejak tahun 2010. Pengembangan ini ditargetkan dapat tercapai pada tahun 2014.

Sejumlah pengembangan yang ing dicapai adalah bergabung dalam jaringan perpustakaan digital provinsi seluruh Indonesia pada tahun 2010, pengembangan infrastruktur, SDM dan pembangunan database pada tahun 2010-2011 untuk peluncuran layanan perpustakaan secara digital pada tahun 2012. Selain itu diupayakan peningkatan pemahaman dan kerjasama dengan perpustakaan umum di kabupaten kota tahun 2010-2011 untuk bergabung dalam jaringan perpustakaan digital seluruh Indonesia tahun 2012.

Bupati Don Wangge mengatakan, perpustakaan digital memang sangat dibutuhkan dan untuk Kabupaten Ende akan diupayakan agar tahun 2012 program IT ini harus jalan. Dengan demikian, dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat.

Sekretaris Badan Perpustakaan Daerah Provinsi NTT, Siga Kristianus pada kesempatan itu mengatakan, perkembangan teknologi yang berkembang cepat membuat perubahan dalam tata kerja. Dahulu, komunikasi dilakukan melalui surat namun saat ini sebuah informasi dapat disampaikan hanya dalam hitungan menit sudah dapat diketahui karena adanya teknologi komunikasi.

Perpustakaan di NTT, kata dia, belum sepenuhnya menyesuaikan dengan era digital. Pelayanan perpustakaan detikmasih konvensiona dan banyak kendala sehingga belum dapat diakses seluruh masyarakat yang membutuhkan. Apalagi akses bahan-bahan dari daerah lain sangat sulit dilakukan. Dalam era digitalisasi semuanya bisa transparan. Informasi suatu daerah dapat denga mudah diakses daerah lain. Dalam rapat-rapat di tingkat nasional, banyak provinsi yang sudah membicarakan perpustakaan digital sedangkan NTT belum. Dia berharap, dari workshop ini nantinya bisa menghasilkan sebuah rekomendasi terkait pengembangan perpustakaan digital atau perpustakaan elektroni tersebut.

Atot Kurdian, Konsultan Senior Perpustakaan Digital mengatakan, daerah-daerah di NTT memiliki potensi dan dengan adanya perpustakaan elektronik potensi tersebut dapat dibagikan dengan daerah lain yang jaraknya cukup jauh. Dengan teknologi informasi saat ini, semua itu memungkinkan sehingga sangat perlu untuk membangun perpustakaan digital. Karena itu dia berharap semua daerah memiliki visi dan misi yang sama dan baik untuk saling berbagai potensi di setiap daerah.

Duni IT, kata Atot, sudah sangat berkembang. Penggunaan HP merupakan bagian dari teknologi informasi dan potensi yang ada tinggal dimaksimalkan lagi. Bisa membangun jejaring dalam perpustakaan digital provins.

Ketua Panitia, Yohan A B Loban mengatakan dari workshop ini diharapkan dapat mnghasilkan rekomendasi untuk pengembangan kerangka kerja dan implementasi perpustakaan digital sesuai dengan perencanaan.

Dikatakan, pemilihan Ende menjadi tuan rumah karena Ende sudah mulai mengambil langkah-langkah untuk masuk dalam jaringa perpustakaan digital yang dapat diakses publik. Dengan adanya perpustakaan digital, akan lebih mudah diakses dan bahannya akan jauh lebih lengkap serta mudah dalam penggunaan.

Kegiatan ini, lanjutnya dimaksudkan untuk membangun jaringan kerjasama dalam penyediaan perpustakaan digital yang mudah dan dapat diakses public. Juga dengan demikia, dapat menjadikan perpustakaan digital sebagai salah satu SKPD yang terdepan dalam melayani public.

Kegiatan ini dihadiri para pihak terkait yang menangani perpustakaan di kabuaten kota masing-masing. Menghadirkan pula dua orang ahli bidang perpustakaan digital yakni Atot Kurdian dan Sapto Budi Prasetyo.

Penyidik Polres Ende Limpahkan Tersangka dan Barang Bukti Kasus Ganja

· Diancam Penjara 12 Tahun

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Penyidik Kepolisian Resor (Polres) Ende melimpahkan tersangka dan barang bukti kasus ganja setelah Jaksa Penuntut Umum menyatakan berkas berita cara pemeriksaan (BAP) lengkap atau P 21. Dua tersangka pelaku masing-masing Fadlin alias Alen dan Adnan Ibrahim alias Nano dilimpahkan ke kejaksaan bersama sejumlah barang bukti diantaranya ganja seberat 8,1556 gram, satu unit HP, celana milik tersangka Fadlin dan dua botol sampel urine hasil pemriksaan di RSUD Ende.

Pelimpahan tersangka dan barang bukti kasus ganja ini dilakukan pada Selasa (19/7). Kedua tersangka diantar Kaur Bin Ops Satuan Narkoba, Aipda Ekes Irenie Sinlae bersama tiga penyidik lainnya.

Aipda Ekes Sinlae kepada wartawa di Kantor Kejaksaan Negeri Ende mengatakan, pelimpahan tahap dua berupa tersangka dan barang bukti ini dilakukan setelah Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Ende yang menangani kasus ini sudah menyatakan BAP lengkap atau P 21. Setelah dinyatakan lengkap, penyidik dan JPU bersepakat agar pelimpahan tahap keduanya dilakukan pada Selasa. “Karena itu hari ini kita langsung limpahkan tersangka dan barang bukti ke kejaksaan,” kata Ekes.

Dikatakan, selama menjalani pemeriksaan, kedua tersangka Fadlin alias Alen dan Adnan Ibrahim alias Nano ditahan penyidik. Keduanya menjalani masa penahanan 20 hari sejak penangkapan 23 Mei-13 Juni. Selanjutnya dilakukan perpanjangan masa tahanan selama 40 hari dari 13 Juni-22 Juli. Sebelum masa penahanan kedua berakhir, lanjutnya, penyidik segera melimpahkan keduanya bersama barang bukti setelah berkas dinyatan P 21 oleh JPU.

Jaksa Penutut Umum, Deden Soemantri mengatakan, dalam kasus ini, dia dan Theresia Weko yang menjadi JPU. Setelah menerima pelimpahan tahap kedua ini, kata Deden, kedua tersangka tetap ditahan. Keduanya akan menjadi tahanan kejaksaan dengan masa penahanan selama 20 hari.

Dikatakan, setelah menerima kedua tersangka dan barang bukti, JPU akan segera menyusun tuntutan dan menyiapkan pelimpahannya ke pengadilan untuk disidangkan. Pelimpahan ke pengadilan, kata Deden akan dilakukan secepatnya sebelum masa penanan 20 hari berakhir.

Kedua tersangka kata Deden diancam penjara paling singat empat tahun dan paling lama 12 tahun dengan denda paling sedikit Rp800 juta dan paling banyak Rp8 miliar karena melanggar pasal 111 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika junto pasal 55 ayat 1 ke 1KUHP.

Diberitakan sebelumnya, Tim Penyelidikan Narkotika Kepolisian Resor (Polres) Ende berhasil menangkap dan menagamankan Fadli alias Alen, mahasiswa semester V salah satu perguruan tinggi di Ende pemilik dan pengedar narkotika jenis ganja saat hendak melakukan transaksi ganja pada Minggu (22/5). Fadli alias Alen ditangkap Tim Lidik Narkotika di Kelurahan Paupanda dekat kediamannya saat berjalan kaki hendak melakukan transaksi ganja dengan pemesan yang diidentifikasi bernama Adnan Ibrahim alias Nano. Dari tangan tersangka pelaku pemilik dan pengedar ganja Fadli alias Alen, Tim Lidik Narkotika berhasil mengamankan tiga paket ganja kering dengan total seberat 8,35 gram.

Dari hasil pemeriksaan, kata Kapolres AKBP Darmawan Sunarko melalui AKP Albertus Neno, Fadli alias Alen mengakui bahwa ganja itu dipesan oleh Adnan Ibrahim alias Nano. Diakuinya, pada tanggal 19 Mei lalu, Adnan Ibrahim alias Nano mentransfer uang sebesar Rp100 ribu kepada Fadli alias Alen melalui adiknya di Mataram-NTB . Tersangka mengakui, dia baru pertama kali ke Mataram dan kembali membawa ganja. Ganja tersebut merupakan pesanan dari Adnan Ibrahim alias Nano.

Sunarko melalui Albertus Neno mengatakan, dari keterangan Fadli alias Alen, polisi juga menangkap Adnan Ibrahim alias Nano. Semula saat diperiksa, dia mengakui uang yang dia kirim bukan untuk beli ganja namun untuk beli baju. Namun setelah diperiksa lebih lanjut, baru da mengakui bahwa uang itu dia kirim untuk membeli ganja.

Kinerja Keuangan di Tahun 2010 Belum Mencapai Target

· Dewan Pertanyakan Kewajiban Pemerinta pada Pihak Ketiga

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Kinerja keuangan pada tahun aggaran 2010, realisasi pengelolaan dananya oleh entitas akuntansi mencerminkan kinerja keuangan yang dicapai. Dari sisi pendatan, kinerja keuangan yang dicapai belum memenuhi harapan atau tidak mencaai target. Kondisi ini terliha dari target dan realisasi yang dicapai pada tahun 2010. Pada sisi belanja, terdapat efisiensi penggunaan dana oleh satuan kerja perangkt daerah (SKPD).

Hal itu dikatakan Bupati Ende Don Bosco M Wangge saat menyampaikan penjelasan nota keuagan atas rancangan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun aggaran 2010 dalam siding pperaturan daerah ripurna DPRD Ende, Senin (18/7). Bupati Don Wangge mengatakan, realisasi pendapatan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 4,03 persen dari target pendapatan yang ditetapkan. Pendapatan yang ditetapkan adalah sebesar Rp480,631 namun berhasil direalisasikan sebesar Rp461,238 miliar.

Pada sisi belanja, lanjutnya, terdapat peningkatan efisiensi di mana pada tahun 2009 sebesar 6,47 persen naik menjadi 9,69 persen pada tahun 2010. Di mana belanja yang ditetapkan sebesar Rp508,319 miliar namun yang dibelanjakan hanya sebesar Rp459,077 miliar atau terjadi efisiensi anggaran sebesar Rp2,160 miliar.

Dikatakan, secara keseluruhan, capaian kinerja keuangan untuk seluruh program dan kegiatan yang diakomodir melalui belanja operasi adalah sebesar 97,95 persen yaitu total anggaran belanja operasi sebesar oleh Rp409,551 miliar berhasil direalisasikan sebesar Rp401,172 miliar. Belanja modal sebesar Rp56,701 miliar dari anggaran yang dialokasikan sebesar Rp97,268 miliar atau 58,29 persen. Belanja tak terduga dialokasikan sebesar Rp1,1 miliar dan direalisasikan sebesar Rp807,2 juta atau 73,38 persen. Kondisi itu disebabkan banyaknya program dan kegiatan yang danggarkan paubahan APBD 2010 belum terealisasisampai akhir tahun anggaran.

Kontribusi terbesar untuk pendapatan asli daerah, kata Bupati Don Wangge berasal dari pos retribusi daerah yakni sebesar Rp7,5 miliar diikuti lain-lain PAD yang sah sebesar Rp6,3 miliar. Pajak daerah sebesar Rp3,4 miliar, bagi hasil perusahaan milik daerah sebesar Rp1,3 miliar dan tetap besarannya dari tahun ke tahun. Totl capaian PAD thun 2010 adalah 75,80 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp24,687 miliar atau berhasil direalisasikan sebesar Rp18,714 miliar.

Dikatakan, kinerja keuangan dari sisi belaja pada tahun 2010 secara umum terjadi efisiensi di mana, setiap program dan kegiatan yang dencanakan dapat berjalan dengan baik dengan realisasi fisik mencapai 100 persen dan realisasi keuangan mencapai 90,32 persen. Kondisi ini menunjukan terjadi efisiensi sebesar 9,68 persen dari total belanja keseluruhan Rp508,319 miliar.

Anggota DPRD Ende, Haji Pua Saleh dan Abdul Kadir Hasan Mosa Basa dalam rapat di ruang rapat Gabungan Komisi mempertanyakan arus kas keluar pada komponen belanja modal yang mencapai 90 persen lebih. Menurutnya, jika realisasi fisik 100 persen dan realisasi keuangan 90 persen mengapa masih ada kewajiban pemerintah sebesar 25 persen lebih. Belanja, kata dia dilakukan melebihi pendapatan dan terjadi deficit yang ditutup dengan dana silpa. Menurutnya, jika dana yang masuk realisasnya 100 persen dan keluarnya juga sudah 100 persen dan masih ada kewajjiban 25 persen maka asumsinya aada deficit pada komponen belanja.

Tiga Ranpeda Akhirnya Setuju untuk Dibahas dan Ditetapkan

· Pemerintah dan DPRD Tandatangan Berita Acara Persetujuan

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos
Tiga buah rancangan peratuan daerah (Ranperda) yang sebelumnya sempat ditolak untuk dibahas dan ditetapkan oleh fraksi-fraksi di DPRD Ende sehingga tertunda pembahasan dan penetapannya akhirnya disetujui untuk dibahas dan ditetapkan. Penundaan pembahasan dan penetapan ini sempat menimbulkan reaksi massa. DPRD Ende dan pemerintah sudah menandatangani berita acara persetujuan bersama DPRD Ende dengan bupati Ende tentang ranperda.

Tiga ranperda tersebut antara lain, Ranperda tentang Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan bukan Kayu pada Lahan Milik dan Hutan Lainnya. Ranperda tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Ranperda tentang Pembentukan Desa Uzuzozo, Desa Kurusare dan Desa Waturaka dalam Wilayah Kabupaten Ende.

Penandatangan berita cara persetujuan itu dilakukan dalam rapat paripurna X DPRD Ende, Sein (18/7). Rapat paripurna dipimpin Ketua DPRD Ende, Marselinus YW Petu tanpa didampingi dua wakil ketua. Dari pemerintah hadir Bupati Ende, Don Bosco M Wangge, Wakil Bupati, Haji Achmad Mochdar, Asisten I, Martinus Ndate, Asisten II Don Randa Ma dan Asisten III, Abdul Sukur Muhamad. Hadir pula para pimpinan SKPD dan pegawai lingkup Pemda Ende.

Marsel Petu pada kesempatan itu mengatakan, setelah mencermati keseluruhan pendapat akhir fraksi yang mayoritas menolak delapan ranperda yang berujung pada tidak ditandatanganinya berita acara persetujuan bersama tentang sejumlah ranperda yang diajukan pemerintah telah menyedot perhatian semua pihak dan ditunjukan dengan aksi unjuk rasa komponen masyarakat di daerah ini. Menanggapi itu, sesungguhnya tidak berhenti berproses dan tetap membangun komunikasi politik, baik dengan pimpinan partai politik, pimpinan fraksi-fraksi dan dengan pemerintah.

Dalam alam demokrasi, kata Marsel Petu, boleh-boleh saja berbeda pendapat dan memberikan penilaian terhadap suatu objek tertentu dengan berbagai argumentasi, persepsi, penafsiran baik yang mengacu pada regulasi maupun berdasarkan asumsi apalagi sifatnya sangat subjektif. Menyikapi sikap yang multi tafsir tersebut, Dewan tentunya harus memiliki sikap tegas dan konsisten untuk tetap berpijak pada regulasi yang memayungi semua proses dalam menetapkan setiap kebijakan.

Usai penandatangan berita acara persetujuan Marsel Petu mengatakan, dengan penandatanganan tersebut maka terjaab sudah sebagin dari apa yang menjadi tugas yang hasilnya dinikmati oleh masyarakat.

Usai penandatanganan berita acara persetujuan tersebut, paripurna X dilanjutkan dengan penyampaian penjelasan pemerintah terhadap nota keuangan atas rancangan perda pertanggungjawaban pelaksnaan APBD tahun anggaran 2010.