09 April 2008

Kerugian Materil Akibat Bencana Alam di Ende Rp24 Miliar

Belum Semua Kerusakan Dihitung
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Akibat bencana alam yang terjadi di Kabupaten Ende sejak bulan Desember 2007 hingga akhir Februari 2008, kerugian materil yang diakibatkan ditaksasi mencapai Rp24 miliar lebih. Namun total kerugian ini masih bersifat sementara mengingat masih banyak kerusakan terutama prasarana jalan yang belum dihitung total kerugiannya dan saat ini masih dilakukan pendataan.
Hal itu dikatakan Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Ende, Gati Gabriel di ruang kerjanya, Selasa (18/3). Dikatakan, data kerugian bencana itu bersumber dari hasil pendataan yang dilakukan Bagian Pembanguna, data dari Badan Kesbanglinmas dan laporan dari Dinas Pertanian dan Peternakan selama terjadinya bencana alam banjir, angin kencang, tanah longsor sejak Desember 2007-Februari 2008.
Dikatakan, bupati juga telah menghimbau dinas teknis untuk melakukan pendataan terhadap kerusakan yang terjadi di lapangan dan menghitung kerugian akibat kerusakan yang ada. Jika semua data telah terhimpun, kata Gati Gabriel, data-data kerusakan dan total kerugian yang ada akan dikirim ke gubernur.

Harapkan Bantuan
Pengiriman data kerusakan dan total kerugian yang dialami itu, kata Gati Gabriel diharapkan pemerintah provinsi dapat menindaklanjuti dengan memberikan bantuan guna penanggulangan kerusakan yang ditimbulkan akibat bencana tersebut. Dikatakan, sebelum bantuan provinsi diturunkan, pemerintah daerah telah berupaya memberikan penanganan terhadap kerusakan akibat bencana menggunakan dana APBD. Bantuan dari provinsi diharapkan dapat dikucurkan secepatnya agar jangan sampai kerusakan yang ditimbulkan bencana terdahulu akhirnya menjadi semakin parah jika nantinya terjadi bencana susulan. “Kita tidak tahu kondisi alam ke depannya seperti apa.”
Kerusakan-kerusakan ringan, kata Gati Gabriel, telah diarahkan oleh bupati agar kerusakan-kerisakan ringan tersebut untuk sementara diatasi menggunakan dana tanggap darurat. Namun penanganannya tidak maksimal karena keterbatasan dana sehingga beberapa kerusakan diperbaiki apa adanya agar bisa dimanfaatkan masyarakat.
Dia mengatakan, dana tanggap darurat sejauh ini belum diketahui besarannya karena langsung dialokasikan kepada dinas-dinas teknis yangada.
Staf Bagian Pembangunan Achmad Kota mengatakan, Bagian Pembangunan saat ini tengah melakukan pendataan kerusakan dan membuat perhitungan total kerugian. Kerusakan yang paling banyak yang belum terdata yakni kerusakan pada sarana jalan dan jembatan karena untuk menghitung total kerugiannya mebutuhkan tenaga teknis yang tahu persis secara teknis kerugian yang timbul dari kerusakan jaland an jembatanyang ada.
Dari data yang dihimpun Bagian Pembangunan, kerusakan yang terjadi masing-masing, Kecamatan Ende Selatan berupa, kerusakan bangunan SDK Puufeo, kerugian masih dihitung, tanaman pertanian berupa jagung kerugian Rp4,5 juta, pisang 1000 hektar Rp50 juta. Kerusakan perumahan akibat angin kencang total kerugian Rp735 juta. Ende Tengah, kerusakan perumahan akibat angin kencang total kerugian Rp30 juta. Ende Timur kerusakan padi tujuh hektar kerugian Rp45 juta, jagung 10 hektar kerugian Rp245 juta, pisang 1500 rumpun kerugian Rp37,5 juta. Ende Utara, kerusakan badan jaan sepanjang 35 meter kerugian sebesar Rp500 juta, kerusakan jagung 10 hektar kerugian Rp45 juta, pisang kerugian Rp50 juta, ubi kayu tujuh hektar kerugian Rp105 juta. Kerisakan perumahan total kerugian Rp120 juta, kerusakan gedung SDI Barai 2 kerugian Rp2 juta. Total kerugian hanya untuk empat kecamatan dalam wilayah Kota Ende telah mencapai Rp1,969 miliar. Kecamatan Ende total kerugian mencapai Rp477 juta akibat keruksan padi ladang, jagung dan ubi kayu. Kecamatan Nangapanda, total kerugian Rp 632,5 juta, Maukaro banyak jalan yang rusak dan belum dilakukan taksasi kerugian, sedangkan kerusakan padi, jagung dan pisang mencapai total kerugian Rp623,5 juta. Maurole longsoran tebing, abrasi, banjir dan kerusakan tembok penyokong total kerugian Rp1,5 miliar dan sudah ditangani Rp500 juta menggunakan dana tanggap darurat.
Kota Baru, perumahan yang rusak total kerugian Rp45 juta. Wewaria banyak tanggul rusak, bronjong pengaman rusak dan jga kerusakan jaringan irigasi. Total kerugian masih dalam perhitungan. Sedangkan kerusakan tanaman pertanian mengakibatkan kerugian sebesar Rp1,035 miliar dan kerusakan perumahan total kerugian Rp180 juta. Di Kecamatan Detusoko, kerusakan tanaman pertanian, perumahan dan fasilitas umum ditaksasi mencapai kerugian Rp1,853 miliar. Wolowaru kerusakan tanaman pertanian dan perumahan mencapai kerugian Rp1,848 miliar. Wolojita mengalami kerusakan tanaman pertanian dengan total kerugian mencapai Rp531 juta.
Detukeli total kerugian akibat longsoran tebing dan tanaman pertanian total kerugian mencapai mencapai Rp7,036 miliar. Lio Timur akibat kerusakan tanaman pertanian dan perumahan mengalami kerugian Rp1,228 milir. Ndori akibat rusaknya tembok penahan [antai akibat abrasi mengalami kerugian Rp1 miliar. Pulau Ende, total kerugian Rp470 juta, Kelimutu akibat kerusakan jalan dan hanutnya jembatan, kerusakan tanaman pertanian dan kerusakan perumahan total kerugian mencapai Rp651 juta. Ndona Timur terdapat total kerugian Rp707,5 juta akibat kerusakan tanaman pertanian dan terjadi longsor dan reruntuhan tembok penyokong.
Dari 20 kecamatan tersebut, Kecamatan Ndona belum memasukan data kerusakan dan total kerugian yang dialami selama terjadinya bencana alam Desember-Februari yang lalu.

Tidak ada komentar: