12 Agustus 2008

Materi Sosialisasi PWF

oleh Hieronimus Bokilia
(Ketua Umum PWF)
PROFILE ORGANISASI
PERHIMPUNAN WARTAWAN FLORES (PWF)
Sekretariat Jln. El Tari-Ende-Flores-NTT, HP 0852 3900 8081, 0852 3930 7555

A. Latar Belakang
Wartawan yang bertugas di wilayah Kepulauan Flores selama ini belum memiliki wadah lokal yang menghimpun dan menjdi wadah saling tukar informasi di antara para wartawan. Menyadari pentingnya sebuah organisasi yang menjadi wadah berhimpun dan tukar informasi di antara para wartawan yang bertugas di wilayah Kepulauan Flores, para wartawan kemudian berkumpul bersama membicarakan pembentukan wadah atau organisasi wartawan dimaksud.

B. Sejarah Pembentukan
• Pembentukan Perhimpunan Wartawan Flores difasilitasi oleh Swisscontact LED-NTT dan Yayasan Pantau. Lembaga ini memberikan motifasi dan dukungan kepada para wartawan untuk menghimpunkan diri dalam satu wadah agar bisa memberikan manfaat bagi pengembangan kapasitas para wartawan dan sebagai sarana sering informasi di antara para wartawan. Swisscontact kemudian memfasilitasi pertemuan wartawan yang semula dihadiri oleh para wartawan dari empat kabupaten yakni Ngada, Ende, Sikka dan Flotim. Pertemuan digelar pada bulan September di aula PSE Ende, Jalan Anggrek.
•Dalam pertemuan ini, hadir juga Andreas Harsono dari Yayasan Pantau. Dia banyak memberikan masukan untuk terbentuknya wadah wartawan. Namun dalam pertemuan awal ini belum berhasil membentuk organisasi wartawan. Alasan mendasar pada waktu itu adalah cakupan wilayah Flores sedangkan yang hadir hanya empat kabupaten. Selain itu perdebatan panjang juga muncul soal keterlibatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam wadah yang akan dibentuk. Kata sepakat pun belum bisa diambil pada waktu itu dan pembentukan organisasi wartawan ditunda.
•Selanjutnya, Swisscontact kembali memfasilitasi pertemuan Tim Tujuh di Maumere pada 20 Nopember 2006 yang membicarakan rencana pertemuan raya para wartawan kedua dan menyusun acuan yang dijadikan bahan pertemuan. Tim Tujuh yang hadir dalam pertemuan antara lain, Yos Hadjon dari Lembata, Wall Abulat dari Sikka, Rosa Dalima dari Ende, Anto Manatapi dari Ngada, Boni Mardianus dari Manggarai dan Ferdi Jemaun dari Manggarai Barat. Dari Swisscontact hadir Rosalia Rabu dan Etin Suryatin. Tim Tujuh waktu itu tidak dihadiri utusan dari Flores Timur.
•Tim Tujuh akhirnya menyepakati untuk kembali menggelar pertemuan pada 8-9 Desember 2006.
•Menyadari pentingnya wadah sebagai wahana sering pengalaman dan peningkatan kapasitas jurnalis di Kepulauan Flores, maka pada pertemuan dua hari di aula BK3D, Jalan Melati dari tanggal 8-9 Desember, pembicaraan para wartawan mulai mengarah dan mengerucut pada kesepakatan untuk membentuk wadah wartawan Flores.
•Maka pada tangal 8-9 Desember 2006, semua wartawan yang hadir bersepakat membentuk satu wadah yang disepakati bernama Perhimpunan Wartawan Flores disingkat PWF. Pada saat itu, forum juga secara aklamasi setelah melalui proses seleksi calon memilih Hieronimus Bokilia sebagai ketua Umum PWF untuk masa bakti 2006-2008 atau selama dua tahun.

C. Nama, Bentuk dan Lambang
•Nama perhimpunan ini adalah Perhimpunan Wartawan Flores yang disingkat PWF dan berbentuk perhimpunan dengan lambang burung merpati membentangkan sayap, pena dan buku bertuliskan PWF dengan warna dasar biru dan dikombinasikan dengan tulisan Perhimpunan Wartawan Flores pada bagian bawah membentuk setengah lingkaran. PWF berasaskan Pancasila dan konstitusi Republik Indonesia, berpedoman pada kode etik jurnalistik Indonesia

D. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
•Visi PWF adalah terwujudnya kapasitas jurnalis yang professional dan independen sesuai dengan kode etik jurnalistik Indonesia.

b. Misi PWF
•Meningkatkan kapasitas jurnalis di Kepulauan Flores
•Sebagai media sharing informasi
•Membangun solidaritas antara sesama wartawan di Kepulauan Flores
•Memperluas akes informasi kepada masyarakat; dan
•Meningkatkan pemberdayaan ekonomi local

c. Tujuan PWF
•Memperjuangkan hak berpendapat, hak atas informasi, hak berkumpul dan hak berserikat bagi semua orang
•Membela dan memperjuangkan harkat dan martabat, kesejahteraan jurnalis dan pekerja pers di Kepulauan Flores
•Membangun kerja sama dengan masyarakat, pemerintah, LSM, lembaga donor yang memiliki komitmen untuk membangun masyarakat dan penyebarluasan informasi
Perhimpunan Wartawan Flores bersifat independen, non partisan dan berorientasi pada upaya pencerahan masyarakat dalam segala aspek.

d. Usaha-Usaha PWF
•Menggalang solidaritas sesama jurnalis dan pekerja pers
•Meningkatkan kemampuan profesi jurnalis
•Membantu masyarakat menggunakan hak informasinya secara baik
•PWF meliputi wilayah Kepulauan Flores yakni dari Manggarai Barat, Manggarai, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur dan Lembata dan di setiap kabupaten memiliki koordinator masing-masing.
•Keanggotaan PWF bersifat perorangan dan terbuka bagi setiap wartawan yang bertugas di Kepulauan Flores. Kenaggotaan terdiri atas dua yakni anggota biasa dan anggota luar biasa.

e. Lingkup Organsasi dan Keanggotaan PWF
•PWF meliputi wilayah Kepulauan Flores yakni dari Manggarai Barat, Manggarai, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur dan Lembata dan di setiap kabupaten memiliki koordinator masing-masing.
•Keanggotaan PWF bersifat perorangan dan terbuka bagi setiap wartawan yang bertugas di Kepulauan Flores. Keanggotaan terdiri atas dua yakni anggota biasa dan anggota luar biasa.

E. Badan Pengurus PWF
•Badan Pengurus PWF terdiri atas, satu orang Ketua Umum, Ketua 1 dan ketua 2, Sekretaris Umum, Sekretaris 1 dan Sekretaris 2, Bendahara Umum. Terdapat enam divisi yakni Divisi Advokasi dan Hukum, Divisi Pengembangan Kapasitas, Divisi Humas, Divisi hubungan Antar Lembaga, Divisi pengembangan Sosial Ekonomi dan Divisi Pemberdayaan perempuan.

Komposisi Pengurus PWF
•Ketua Umum : Hieronimus L. Bokilia (Wartawan Harian Umum Flores Pos, Jln. El Tari, HP 0852 3900 8081)
•Ketua 1 : Patris Anggo (Radio Be Smart, Kelurahan Watu, Ruteng, Manggarai, HP 0813 3945 5064)
•Ketua 2 : Hans Hadjon (Wartawan Mingguan Buser Timur, HP 0852 3900 3304)
•Sekretaris Umum : Bernadus Barat Daya (Radio Suara Komodo FM Labuan Bajo, Manggarai Barat, HP 0813 3945 4721)
•Sekretaris 1 : Rosa Dalima (Reporter RRI Ende, Jln Anggrek, HP 0852 3930 7555)
•Sekretaris 2 : Adrian Pantur (Kontributor SCTV, Jln. Adi Sucipto Maumere, Sikka, HP 0812 3839 481)
•Bendahara Umum : Yusvina Nona (Reporter Flores Pos, Jln. El tari, HP 0852 3907 2848)

Divisi-Divisi :
•Divisi Advokasi dan Hukum : Syarif Lamabelawa (Reporter Harian Umum Flores Pos, Jln. Raja Centis, Maumere, Sikka, HP 0813 3944 8471)
•Divisi Pengembangan Kapasitas : Jos Hadjon (Reporter Harian Umum Flores Pos, Jln Trans Lembata, Lembata, HP 0852 3901 5474)
•Divisi Humas : Yamin Mapawa (Mingguan Surya NTT, Jln. Pahlawan, Ende, HP 0852 3906 6447)
•Divisi Hubungan Antar Lembaga : Anto Manatapi (Reporter RSPD Ngada, Jln. Gatot Subroto, Bajawa, Ngada, HP 0852 5301 0738)
•Divisi Pengembangan Sosial Ekonomi : Ferdi Son (Kelurahan Waiklambu, Manggarai Barat, HP 0812 3797 270)
•Divisi Pemberdayaan Perempuan : Ana Marlinda Boleng (Radio Surya FM Boawae, Nagekeo, HP 0813 3910 3380)

Badan Penasehat
* Frans Anggal (Pemimpin Redaksi Harian Umum Flores Pos)
•Yoseph Laga Doni Herin (Wakil Bupati Flores Timur)
•Wempi Anggal (Direktur Radio Be Smart Mangarai)
•Kepala RRI Ende
•John Demu (Kepala RSPD Ngada)

F. Kesekretariatan
•Untuk sekretariat, sampai saat ini PWF belum memiliki secretariat tetap dan masih berupaya mencarinya walau dalam keterbatasan. Untuk sementara Secretariat PWF menggunakan salah satu ruangan di Kantor Redaksi Harian Umum Flores Pos walau belum dimanfaatkan secara efektif karena fasilias pelengkap belum dimiliki organisasi.

G. Program Kerja dan Kegiatan
•Program kerja PWF secara rinci belum terprogram, namun dalam pertemuan badan Pengurus PWF di Ende pada Januari 2007 lalu, telah merencanakan untuk menyelenggarakan Seminar Sehari Jurnalistik bertepatan dengan Hari Pers Nasional pada tanggal 9 September 2007 dan pelaksanaan kegiatan sukses. Tema kegiatan seminar jurnalistik “Bersama PWF Kita Wujudkan Pers yang Bermutu dan Independen”,. Pembicara yang hadir pada saat itu antara lain Yoseph Laga Doni Herin, Bujte Hello, Cirilus Bau Engo dan Joni Djoka. Sedangkan Lorens Tato tidak berkesempatan hadir.
•Ke depan PWF akan terus berupaya menggelar kegiatan pelatihan dalam rangka meningkatkan kapasitas jurnalis di Kepulauan Flores.
•Selain kegiatan ini, PWF juga telah menggelar workshoop tentang Penulisan Berita Ekonomi selama dua hari dari tanggal 12-13 April 2007 bertempat di Aula BEKATIGADE Ende. Pemateri tunggal dalam workshop ini adalah Pemimpin Redaksi Investor Daily Jakarta, Primus Dorimulu. Peserta workshop adalah utusan anggota PWF dari tujuh kabupaten dengan alokasi peserta tiap kabupaten dua orang.
•PWF juga bekerja sama dengan LSM antara lain FIRD, Yayasan Tananua Flores dan organisasi lainnya di Ende turut membentuk Kelompok Solidaritas Bencana Manggarai dan ikut membantu dalam proses pencarian dana bencana alam
•PWF juga bersama Yayasan Pantau menggelar dua kali diskusi. Diskusi pertama mengambil tema anggaran Bidang Kesehatan dengan pembicara dr. Agustinus G. Ngasu, MMR dan diskusi kedua anggaran publik yang rawan dikorupsi dengan pembicara Jhon SinlaELoe dari PIAR Kupang.
•Dalam rangka menunjang keberlangsungan PWF, masih banyak kekurangan yang harus dibenahi dan dilengkapi. Di antaranya, sekretrariat PWF dan fasilitas penunjang lainnya serta sarana dan prasara pendukung dalam menunjang kelanjutan organisasi PWF agar tetap eksis dan bisa berbuat banyak bagi anggota PWF dalam rangka upaya peningkatan kapasitas jurnalis yang semakin bermutu dan dapat memperjuangkan kebebasan pers dan kemudahan akes informasi bagi masyarakat.
•Kegiatan yang sudah dirancang yakni berupa pelatihan penulisan berita bagi wartawan media cetak, pelatihan penyiaran bagi wartawan media eletronik dan rencana magang ke media cetak nasional dan radio swasta yang manajemen pengelolaannya sudah baik.

H. Penutup
•Perhimpunan Wartawan Flores belum banyak berbuat untuk masyarakat. Keberadaan PWF diharapkan bisa memberikan perubahan terutama bagi anggota PWF sendiri dalam kaitan dengan peningkatan kapasitas jurnalis sehingga para wartawan semakin ditingkatkan kemampuan jurnalisnya dan bisa menyajikan berita bermutu dengan tetap menjunjung kode etik jurnalistik Indonesia dan mengutamakan kebebasan pers yang bertanggung jawab.

Tidak ada komentar: