02 September 2009

Pada Beban Puncak, PLN Ranting Bajawa Kekurangan Daya 240 Kw

* Kekurangan Disuplai PLN Ende
Oleh Hieronimus Bokilia


Bajawa, Flores Pos
PT PLN Ranting Bajawa pada setiap beban puncak selalu mengalami kekurangand aya lebih kurang 250 kw. Kekurangan daya tersebut disuplai dari PLN Ende dengan membantu suplai listrik mulai dari area Nangaroro sampai area Boawae. Dengan suplai listrik dari PLN Ende membantu kelancaran pendistribusian listrik kepada pelanggan di area layanan PLN Ranting Bajawa. Kondisi ini cukup membantu sehingga tidak lagi terjadi pemadaman bergilir.

Hal itu dikatakan Kepala PLN Ranting Bajawa, Philpus Fernandes kepada Flores Pos di ruang kerjanya, Sabtu (29/8). Fernandes mengatakan, untuk PLN Ranting Bajawa selama ini melayani 6.700 pelanggan dengan memanfaatkan sembilan unit mesin. Dengan sembilan mesin yang ada dengan daya 2.900 kw. Dengan daya yang ada maka PLN mengalami kekurangan daya terutama pada beban puncak karena pada beban puncak daya terpakai sampai 3000 kw. Secara riil PLN memang hanya mengalami kekurangan 100 daya namun demikian jika secara teknik diperhitungkan maka secara keseluruhan PLN Ranting Bajawa mengalami kekurangan daya 240 kw.

Kekurangan daya itu sejauh ini telah berhasil diatasi setelah PLN Ende membantu suplai listrik dari Ende. PLN Ende membantu suplai listrik dari wilayah Nangaroro sampai daerah Olaowa-Boawae. Dengan bantuan suplai listrik dari Ende maka pelayanan listrik kepada para pelanggan dapat berjalan maksimal dan tidak lagi terjadi pemadaman bergilir seperti waktu-waktu sebelumnya. “Sekarang kita tidak lagi lakukan pemadaman. Kekurangan daya kita sudah dibantu Ende.”

Dikatakan pula, saat ini untuk kondisi sembilan unit mesin yang dimiliki sudah tidak ada masalah lagi. Semuanya dalam kondisi baik dan mampu beroperasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Hanya saja dalam pelayanan terkadang terjadi pemadaman secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Kondisi itu, kata Fernandes bukan karena disengaja oleh PLN. Hal itu terjadi karena ada warga yang dengan sengaja melempar kabel jaringan sehingga bisa mempengaruhi distribusi jariangan bahkan dapat menimbulkan kerusakan pada mesin dan dapat mengganggu pelayanan kepada masyarakat. “Ini saya anggap sudah jadi budaya di sini. Setiap ada pesta dan minum mabuk ada warga yang suka sekali lempar jaringan.”

Terkait PLTU Mataloko yang hingga kini belum juga dioperasikan, Fernandes mengatakan, seharusnya pada 10 Agustus yang lalu dilakukan ujicoba pengoperasiannya. Namun batal karena adanya kerusakan pada pipa air (water zet) yang saat ini sedang dalam perbaikan. Dikatakan, PLTU Mataloko yang sedang dipersiapkan itu dengan daya 1,8 mega. Jika nanti dioperasikan dan dijual PLN kepada masyarakat maka dengan daya yang ada mampu menutupi kekurangan daya yang dimiliki. Dengan 1,8 mega atau 1.800 kw maka dapat membantu suplai daya dan menambah daya yang sudah ada saat ini. Jika sudah beroperasi maka dengan daya yang sudah dimiliki saat ini 2.900 kw maka akan menjadi 4.800 kw yang tersedia. Dengan demikian, akan terjadi surplus daya sebanyak 1.800 kw.

Dia berharap, dengan daya yang ada ini, nantinya dapat menjawabi pemasangan baru mengingat banyaknya daftar tunggu pelanggan yang ada di PLN Ranting Bajawa. Saat ini jumlah daftar tunggu pelanggan PLN sebanyak lebih kurang 500. namnun, kata dia, dari jumlah itu yang terdaftar secara resmi di PLN hanya sebanyak 100 lebih. Daftar tunggu ini realisasi pemasangannya tergantung pada kuota yang diberikan oleh pusat. Jika pusat merealisasikan jatah untuk NTT secara umum dalam jumlah banyak maka dia yakni pada 2009 ini daftar tunggu dapat terjawab.

Anggota DPRD Ngada dari Partai Keadilan Sejahtera, Muchlis Manepo kepada Flores Pos di gedung Dewan mengatakan, pemadaman yang dilakukan PLN tanpa adanya pemberitahuan kepada masyarakat jelas sangat merugikan para pelanggan. Kerusakan alat-alat elektronik serig dikeluhkan warga akibat pemadaman yang dilakukan secara tiba-tiba tersebut. Menyikapi kondisi seperti itu, kata Manepo, Dewan akan menyikapinya dengan mengundang pihak PLN dengar pendapat di Dewan. Dengar pendapat itu perlu dilakukan agar Dewan bisa tahu kendala yang dihadapi oleh PLN. Jika mereka terkendala pada mesin pembangkit, lanjut Manepo, Dewan dapat merekomendasikan persoalan itu kepada pemerintah agar bisa mencarikan jalan keluarnya.

Menurutnya, tidak ada masalah jika pemerintah membantu PLN dalam kaitan dengan pelayanan kepada masyarakat pelanggan. Walau diakui bahwa PLN ada perusahaan negara namun pemerintah juga dapat membantunya mengingat pelayanan yang diberikan juga kepada masyarakat Kabupaten Ngada. Pada masa kepemimpinan Bupati sebelumnya, kata dia, pernah dibicarakan untuk memberikan bantuan dana kepada PLN. Namun permintaan kepada pihak PLN untuk menghitung pembiayaan dalam kaitan dengan niat baik pemerintah memberikan bantuan tidak terealisir sehingga tidak berlanjut. Karena itu dia mengatakan, jika memang perlu dibantu maka Dewan siap memfasilitasinya.






Tidak ada komentar: