02 September 2009

Rayakan Ulang Tahun ke-56, Syuradikara Tanam 1000 Bunga

* Gelar Aneka Kegiatan
Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos
SMAK Syuradikara dalam rangka menyongsong hari ulang tahun lembaga pendidikan ini menggelar sejumlah kegiatan. Salah satu kegiatan yang digelar adalah pencanangan dan penanaman 1000 bunga di sekolah ini. Setiap siswa, guru dan pegawai yang ada di lembaga pendidikan ini membawa masing-masing satu pot berisi bunga untuk diletakan di sekolah.

Pencanagan seribu bunga dilaksanakan di halaman SMAK Syuradikara, Selasa (1/9) diawali dengan pemberkatan air dan bunga yang dipimpin Rektor/pemimpin rumah Syuradikara, Pater Herman Sina, SVD. Selain memberkati bunga, bersama Pater Herman Sina, Kepala SMAK Syuradikara, Pater Kanis Bila, SVD dan Wakil Kepala SMAK Syuradikara, Pater John M Balan, SVD memberkati para guru, segenap siswa dan alumni serta simpatisan yang hadir pada acara pencanangan 1000 bunga ini.

Pater Herman Sina, SVD pada acara pencanangan 1000 bunga bertindak selaku pembina upacara. Dalam sapaannya, Pater Herman mengatakan bahwa saat ini dunia mulai diserang sejumlah flu seperti flu burung, flu babi dan ada satu flu yang dengan ciri-ciri muka lebam, gigi rontok, berdarah dan panas. Jika flu ini menyerang segera minum kua asam tiga kali satu dan jika dibawa ke dokter dikawal oleh Pol PP dan polisi. Serentak seluruh siswa menyebutnya sebagai flungku. Terhadap flungku ini, Pater Herman mengatakan kultur Syuradikara adalah kultur yang terhindar dari flungku kendati pada beberapa kegiatan yang akan diselenggarakan akan mengarah kepada flungku.

Terkait pencanagan 1000 bunga ini, Pater Herman mengatakan dengan pencanangan 1000 bunga ini semakin menciptakan iklim saling mengerti, menggairahkan dan menciptakan batin yang pada akhirnya semua akan mengatakan enaknya berada di Syuradikara. “Hindari diri dari flungku dan ciptakan Syuradikara sebagai pencipta pahlawan.”

Ketua Panitia, Pater John M Balan, SVD kepada Flores Pos mengatakan, pelaksanaan pencanangan 1000 pohon ini didasari pada gerakan JPIC untuk menjaga kesatuan lingkungan hidup. Selain itu melaksanakan program Adhiwiyata yang diikuti oleh SMAK Syuradikara di mana SMAK Syuradikara masuk nominasi nasional dalam kaitan dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup dan yang mendukung kegiatan belajar mengajar dengan langkah konkrit menaman tanaman dan pohon, bunga, hemat energi listrik dan air, pengumpulan dan pengolahan sampah yang teratur yang bisa didaur ulang untuk dimanfaatkan lagi oleh banyak orang.

Dikatakan, setelah menanam 1000 bunga akan dilanjutkan lagi dengan penanaman 1000 pohon. Untuk penanaman 1000 pohon ini akan diatur lebih lanjut oleh Tim Adhiwiyata. Pohon-pohon yang diprioritaskan untuk ditanam yakni pohon-pohon produktif seperti buah-buahan dan yang dibutuhkan oleh industri kayu. Penanaman 1000 pohon nantinya selain dilaksanakan di lingkungan Syuradikara juga akan ditanam di daerah-daerah yang dianggap perlu untuk dihijaukan. “Untuk itu kita akan koordinasi dengan pemerintah untuk menghijaukan di kawasan yang butuh dihijaukan.”

Semua kegiatan tersebut, kata Pater John demi memaknai dan memboboti pesta keluarga dalam rangka hari ulang tahun Syuradikara yang mengambil tema ‘dalam semangat sabda Allah kita membangun kultur syuradikara’.

Pater Kanis Bhila, Kepala SMUK Syuradikara dalam khotbahnya pada misa pembukaan rangkaian kegiatan dalam rangka HUT Syuradikara di kapela Syuradikara mengatakan, dalam semangat sang sabda Allah kita membangun kultur Syuradikara tema yang menggugat kepada segenap warga Syuradikara merenung dan merefleksikan sejarah panjang perjalanan panjang lembaga pendidikan Syuradikara selama 56 tahun. Orang selalu mengatakan hidup menjadi berarti bukan karena ditentukan oleh lamanya waktu akan tetapi ditentukan oleh apa yang dibuat, oleh pelayanan, oleh apa yang dikerjakan dan oleh kualitas hidup.

Ada dua pertanyaan yang mengganggu yakni pertama, apakah Syuradikara memiliki kultur tersendiri sebagai sebuah sekolah dan jika ada kultur macam mana dan apa yang harus dibangun. Kedua, sebagai kelanjutan pertanyaan pertama, seandainya benar bahwa sejak didirikan 56 tahun lalu SMAK Syuradikara memiliki kultur apakah kulturnya berbasis pada sabda Allah. Pertanyaan ini, kata Pater Kanis terdengar berat namun menurutnya, harus berani dan terus berani bertanya pada diri sendiri karena pada akhirnya dalam seluruh proses perjalanan hidup dan panggilan harus memberikan jawaban. Dikatakan, dengan kebesaran kasih Allah dalam dan melalui Serikat Sabda Allah yang telah diberikan talenta dan kuasa untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang tidak hanya bertujuan mencerdaskan kehidupan masyarakat Flores khususnya dan Nusa Tenggara Timur umumnya pada zaman itu yang belum dijamah oleh pendidikan. Akan tetapi lebih bernuansa rohani dan spiritual yakni mewartakan sabda Allah dalam sebuah pastoral kategorial pendidikan.

Berbicara soal kultur sekolah, dalam khotbahnya Pater Kanis menegaskan kultur sekolah merupakan tradisi sekolah yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut sekolah. Tradisi itu mewarnai kualitas kehidupan sebuah sekolah. Oleh karenanya, nilai-nilai yang ditunjukan dari yang paling sederhana se[erti cara berpakaian, cara mengatur tempat duduk di kelas, tegur sapa, cara mengatur tanaman sampai kepada persoalan-persoalan besar merupakan bagian integral dari sebuah kultur sekolah. “Ada ciri khusus dari kultur sekolah itu yakni menciptakan suasana kondusif penuh kekeluargaan yang bernuansa religius, etik dan moral, memiliki warga sekolah yang sadar akan aturan, tata tertib serta kepemimpinan yang tinggi. Terlaksananya KBM yang efektif, kreatif dan inovatif dengan mengembangkan kompetensi secara optimal. Mengoptimalkan perkembangan daya pikir, akal budi untuk meraih prestasi yang tinggi.”

Usai pencanangan 1000 bunga pada Selasa sore kemarin, kegiatan dilanjutkan dengan pertandingan persahabatan antara guru dan karyawan Syuradikara menghadapi tim alumni Syuradikara. Selanjutnya, setiap hari, seluruh siswa-siswi, para guru dan segenap karyawan SMAK Syuradikara akan melaksanakan sejumlah kegiatan seperti olahraga jalan sehat, rekoleksi, lomba kebersihan kelas, lomba membuat poster, lomba baca kitab suci, lomba band, dan pada 29 September nanti ditutup dengan pesta keluarga.




Tidak ada komentar: