10 April 2011

LMND dan FPKK Ancam Tutup PLTU Ropa

  • Tuntut Kejelasan Perekrutan Tenaga Kerja PLTU Ropa

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Elemen mahasiswa dari Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Kota Ende bersama Forum Peduli Ketenagakerjaan (FPKK) mengancam menutup PLTU Ropa jika 24 tenaga kerja yang direkrut PT Rekadaya Elektrikal untuk dipekerjakan di PLTU Ropa tidak dipekerjakan di sana. Tuntutan mereka itu karena sejak tahun 2009 24 tenaga kerja ini direkrut namun hingga kini tidak ada kejelasan kapan mereka akan dipanggil untuk bekerja.

Saat mendatangi kantor DPRD Ende, Senin (31/1), massa LMND dan FPKK diterima anggota DPRD Ende, Sudrasman Arifin Nuh dan Maximus Deki. Masa LMND dan FPKK lalu diterima untuk berdialog di ruang rapat Gabungan Komisi.

Sudrasman Arifin Nuh diawal dialog, meminta mereka untuk menyampaikan maksud dan tujuan kehadiran mereka. Diakuinya, persoalan itu memang pernah dibawa oleh ke-24 tenaga kerja tersebut ke DPRD dan saat itu Dewan telah menyikapi dan mengundang pihak Dians Tenaga Kerja untuk menjelaskan. Pada saat itu, pemerintah juga diminta untuk mengecek keberadaan para tenaga kontrak itu. Namun, hasilnya seperti apa hingga kini belum disampaikan kepada lembaga Dewan.

Alfred Tuawolo, salah seorang tenaga kerja yang direkrut mempertanyakan alasan sampai terkatung-katungnya nasib dia dan teman-temannya yang hingga kini belum juga dipanggil untuk bekerja. Dikatakan, persoalan ini sudah terlalu lama karena sejak tahun 2009 lalu dan hingga kini belum ada kejelasan.

Herson, dari LMNS mengatakan, pemerintah mejamin setiap wargnya mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Namun dalam kasus ini pemerintah telah mengabaikan hal itu. 24 tenaga kerja yang dinyatakan lulus sejak tahun 2009 namun hingga kinin nasib mereka terkatung-katung. Ketidakjelasan itu semakin membuat ke-24 tenaga kerja ini khawatir ketika pihak PT PLN kembali merekrut tenaga kerja baru untuk ditempatkan di PLTU Ropa.

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Teguh Eliasa M Sidik mengatakan, perekrutan tenaga kerja itu dilakukan oleh HAKIT atas permintaan dari PT Rekadaya Elektrikal untuk dipekerjakan di PLTU Ropa. PT Rekadaya Elektrikal merupakan perusahaan yang membangun PLTU Ropa sedangkan HAKIT adalah anak perusahaan PLN yang menangani perekrutan tenaga kerja bidang kelistrikan. Hanya soal perekrutan oleh HAKIT atas permintaan PT Rekadaya Elektrikal itu diketahui PLN atau tidak dinas juga kurang tahu.

Dalam proses perekrutan itu, lanjutnya, dinas hanya memfasilitasi. Dinas memfasilitasi tenaga kerja karena dinas memiliki data dan menawarkan kepada HAKIT yang merekrut tenaga kerja. Dalam proses perekrutan, memang ada staf dinas yang terlibat namun dalam keterlibatan itu hanya menyangkut bidang pengetahuan umum. Sedangkan menyangkut hal teknis dan penentuan kelulusan menjadi tanggung jawab HAKIT.

Dia juga menolak tudingan bahwa dinas menelantarkan para tenaga kerja. Dinas malah berharap secepatnya mereka dipekerjakan dan berjuang agar direkrut lebih banyak lagi tenaga kerja. “Kita sudah berupaya agar secepatnya ditempatkan,” kata Teguh.

Dikatakan, informasi terakhir menyebutkan tanggal 24 Januari 2011 akan dilakukan training namun pada 19 Januari ada petugas dari PT Rekadaya Elektrikal yang turun dan menyampaikan bahwa ada pergantian direksi di pusat. Karena itu mereka turun untuk mengambil data-data tenaga kerja yang direkrut untuk kembali dipelajari. Mereka juga menjanjikan bahwa Senin (31/1) akan memberikan informasi. Namun saat ditelepon apda Senin, mereka katakan baru menggelar rapat dan hasilnya baru dapat disampaikan keesokan harinya.

Tidak ada komentar: