01 Oktober 2009

Akhir Agustus 2009, PAD Ende Capai 65,99 Persen

* Retribusi Sumbang PAD Terbesar

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Ende hingga akhir Agustus 2009 telah mencapai 65,99 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp19,334 miliar atau telah mencapai Rp12,952 miliar. Dari total target PAD tahun 2009 tersebut, sumbangan terbesar terhadap PAD masih datang dari retribusi yang pada tahun 2009 ditargetkan sebesar Rp7,981 miliar.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Abdul Syukur Muhamad kepada Flores Pos di ruang kerjanya, Jumad (25/9). Abdul Syukur mengatakan, besar kecilnya PAD suatu wilayah merupakan suatu ukuran atau cerminan dari otonomi keuangan sebuah kabupaten. Bahkan, kata Syukur, Kabupaten Ende pada tahun-tahun mendatang dengan dioperasikannya PLTU Ropa dan WKP Mutubusa akan menjadi kabupaten di wilayah Flores yang memiliki PAD terbesar.

Dikatakan, PAD yang pada tahun 2009 ini ditargetkan sebesar Rp19,334 miliar itu terdiri atas beberapa komponen. Komponen pajak daerah pada tahun 2009 ini ditargetkan sebesar Rp4,644 miliar. Hingga akhir bulan Agustus, pajak daerah yang telah terealisasi baru sebesar Rp2,498 miliar atau 53,83 persen. Pajak ini, kata Syukur sebenarnya merupakan komponen penyumbang PAD yang bermanfaat untuk membiayai pembangunan karena tidak ada kontribusi balik langsung tetapi kontribusi baliknya melalui pembiayaan pembangunan. Komponen PAD lainnya yakni retribusi daerah. Tahun 2009 ini, retribusi daerah ditargetkan senilai Rp7,981 dan sejauh ini telah terealisasi sebesar Rp4,525 miliar atau 56,70 persen.

Komponen retribusi daerah ini, kata dia, merupakan komponen yang memiliki kontribusi terbesar untuk PAD. Namun, katanya, kendati mempunyai kontribusi terbesar untuk PAD namun retribusi ini nantinya kembali lagi untuk membiayai kegiatan-kegiatan tersebut. Misalnya RSUD yang selama ini menjadi penyumbang terbesar retribusi daerah namun dari penerimaan komponen ini dikembalikan ke RSUD untuk membiayai emua kegiatan di RSUD. Komponen PAD yang lain yakni hasil pengelolaan kekayaan negara/daerah yang dipisahkan di mana pada tahun 2009 ditargetkan sebesar Rp1,060 miliar dan telah terealisasi Rp1,009 miliar atau 95,17 persen. Komponen terakhir adalah lain-lain PAD yang sah yang ditargetkan sebesar Rp5,647 dan telah terealisasi sebesar Rp3,717 miliar atau 65,82 persen.

Dalam kaitan dengan penerimaan daerah, selain PAD menjadi sumber penerimaan juga terdapat beberapa komponen penerimaan daerah yang lain. Antara lain, dana perimbangan yang tahun 2009 ini ditargetkan sebesar Rp411,946 miliar. Dari target ini telah terealisasi sebesar Rp273,079 miliar atau 66,29 persen. Untuk dana perimbangan ini, kata Syukur pemerintah menunggu pencairan dari pemerintajh pusat. Penerimaan lainnya yakni lain-lain pendapatan daerah yang sah seperti bagi hasil pajak dari provinsi, bantuan keuangan dari provinsi dan pendapatan hibah. Koponen lain-lain pendapatan daerah yang sah ditargetkan pada tahun 2009 senilai Rp19,679 miliar. Sejauh ini telah terealisasi sebesar Rp5,526 miliar atau 28,08 persen. “Kita baru capai angka ini karena bantuan keuangan baru realisasi Oktober-Nopember sesuai serapan di daerah.”

Menurut Syukur pada 2010 nanti PAD memiliki sejumlah sumber yang cukup potensial yang dapat menggenjot PAD lebih tinggi dari tahun 2009. potensi tersebut antara lain pajak galian golongan C. Selain itu berdasarkan regulasi menyangkut pajak dan retribusi daerah untuk komponen PBB sektor perkotaan dan perdesaan akan sepenuhnya diambil oleh daerah 100 persen. “Kalau sebelumnya ada pembagian daerah hanya dapat 64,8 persen ditambah 9 persen biaya pemungutan. Tapi ke depan daerah terima PBB 100 persen.” Selain itu, kata dia 2010 diharapkan adanya perimbangan dari sektor PBB yang bersumber dari PLTU Ropa dan WKP Mutubusa. “Jadi untuk PAD semakin cerah apalagi kalau galian C lebih dimaksimalkan, didata dan ditagih semuanya.”

Arminus Wuni Wasa, Anggota DPRD Ende dari Partai Demokrat mengatakan, melihat capaian penerimaan daerah baik dari PAD dan komponen penerimaan lainnya yang telah didapat pemerintah sudah cukup bagus. Namun dia berharap, pemerintah tidak berpuas diri namun terus menggenjot aparaturnya agar target yang telah ditetapkan itu bisa tercapai pada tahun anggaran. Apalagi, kata Wuni Wasa waktu pemerintah untuk menggenjot sumber-sumber penerimaan tinggal beberapa bulan lagi.

Hanya saja terkait retribusi, dia berharap agar tidak terlalu membebankan masyarakat. Pemikiran itu didasari pengalaman hasil pengamatannya di pasar di mana masyarakat yang hanya menempati tnda-tenda darurat yang dibuat sendiri di pasar pungutan retribusinya justru sama dengan mereka yang mendiami los-los di pasar yang disiapkan oleh pemerintah. Seharusnya, pemerintah lebih berlaku bijak dalam menerapkan pemberlakuan retribusi dengan melihat kondisi di pasar. “Kita bukan mau bela tapi kenyataan seperti itu. Mama-mama yang jual di bawah matahari retribusi sama dengan yang duduk di dalam los pasar yang sejuk. Ini harus ditinjau lagi.”




Tidak ada komentar: