19 Januari 2010

Ikatan Keluarga Lamaholot Gelar Natal Bersama

* Menjadi Misionaris di Tanah Ende

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Ikatan Keluarga Lamaholot Ende (IKLE) menggelar acara natal dan tahun baru bersama dalam suasana penuh keakraban di bawah tema besar anugrah Natal sebagai kelahiran dan kebahagiaan kita. Natal bersama diawali dengan renungan natal yang disampaikan Pater Elias Doni, SVD. Nuansa Lamaholot dipertontonkan pada acara ini mulai dari lagu dan tarian khas Lamaholot hingga makanan yang disajikan seperti ketupat, kelesong, sayur rumpu rampe.


Usai renungan, acara dilanjutkan dengan menampilkan perwakilan dari setiap paguyuban baik dari Adonara, Lemabta, Solor, Flotim daratan dan Alor-Pantar. Saat ketua paguyuban dipanggil tampil, lalu diajukan pertanyaan dalam Bahasa Lamaholot, ‘mio heku’ yang artinya kamu siapa. Oleh ketua paguyuban yang diajukan pertanyaan langsung menjawab ‘tite hena’ yang artinya kita saja. Usai memanggil seluruh paguyuban yang ada, mereka lalu berpegangan tangan dan bersama seluruh anggota IKL Ende yang hadir menyanyikan lagi Teti Hadun Tanah Lamaholot yang kemdian dilanjutkan degan doa umat dalam bahasa Lamaholot dan doa syafa’at.


Pater Elias Doni dalam renungannya pada acara natal dan tahun baru bersama IKLE di aula Santu Petrus, Sabtu (16/1) menguraikan mengenai makna natal. Natal, kata Pater Elias merupakan peristiwa komunikasi Allah dengan manusia yang menjelma melalui Yesus. Allah yang jauh menjelma menjadi Allah yang dekat dan tinggal bersama manusia. Natal adalah perayaan kita semua karena Allah mau berkomunikasi dengan kita dan tinggal bersama kita. Emanuel, merupakan bahasa kasih Allah yang menghubungkan Flores, Solor, Adonara, Lembata, Alor dan Pantar. Pater Elias juga menguraikan asal-usul suku-suku Lamaholot dan mentatakah bahwa Lamaholot merupakan bahwa kasih Allah yang menghubungkan Cina-Malaka, Pati-Igo, Seran-Goran. Lamaholot pulau yang terpisah disambung dalam bahasa Titehena.


Pater Kondrad Kebung yang didaulat menyampaikan sambutan pada kesempatan itu mengatakan, kesempatan perayaan natal dantahun bersama seperti ini hendaknya dibuat secara terus menerus untuk bisa memahami natal dari hari ke hari. Melihat tulisa kata titehena, kata Pater Kondrad dimaknai apa arti kata kita saja yang makannya sangat luas yakni saling mendukung, asal yang sama dan satu paguyuban.


Dikatakan, keberadaan Ikatan keluarga Lamaholot di Ende tetap menjadi minoritas di tanah Ende. Namun kedatangan dan keberadaan di Ende untuk bekerja dan membangun hidup dan keluarga secara baik dan menjalankan tugas misionaris. Sebagai misionaris untuk membangun di tempat di mana kita berbakti. “Membangun wilayah ini sesungguhnya dan menjadi misionaris.”


Sementara Ketua Ikatan Keluarga Lamaholot Ende, Gabriel Wulan Pari mengatakan, kehidupan di tanah rantau seperti kata Pater Kondrad menjadi minoritas dan ikut membangun di tempat ini sebagai misionaris. Dikatakan, IKLE terdiri dari 15 paguyuban yang ada di Ende mulai dari Alor-Pantas sampai Boru-Hokeng dan kehadiran semua dalam acara natal bersama baru seperempatnya.


Kepengurusan Keluarga Lamaholot, kata Pari diimabau untuk bersatu hati dalam suka dan duka. Dalam duka, keluarga Lamaholot selalu saling membantu seperti pada saat kematian setiapmkeluarga Lamaholot menyumbangkan dana Rp5000 per keluarga untuk diberikan kepada keluarga duka sebagaimana tertuang di dalam AD/ART.


Dalam paguyuban, kata Pari, saat ini juga telah didirikan koperasi dengan nama Koperasi Lamaholot yang diketuai oleh Gabriel Tobi Sona. Kepada segenap keluarga Lamaholot, dia juga mengimbau untuk bergabung dan masuk menjadi anggota koperasi ini dan memanfaatkan koperasi ini sebagai wahana dan alat untuk mempertemukan segenap anggota keluarga Lamaholot setiap bulan. “Natal dan tahun baru bersama ini hanya alat untuk persatukan. Ibarat satu lidi tidak bisa sapu tetapi satukan lidi-lidi bisa menyapu sampah.”


Usai makan malam bersama keluarga besar Lamaholot, acara dilanjutkan dengan acara hiburan. Ada lagu-lagu Lamaholot dikumdangkan, lagu dan tari Dani-Dana juga dipertontonkan. Untuk semakin mensemarakan suasana dan mengakrabkan sesama anggota keluarba Lamaholot acara dilanjutkan dengan dolo-dolo bersama dengan lagu dolo dan pantun-pantun dalam Bahasa Lamaholot yang semakin membuat suasana seperti di tanah Lamaholot.



Tidak ada komentar: