17 Februari 2010

Belasan Pasang Remaja Terjaring dalam Operasi Pekat

* Di Kecamatan Ende Selatan

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Kecamatan Ende Selatan bekerja sama dengan Kecamatan Ende Utara, Koramil Kota dan Polsek Ende menggelar operasi terkait masalah penyakit masyarakat (pekat). Langkah penertiban ini demi mengurangi terjadinya penyakit masyarakat yang marak terjadi akhir-akhir ini. Dalam setiap operasi pekat, tim berhasil menjaring sejumlah pasangan yang berpacaran di tempat-tempat gelap di lokasi samping Cafe Mahakam. Setelah mendata dan memberikan pembinaan para remaja yang terjaring dikembalikan kepada orang tua masing-masing.


Hal itu dikatakan Camat Ende Utara, Ismail Petorsila kepada Flores Pos di ruang kerjanya, Senin (15/2). Petorsila mengatakan, pelaksanaan kegiatan atau operasi penyakit masyarakat tersebut dilakukan dalam rangka menjawab program pemberantasan penyakit masyarakat (pekat). Dalam pelaksanaan operasi pekat ini, kata Petrosila, ditertibkan pula remaja yang berpacaran di tempat-tempat gelap di pinggir pantai dekat Cave Mahakam.

Pelaksanaan operasi pekat tersebut, kata Petrosila bekerja sama dengan Kecamatan Ende Utara, Koramil Kota Ende dan Polsek Ende. Menurutnya, lokasi yang menjadi tempat para remaja berpacaran itu merupakan wilayah Kecamatan Ende Utara namun pihaknya merasa perlu melakukan operasi pekat di daerah tersebut. Hal itu karena selama ini sudah banyak masyarakat yang mengeluhkan kondisi tersebut. Bahkan, masyarakat sering menelepon ketika melintas di daerah tersebut dan melihat ada remaja yang berpacaran di tempat gelap.


“Kejadian seperti ini buat kita malu. Tapi mereka sendiri tidak malu orang lihat mereka pacaran di tempat-tempat seperti itu,” kata Petorsila. Bahkan, katanya, pada saat dijaring, dari kejauhan hanya terlihat cahaya handphone yang sedang mereka tonton. Di dalam memori handphone tersimpan gambar-gambar dan film porno.


Dari beberapa kali operasi yang dilakukan dalam minggu ini, lanjutnya, tim berhasil menjaring belasan remaja yang sedang berpacaran. Setelah diambil data nama, alamat, pekerjaan masing-masing, para remaja diberikan pembinaan. Selanjutnya dikembalikan kepada orang tua dan kepada orang tua diminta untuk mengawasi anak mereka masing-masing. Kebanyakan para remaja yang dijaring dalam operasi pekat masih sekolah, ada juga yang sudah tamat dan putus sekolah.


Kepada para remaja yang dijaring, kata Petrosila, diminta untuk menjaga sopan santun dan tidak lagi berpacaran ditempat gelap seperti itu. Kepada mereka juga diingatkan untuk tidak mengulangi kembali perbuatan tersebut. Jika dikemudian hari mereka masih terjaring, hal ini menunjukan orang tua tidak mengontrol anaknya sehingga mereka akan diserahkan kepada pihak kepolisian untuk dibina. Kepada segenap masyarakat dia juga berharap untuk sama-sama menjaga situasi Kota Ende agar tetap aman, nyaman dan tertib karena untuk menciptakan kondisi seperti itu menjadi tanggung jawab semua pihak.


Ke depan, kata Petorsila, operasi pekat akan terus dilaksanakan apalagi telah terbentuk Forum Pemberantasan Penyakit Masyarakat sehingga pelaksanaan secara terpadu. Kegiatan ini sudah disampaikan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan orang tua dan langkah tersebut telah mendapat dukungan dari semua pihak.

Haji Mohamad Taher, anggota DPRD Ende dari daerah pemilihan Ende satu kepada Flores Pos di gedung DPRD Ende, Jalan El tari, Senin mengatakan mendukung langkah yang dilakukan pemerintah Kecamatan Ende Selatan dalam menggelar operasi pekat. Bahkan Haji Taher mendukung agar kegiatan serupa dilakukan secara rutin agar segala penyakit sosial yang meresahkan masyarakat berangsur-angsur dapat dihilangkan.


Namun, kata Haji Taher, agar kebiasaan buruk seperti pacara di tempat gelap tidak lagi terjadi, pemerintah juga perlu memikirkan langkah-langkah pemecahan. Dia menyarankan agar perlu dipasang lampu pada lokasi-lokasi yang sering dijadikan tempat pacaran para remaja. Pemasangan lampu tersebut, kata dia tetap menjaga nilai-nilai estetika dan keindahan kota. Dia yakin, jika tempat-tempat yang selama ini dijadikan tempat pacaran dipasang lampu jelas kejadian seperti itu akan berkurang dengan sendirinya.


Selain itu, Haji Taher juga meminta pemerintah untuk memperhatikan semua taman kota yang ada saat ini. Taman kota yang ada juga disinyalir menjadi tempat pacaran karena rimbun ditumbuhi pepohonan dan tidak ada penerangan. Pada lokasi-lokasi taman kota tersebut seperti di taman Rendo perlu dipasang lampu dan ditata dengan baik. “Itu perlu diperhatikan karena kebersihand an keindahan adalah bagian dari iman. Agama manapun mengajarkan hal yang demikian ini,” kata Haji Taher.


Haji Taher juga mengatakan, di lokasi taman kota yang ada saat ini perlu pula ditempatkan petugas jaga yang diangkat menjadi tenaga honorer. Pemerintah dapat pula membangun pos jaga yang dilengkapi fasilitas pendukung agar petugas jaga bisa tinggal di tempat tersebut. Kepada petugas jaga dapat diberikan kewenangan untuk bertindak jika mendapati para remaja yang berpacaran di lokasi tersebut. “Tapi tindakan yang diambil tetap ada batasannya. Jangan sampai berlebihan dan akhirnya main hakim sendiri.”




Tidak ada komentar: