17 Februari 2010

Keluarga Siswi SMA Tarvid Keroyok Guru

* Pecahkan Sejumlah Kaca Ruang Kepala Sekolah

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Sejumlah keluarga Maria Natali Fe, Siswi kelas 2 SMA Taruna Vidia (Tarvid) Ende mengeroyok seorang guru dan memecahkan kaca jendela pada ruangan kerja kepala sekolah. Kejadian tersebut berawal ketika guru mata pelajaran Geografi, Emiliana Sara menasihati para siswi di sekolah tersebut. Nasihat tersebut membuat Natalia tersinggung dan tidak terima karena dibilang pernah tidur di pangkuan laki-laki di dalam kelas.


Setelah hal itu diceritakan kepada om dan bapak besar Natalia, pihak keluarga tidak terima baik dan langsung berangkat menuju SMA Tarvid. Tiba di sekolah, keluarga Natalia langsung bertemu Thomas da Silva, salah seorang guru di sekolah itu dan langsung mengeroyoknya. Kendati sudah diamankan di ruang kepala sekolah, pihak keluarga tetap memaksa masuk dan berupaya memecahkan sejumlah kaca jendela ruang kepala sekolah.

Pihak sekolah melaporkan kasus ini ke Kepolisian Sektor (Polsek) Ende. Polisi langsung turun ke lokasi kejadian. Empat orang pelaku berhasil diamankan polisi saat sedang beraksi merusak dan membanting kursi di sekolah tersebut.


Kepala Kepolisian Sektor Ende, AKP Yulius Ola di ruang kerjanya, Senin (15/2) mengatakan, kejadian tersebut bermula dari sms yang dikirimkan Natalia kepada keluarganya yang berisi penyapaian bahwa dia dituduh gurunya tidur di pangkuan laki-laki. Menyikapi sms tersebut, spontanitas pihak keluarga langsung ke sekolah dan melakukan tindakan penganiayaan terhadap Thomas da Silva, guru pada sekolah tersebut. Selain melakukan pengeroyokan, mereka juga melakukan tindakan pengrusakan sekolah.


Atas kejadian ini, Thomas korban penganiayaan melapor ke sekolah dan polisi langsung turun ke lokasi kejadian. Saat ke lokasi, polisi langsung menangkap empat orang pelaku pengeroyokan dan pengurakan sekolah. Keempat pelaku yang berhasil ditahan masing-masing, Vinsensius Flori, Yustinus Sumarna, Paskalis Koten dan Frenkinandus Riu. “Mereka langsung kita amankan dan sekarang sedang diperiksa,” kata Yulius Ola.


Kepala SMA Tarvid, Yohanes Leta menyesalkan tindakan penganiayaan dan pengrusakan yang dilakukan oleh pihak keluarga yang langsung melakukan penaniayaan dan pengrusakan yang merusak fasilitas sekolah. Menurutnya, sejak pukul 07.00-14.00 seluruh aktifitas di sekolah menjadi tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah sehingga dia tidak membenarkan adanya tindakan main hakim sendiri seperti yang dilakukan pihak keluarga.


Pada saat kejadian, kata Leta, dia sedang berada di ruang kepala sekolah. Dia melihat sejumlah orang melangkah masuk areal sekolah. Mereka langsung menuju ke ruang guru dan melakukan pengeroyokan. Pada saat kejadian, dia berupaya melindungi guru yang dikeroyok dan membawanya ke ruang kepala sekolah. Namun pihak keluarga tetap menyerang ke ruang kepala sekolah hingga merusak sejumlah kaca jendela.


Maria Natalia Fe mengakui, kejadian itu bermula saat selesai mengikuti ulangan geografi. Selesai ulangan, dia mencabut rambut salah seorang teman laki-lakinya di dalam kelas. Saat itu, oleh guru mata pelajaran geografi dia dilarang dan katakan bahwa sebagai perempuan tidak boleh gabung dengan laki-laki. Saat itu, kata Natalia, gurunya juga katakan bahwa pak Thomas pernah bilang kalau pernah lihat dia tidur di paha laki-laki di dalam kelas.


Mendapat nasihat demikian, lanjut Natalia dia sangat kaget dan shok. Dia lalu menangis dan oleh teman-temannya katakan bahwa pak Thomas memang jengkel dengan dia. “Selama ini memang pak Thomas selalu marah-marah saya. Kalau ada anak laki-laki yang buat salah selalu salahkan saya.” Natalia, akhirnya minta ijin pulang dan mengirim sms kepada bapak besarnya untuk menjemput. Setibanya di rumah di Jalan Anggrek, oleh omnya ditanya guru siapa yang katakan dia tidur di pangkuan laki-laki dan kepada omnya, Natalia katakan pak Thomas. “Lalu om dan bapak keluar dan langsung gas motor ke sekolah,” kata Natalia. Saat di rumah, oleh bibinya disuruh istirahat. Namun selang beberapa waktu kemudian, dia dijemput ke sekolah. “Saat saya tiba di sekolah saya lihat kaca pecah dan kursi-kursi berantakan.”


Emiliana Sara, guru yang menasihati Natalia mengatakan, sebagai guru, dia hanya menasihati Natalia dan teman-teman perempuan lainnya tanpa bermaksud apa-apa. “saat itu saya ingatkan mereka semua. Kamu itu perempuan dan saya ambil contoh Natalia. Dulu Pak Thom pernah lihat dia tidur di paha laki-laki di dalam kelas,” kata Sara. Namun nasihatnya itu tidak diterima baik oleh Natalia. Setelah kembali ke rumah, sejumlah keluarganya langsung ke sekolah. “Waktu masuk ruang guru mereka ketemu Pak Thomas. Mereka tanya, kamu pak Thomas dan langsung pukul dan kejar ke ruang kepala sekolah.” Mereka juga melempar namun tidak mengenai Thomas.




Tidak ada komentar: