28 April 2009

Bupati Minta Para Camat Bantu Pendaataan Pemilih Pilpres

* Naikan Partisipasi Masyarakat Dalam Memilih
Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos
Dalam upaya meningkatkan angka partisipasi pemilih yang terlibat dalam pemilihan presiden mendatang, para camat se-Kabupaten Ende diimbau untuk membantu melakukan pendataan pemilih pemilu presiden. Warga yang pada pelaksanaan pemilu legislatif kemarin tidak terdaftar sehingga tidak menggunakan hak suaranya perlu didata kembali sehingga pada pelaksanaan pemilu presiden mendatang mereka bisa menggunakan hak suara mereka.

Hal itu disampaikan Bupati Ende, Don Bosco M Wangge dalam rapat evaluasi pelaksanaan pemilu legislatif dan koordinasi pelaksanaan pemilu presiden di aula lantai dua kantor bupati,. Senin (27/4). Bupati Don Wangge mengatakan, melihat partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya pada pemilu legislatif lalu mencapai 83,68 persen maka diharapkan pada pemilu presiden mendatang tidak bolerh turun dari angka itu. “Akan lebih baik lagi kalau dinaikan angka partisipasi ini.”

Jaringan Luas
Dikatakan, pada masa orde baru dulu, dalam melakukan pendataan menggunakan Pantarlih di mana melibatkan aparat dari RT, RW untuk melakukan pendataan warga. Untuk itu, kebiasaan baik itu hendaknya kembali digalakan agar bisa mendata warga yang belum berpartisipasi pada pemilu legislatif yang lalu. Kepada para camat, kata Wangge, diberikan waktu tujuh hari melakukan pendataan. Namun kerja efektif melakukan pendataan hanya empat hari dan setelahnya data sudah bisa dimasukan ke KPUD. “Yang punya jaringan sampai ke bawah hanya kita di pemerintah jadi kita harus bantu KPU.”

Dikatakan, jumlah warga yang tidak menggunakan hak pilih pada pemilu legislatif lalu sebanyak 25.692 merupakan angka yang cukuyp tinggi. Diharapkan dengan pendataan yang dilakukan ini, setidaknya dapat mengurangi angka jumlah warga yang tidak menggunakan hak pilih dan paling kurang 24 ribu lerbih warga yang kembali didata agar bisa menggunakan hak pilihnya dalam pemilu presiden mendatang. Kepada masyarakat, kata Bupati Don Wangge agar dijelaskan keterlibatan dan partisipasi aktif mereka dalam menentukan pemimpin mereka. Jangan sampai nantinya hanya menuntut apa yang harus diberikan oleh pemimpin namun tidak pernah berpartisipasi dalam memilih pemimpin. “Pemilu presiden sangat berpengaruh dalam menentukan pemimpin dan pembangunan di masyarakat. Masyarakat agar diajak aktif memilih kepala negaranya.”

Banyak Pelajar Keluar
Menurut Bupati Wangge, pada bulan Juni-Juli mendatang memasuki tahun ajaran baru, akan banyak anak sekolah yang keluar melanjutkan sekolah di luar Ende. Kondisi itu menurutnya akan mempengaruhi angka partisipasi masyarakat pemilih. Untuk itu pendataan kembali pemilih sangat perlu dilakukan agar angka partisipasi tidak mengalami penurunan. “Jangan sampai pemilu legislatif 83,68 persen nanti pilpres 60 persen. Itu kemunduran dan tidak saja kegagalan KPU tetapi juga kegagalan pemeritah.”

Selama ini, kata Don Wangge, tertib admionistrasi kependudukan belum berjalan dengan baik. Masih ada perbedaan data antara Dinas Kependudukan, Badan Pusat Statistik dengan data demografi yang ada di desa dan kecamatan. Le depan, bagi desa-desa yang sekretarisnya sudah PNS diharapkan agar mempersiapkan data kependudukan yang valid . data-data kependudukan, katanya tidak saja penting untuk pelaksanaan pemilu namun juga penting untuk pelaksanaan pembangunan.

Independen Penyelenggara
Komandan Kodim 1602 Ende, Letkol Inf. M Shokir pada kesempatan itu mengatakan, persoalan menyangkut daftar pemilih tetap memang menjadi persoalan yang cukup banyak terjadi selama pelaksanaan pemilu legislatif yang lalu. Ada pemilih yang datang ke TPS namun karena tidak terdaftar dalam DPT tidak diperbolehkan penyelenggara di tingkat bawah memberikan suara atau mencontreng. Hal itu meru[-akan sikap independen penyelenggara pemilu. Dikatakan, di lingkungan TNI bagi keluarga mereka yang memiliki hak pilih, kata Dandim Shokir, dia sudah menekankan agar berperan aktif. Selain itu kepada RT dan RW di lingkup kompleks Kodim juga diminta proaktif melakukan pendataan pemilih dan diimbau untuk tidak menunggu di tempat tetapi menggunakan prinsip jemput bola.

Camat Ndori Cosmas Djara mengatakan, ada dua persoalan yang menjadi pertanyaan mendasar dalam kaitan dnegan jumlah pemilih ini. Menurutnya persoalan pertama adalah apakah data dasar yang merupakan hasil pendataan yang salah ataukah persoalan kedua di mana pada pelaksanaan pengentrian data yang salah dientri. Dikatakan, jika pada pengentrian data yang salah agar mekanisme dan sistem pengentrian data perlu diperbaiki namun jika pada tingkatan data dasar yang belum didata maka perlu didata kembali.

Anak Kos Tidak Memilih
Hal senada juga dikatakan Camat Ende Tengah, Sebastianus Bele. Bele melihat kesalahan selama ini pada pengentrian data. Dia mengambil contoh, pada pemilu legislatif yang lalu, saat mereka melakukan pendataan ulang ada pemilih yang sudah meninggal dikeluarkan dari daftar. Namun saat DPT dikeluarkan nama pemilih yang sudah meninggal ini ternyata masih masuk di dalam DPT.

Bele juga mengatakan, untuk wilayah Ende Tengah banyak terdapat kos-kosan bagi pelajar dan mahasiswa. Mereka ini juga terdaftar untuk mengikuti pemilu. Namun pada pelaksanaan lalu mereka tidak mengikuti pemilu karena sudah pulang libur. Lebih kurang 4000 lebih pemilih di Ende Tengah yang tidak ikut memilih.



Tidak ada komentar: