09 Februari 2010

Warga Minta Perbaikan Drainase di Gerbang Akper

* Drainase Depan Akper Sebabkan Air Masuk ke Rumah Rarga

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Warga Kelurahan Paupire Kecamatan Ende Tengah terutama yang ada di RT 02 dan RT 05 selama ini sering menjadi langganan banjir pada saat musim hujan. Banjir tidak saja masuk ke rumah-rumah warga tetapi juga membawa serta sampah yang menyebabkan warga di dua RT tersebut menjadi panik dan tidak tenang. Untuk itu warga meminta pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum memperhatikan kondisi yang mereka alami itu dengan memperbaiki saluran air di depan Akper yang dinilai terlalu sempit.


Hal itu dikeluhkan warga Yos Dentis, warga Kelurahan Paupire kepada Flores Pos, Sabtu (6/2). Dikatakan, jalur jalan di depan pintu gerbang Akper ke lorong Banwas yang melewati RT 02 dan RT 05 sangat memprihatinkan pada saat terjadi hujan. Banjir sering terjadi dan melewati jalur itu. Bahkan, banjir yang masyk melalui alur itu karena tidak ada drainase maka banjir masuk ke rumah-rumah warga.


Menurut Dentis, meluasnya air dari saluran air tersebut dan masuk ke lorong Banwas karena diduga disebabkan oleh drainase di depan Akper yang pembuangannya terlampau sempit. Apalagi jika kotoran sampah yang dibuang warga di sekitar menyebabkan drainase yang sudah sempit itu menjadi tersumbat. Akibatnya, air tidak dapat melewati saluran dan meluap memasuki lorong Banwas. “Akhirnya air tanpa krompromi meluap melalui jalur jalan lorong Banwas,” kata Dentis.


Akibatnya, kata Dentis, air yang meluap membawa serta kotoran dan sampah rumah tangga membuat lingkungan menjadi kotor dan tercemar. Selain itu, banjir yang terus masuk di lorong Banwas ini menyebabkan badan jalan menjadi rusak. Kendaraan yang keluar masuk di jalur jalan ini menjadi terhambat. Bahkan sejumlah pipa distribusi air menjadi patah karena derasnya banjir. Karena itu, kepada Dians PU diminta untuk memperhatikan kondisi ini. “Situasi ini harus ditanggapi secepatnya. Benar-benar parah.” Jika perlu, lanjut Dentis, dinas perlu turun ke lokasi pada saat hujan sedang turun untuk melihat langsung kondisi yang dialami warga.


Mengatasi kondisi ini, dinas diminta segera memperbaiki kembali drainase yang sudah tidak layak dilewati air itu. Hal itu perlu ditindaklanjuti agar kondisi ini tidak terus-terusan dialami setiap tahun pada musim hujan. Menurutnya, tidak saja drainase di depan Akper yang menjadi perhatian namun juga drainase kota yang akhir-akhir ini semakin memprihatinkan.


Anggota Komisi B DPRD Ende, Herman Joseph Wadhi kepada Flores Pos, Sabtu (6/2) mengatakan, keluhan warga seperti yang disampaikan itu memang menjadi perhatian karena kondisi ini tidak saja dialami warga di sekitar kompleks kantor Banwas. Persoalan drainase kota sudah menjadi masalah banyak pihak. Dikatakan, beberapa hari terakhir saat hujan, dia bersama anggota Komisi B Lainnya yakni Abdul Kadir dan Damran I Baleti sempat berkeliling melihat kondisi drainase kota pada saat sedang hujan. Dari hasil pengamayan, banyak titik yang perlu secepatnya diperhatikan dinas teknis terkait salah satunya di depan Akper. Jalur drainase lainnya yang juga perlu diperhatikan adalah di jalur jalan A Yani atau jalan bawah.


Dikatakan, penanganan jangka pendeknya adalah bagaimana dinas teknis terkait segera menyikaspi persoalan ini. Persoalan sampah yang ikut terbawa air saat hujan juga harus ditangani serius. Ini butuh keterlibatan semua pihak baik masyarakat, pemerintah di tingkat RT, kelurahan dan pihak kecamatan. Mampetnya saluran air yang disebabkan disumbat sampah butuh perhatian semua pihak. Selama ini kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah sembarangan juga harus jadi perhatian apalagi membuang sampah pada saat hujan. Akibatnya daerah tangakapan air menjadi mampet dan saluran air jadi tersumbat.


Kondisi ini, kata Wadhi perlu segera ditanggapi dinas teknis terkait atas situasi yang dialami warga mengingat frekwensi hujan yang semakin tinggi dan hampir setiap hari akan semakin membuat masyarakat tidak nyaman. Keluhan yang disampaikan warga ini, kata dia juga menjadi contoh belum optimalnya sistem drainase perkotaan di Ende. Untuk itu, semestinya Dinas Pekerjaan Umum senantiasa turun melakukan monitoring langsung di lapangan terutama pada saat musim hujan terutama pada titik-titik yang memiliki potensi genangan dan terjadi sumbatan.


Menyikapi persoalan tersebut, sudah saatnya dilakukan penataan ulang sistem drainase Kota Ende. Dians teknis terkait perlu membuat master plan sistem drainase kota sehingga dapat dilakukan perbaikan menyeluruh. Bila perlu, kata Wadhi, dinas bisa bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Flores dalam upaya melakukan revitalisasi dan penataan drainase kota.


Namun menurutnya, yang terpenting dalam mengatasi keluhan warga di Kelurahan Paupire khususnya RT 02 dan RT 05 perlu ada penangan darurat. Dinas harus turun langsung ke lokasi dan melihat apa yang terjadi sehingga bisa mengabil langkah antisipatif. Apalagi sesuai kelug\han warga, banjir tidak saja masuk ke rumah warga tetapi juga membawa serta sampah yang kalau tidak diatasi segera bisa menimbulkan masalah baru yakni masalah kesehatan. Selain itu, keluhan warga bahwa banjir juga merusak jalan dan mengakibatkan patahnya pipa distribusi air. “Ini persoalan serius. Butuh penanganan segera. Jangan sampai timbul masalah baru karena akan semakin sulit mengatasinya.”




1 komentar:

Unknown mengatakan...

Persoalan sistem Drainase di Kota Ende Perlu dievaluasi kinerjanya...Akibat pertumbuhan penduduk, fisik lingkungan kota Ende kian berubah sehingga perlu ada upaya lain yaitu partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan agar beban yang diberikan kepada sistem drainase bisa diminimalisir