03 Desember 2009

Pembantu Rumah Tangga Diperkosa Empat Pria Tak Dikenal

* Korban Alami Trauma dan Sulit Kenali Pelaku

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Seorang pembantu rumah tangga (PRT) berusia 20 tahun diperkosa empat pria tidak dikenal. Pemerkosaan yang menimpa korban terjadi pada Sabtu (28/11) malam sekitar pukul 23.00. sebelum diperkosa para pelaku, korban terlebih dahulu diajak minum hingga mabuk dan setelahnya dibawa para pelaku ke Pantai Bitta tepatnya dilokasi bekas Pub dan Karoke Bitta Beach yang terbakar beberapa waktu lalu. Setelah diperkosa, korban ditinggalkan tidak sadarkan diri di lokasi pemerkosaan. Naasnya lagi, pakaian korban di gantung para pelaku di beberapa tempat agak jauh dari lokasi pemerkosaan.

Demikian penjelasan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Ende, Iptu Dewa Damianus kepada Flores Pos di Mapolsek Ende, Senin (30/11). Kapolsek Damianus mengatakan, korban adalah seorang pembantu rumah tangga yang berasal dari Boawae. Sebulan terakhir korban bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah Haji A Rasyid di Jalan Kelimutu.

Sesuai keterangan korban, kata Dewa Damianus, pada Sabtu sekitar pukul 15.00, korban pamit dari rumah hendak ke gereja. Saat pulang dari gereja dan kembali ke rumah keluarga Haji A Rasyid, pintu gerbang rumah sudah tertutup. Orban akhirnya pergi ke rumah tantanya yang terletak di Jalan El tari di belakang Kantor Urusan Agama Ende. Namun di rumah tantanya juga pintu sudah tertutup sehingga korban hendak kembali. Saat kembali korban bertemu dengan tukang ojek di dekat rumah makan Bangkalan di simpang lima. Korban lalu diajak naik motor dan berbonceng tiga orang. Korban duduk di tengah. Dari situ korban diajak ke Jalan Melati. Di sana korban diajak minum di salah satu rumah kos oleh dua orang yang telah membawanya ke situ. Mereka minum bersama dua orang lainnya. Korban juga diajak minum bersama para pelaku.

Setelah minum, korban lalu diajak naik motor dan dibawa ke Pantai Bitta. Setelah tiba di Pantai Bitta, dua orang disuruh menjaga korban sedangkan salah satu pelaku lainnya kembali menjemput satu teman mereka. Setelah itu keempatnya lalu memperkosa korban. Setelah selesai diperkosa, para pelaku pergi meninggalkan korban yang sudah tidak sadarkan diri. Korban yang mabuk muntah dan dibiarkan tidur begitu saja bersama muntahnya. Sedangkan pakaian korban tidak dibiarkan berada dekat korban. Namun oleh para pelaku dibuang agak jauh dari lokasi pemerkosaan dan dipisah dari celana, baju dan pakaian dalam korban.

Korban baru ditemukan salah seorang nelayan sekitar pukul 05.30 pagi. Nelayan bernama Akbar Pala saat itu hendak ke pantai untuk sesuatu urusan. Namun saat berada di dekat lokasi pemerkosaan, dia melihat tubuh korban yang tidur tak sadarkan diri tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh korban. Melihat kondisi seperti itu, Akbar Pala panik dan berlari kembali ke rumahnya. Dia lalu memberitahukan apa yang dilihatnya itu kepada istrinya. Setelah itu, bersama istrinya, Akbar Pala kembali ke pantai dan melihat kondisi korban. Korban lalu dipapah kedua suami istri tersebut kembali ke rumah dan diberikan pakaian karena mereka tidak menemukan pakaian korban di lokasi pemerkosaan. Setelah itu, mereka langsung melaporkan hal itu kepada polisi.

Mendapatkan laporan tersebut, kata Damianus, polisi langsung turun ke lokasi dan melakukan identifikasi terhadap korban dan melakukan olah tempat kejadian perkara. Korban juga langsung di bawa ke rumah sakit untuk menjalani visum.

Untuk mengetahui para pelaku yang telah memperkosa korban, lanjut Damianus, polisi mencoba mengambil keterangan dari korban. Namun dari keterangan korban, banyak kejadian yang sudah tidak diingatnya lagi. Naasnya lagi, kata Damianus, korban sulit mengenali empat pelaku yang telah memperkosanya. “Dia hanya bisa identifikasi satu orang pelaku dan kita sudah upaya untuk cari pelaku.” Korban juga sulit untuk mengenali lokasi tempat mereka minum sebelum korban diperkosa. Polisi juga sempat mengajak korban menelusuri sejumlah lokasi yang dicurigai menajdi tempat mereka minum. Namun dari sejumlah tempat yang didatangi, korban belum juga dapat mengenali lokasinya. “Kita jadi sulit karena korban tidak bisa kenali lokasi. Kemungkinan korban trauma jadi kita minta penyidik Polwan untuk bantu. Tapi kondisinya sama saja.”

Dewa Damianus mengatakan, kendati korban sulit mengenali lokasi tempat minum di Jalan Melati dan sulit mengidentifikasi para pelaku, polisi akan terus berupaya melakukan pencarian. “Kita rencana sore nanti (Senin sore kemarin) lakukan penyisiran lagi. Kita coba bawa korban keliling siapa tahu dia bisa mengenali lokasi. Kita akan kejar terus para pelaku sampai ketemu.”

Ibu Hj. A. Rasyid kepada Flores Pos di kediamannya di Jalan Kelimutu mengatakan, korban baru bekerja di rumahnya sebagai pembantu rumah tangga sejak 3 Nopember 2009 yang lalu. “Dia baru kerja di sini. Belum genapsatu bulan.” Selama bekerja, korban diakui bekerja dengan baik dan bergerak cepat dalam melakukan setiap pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. Hj. Rasyid mengakui, korban selama ini jarang keluar rumah. Dia hanya ijin keluar pada hari Sabtu atau Minggu untuk ke gereja. Hal yang sama dilaklukan pada Sabtu lalu. Sekitar pukul 15.00, aku Hj Rasyid, korban pamit ke gereja. Pada waktu itu, kepada korban diberi uang Rp5000 untuk bayar ojek. Namun hingga pukul 21.00 korban tak kunjung pulang.

Mengingat selama ini biasanya korban sering pulang dan menginap di rumah keluarganya, sehingga keluarga Hj Rasyid tidak khawatir. “Apalagi waktu itu dia ada batuk pilek jadi kami pikir dia pulang ke rumah tantanya.” Namun pada Minggu, korban kembali ke rumah ditemani polisi dan keluarga Hj rasyid baru mengetahui kejadian yang sebenarnya. “Kami kaget tiba-tiba dia datang dengan polisi.”




Tidak ada komentar: