03 Desember 2009

Sejumlah Persoalan Dimunculkan dalam Dialog dengan Anggota DPRD

* Reses di Kecamatan Ende Tengah

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Sejumlah persoalan kemasyarakat mencuat dalam dialog masyarakat Kecamatan Ende Tengah dengan anggota DPRD Ende dari daerah pemilihan Ende I, Herman Yoseph Wadhi. Dialog ini diselenggarakan saat asa reses anggota DPRD Ende yang berlangsung di aula Kelurahan Potulando.

Persoalan-persoalan kemasyarakat yang diangkat dalam pertemuan, Kamis (12/11) di aula Kantor Lurah Potulando seperti masalah, air minum, listrik, jalan, drainase perkotaan dan lingkungan, keamanan, ketertiban, kebersihan dan persampahan, masalah pasar, masalah insentif bagi aparat desa, RT dan RW, pengembangan ekonomi kerakyatan dan sejumlah program pembangunan yang dilaksanakan di masyarakat saat ini.

Menanggapi sejumlah persoalan yang diangkat tersebut, Herman Yoseph Wadhi mengatakan, soal insentif bagi RT/RW seperti yang disampaikan masyarakat, sejauh ini memang belum terlalu memadai seperti yang diharapkan di mana hanya sebesar Rp10 ribu per buan. Permintaan untuk naikan menjadi Rp100 ribu memang sulit dilakukan. Kondisi ini diakibatkan keterbatasan pendapatan asli daerah (PAD) yang dimiliki saat ini. Namun, kata Wadhi, permintaan itu sulit untuk dijawab karena jika dijawab hal senada akan dituntut oleh semua pihak lain di wilayah Ende. Apalagi, PAD tahun 2009 masih sama dengan tahun 2010 sehingga hal seperti itu sulit direalisasikan. Apalagi, katanya, RT/RW merupakan aparat pemerintah paling bawah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. “Saya tidak bisa janji karena asmirasi masyarakat seperti ini sangat banyak.”

Menyangkut drainase kota dan lingkungan yang belum memadai, kata Wadhi akan menjadi perhatian. Sebagai anggota Dewan dengan latar belakang teknik, kata Wadhi hal ini akan menjadi perhatian. Dewan akan menyampaikan persoalan ini kepada Dinas PU agar dapat menjadi perhatian ke depan. Drainase yang kurang baik juga mempengaruhi keindahan kota. Apalagi kebersihan yang kurang diperhatikan. Penilaian masyarakat menyangkut kota kumuh, kata Wadhi memang menjadi perhatian. Saat ini banyak kesulitan yang dihadapi karena ada pemilik tanah yang tidak mau menyerahkan tanahnya untuk dibangun tempat sampah di pinggir jalan. Diharapkan partisipasi masyarakat untuk menyiapkan lahan dan pemerintah membangun.

Terkait permintaan masyarakat agar pemerintah berhemat anggaran untuk hal-hal yang tidak terlalu penting, Wadhi mengatakan, tahun anggaran 2010 mendatang memang anggaran agak minim. Untuk itu, pelaksanaan pembangunan akan diprioritaskan pada pembukaan jalan baru dan banyak yang meminta. Namun diprioritaskan terutama untuk menghubungkan utara dan selatan Ende. Perlu pula diprioritaskan pada daerah-daerah tapal batas.

Don Bosco Wajo, Tokoh Masyarakat Onekore pada kesempatan itu menyampaikan seruan moral kepada DPRD Ende. Dia mengingatkan agar Dewan lebih memperbanyak waktu untuk turun berkunjung dan berdialog dengan masyarakat ketimbang melakukan perjalanan dinas ke luar daerah. Dia juga meminta agar dalam kunjungan-kunjungan itu melibatkan lintas komisi. Hal itu agar setiap persoalan yang disampaikan oleh masyarakat dapat dijawab dan disikapi sesuai komisi masing-masing. “Saya lihat dalam kunjungan ini ada ego kedaerahan. Dewan kembali ke daerah masing-masing.”

Wajo juga mengangkat persoalan penerangan jalan yang selama ini tidak menyalah dengan baik. Padahal, kata dia, masyarakat sudah membayar iuran dengan namun lampu jalan tidak menyala sesuai yang diharapkan. Kondisi ini dapat menimbulkan persoalan keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat. Untuk itu diminta agar kondisi seperti ini juga menjadi perhatian anggota Dewan.

Dia juga mengangkat fenomena balapan liar yang terjadi akhir-akhir ini. Apalagi, ada sejumlah jalur jalan di dalam kota Ende yang sudah ditata dengan baik yang sering dijadikan lokasi balapan liar. Untuk wilayah Ende Tengah seperti di jalur jalan El Tari, Wirajaya dan Kelimutu. Untuk itu perlu koordinasi lintas sektor terutama dengan aparat kepolisian agar pada jalur jalan Wirajaya perlu dibangun pos polisi di jalur jalan tersebut.

Terkait air minum yang disampaikan warga, Wadhi mengatakan persoalan ini memang membutuhkan diskusi lebih lanjut. Sbagai anggota Dewan berkeinginan agar persoalan air tidak lagi menjadi masasalah berkelanjutan pada masyarakat. Terkait permintaan agar membangun pos jaga di jalur jalan Wirajaya yang merupakan jalur sekolah akan dibicarakan degan polisi dan pihak terkait lainnya. Solusi lainnya, kata Wadhi adalah dengan membangun jembatan penyebrangan terutama di jalur jalan Kelimutu yang juga cukup rawan.

Sekretaris Kecamatan Ende Tengah, Dionisius Radja mengatakan, terkait keluhan masyarakat soal kebersihan dan ketertiban di pasar Potulando sejauh ini sudah ada koordinasi antara pihak kecamatan dengan para pedagang di pasar tersebut. Dari koordinasi tersebut, sudah ditunjuk kepala pasar yang tidak dibiayai dari APBD. Namun, kata dia, kepala pasar diminta memungut dana dari para pedagang untuk membiayai petugas kebersihan pasar.

Pertemuan dan dialog dengan anggota DPRD Ende dari daerah pemilihan Ende I ini dihadiri tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, para lurah dan masyarakat di Kecamatan Ende Tengah.




Tidak ada komentar: