25 Februari 2010

Satu Kasus DBD di Watuneso, Petugas Langsung Foging Fokus

* Jumlah Kasus Menjadi 14

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Ende memberikan rekais cepat dalam menyikapi setiap kasus demam berdara dengue (DBD) yang terjadi di Kabupaten Ende. Setelah menerima laporan terjadinya kasus DBD di Kecamatan Lio Timur yang menimpa Konteriusa (12), petugas langsung turun ke lokasi dan melakukan Foging fokus. Petugas juga langsung memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan guna mengantisipasi meluasnya kasus DBD. Apalagi, wilayah Watuneso merupakan daerah perbatasan yang rentan terhadap penyebaran DBD.

Hal itu dikatakan Kepala Seksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Bendu Sislaus kepada Flores Pos di ruang kerjanya, Rabu (24/2). Sislaus mengatakan, satu kasus DBD terjadi di Watuneso Kecamatan Lio Timur. Korban atas nama Konterius (12) tahun yang dirawat di RSU TC Hillers Maumere. Namun karena korban berada di dalam wilayah Kabupaten Ende maka petugas langsung turun ke lokasi untuk melakukan foging fokus. Pelaksanaan foging pada Selasa (23/2). Langkah tersebut perlu dilakukan guna mengantisipasi meluasnya DBD mengingat Watuneso merupakan daerah perbatasan dan bomilitas warga dari Watuneso ke Maumere cukup tinggi. Pelaksanaan foging dimaksud, lanjut Sislaus juga sudah merupakan prosedur tetap yang harus dilalalui setiap ada laporan kasus DBD. 

Pelaksanaan foging ini guna membunuh nyamuk dewasa penyebar DBD. Langkah ini perlu agar nyamuk dewasa tersebut tidak menginveksi ke warga yang lain pada radius 200 meter. Namun, kata Sislaus, yang terpenting dalam mencegah dan menghindari terjadinya DBD adalah kebersihan lingkungan. Dia mengambil contoh, kasus DBD yang terjadi di Watuneso tersebut setelah dilakukan pengecekan ternyata disebabkan karena banyak ban mobil yang tidak eprnah dibersihkan sehingga menjadi sarang nyamuk. “Setelah kita cek ternyata positif. Banyak jentik dan nyamuk yang berkembang biak di dalam ban,” kata Sislaus. Sejumlah ban yang ada langsung dibakar untuk menghindari nyamuk hidup dan berkembang biak. 

Dikatakan, penambahan satu kasus yang terjadi di Watuneso ini maka total kasus DBD yang terjadi menjadi 14 kasus. Kondisi ini jika dibandingkan dengan kondisi apda bulan yang sama pada tahun 2009 mengalami penurunan. Tahun 2009, aku Sislaus jumlah kasus pada bulan yang sama mencapai 30-an kasus namun untuk tahun ini baru mencapai 13 kasus. Kondisi ini mampou diatasi karena dinas terus melakukan pengendalian penyebaran DBD. 

Namun demikian, lanjutnya, masyarakat tetap diminta waspada dengan menjalani pola hidup sehat dan tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan 3M plus. Masyarakat juga diimbau menggunakan abate pada setiap tempat penampung air dan secara rutin dibersihkan dan mengganti abate setiap tiga bulan. 

Sislaus katakan, dengan curah hujan yang tidak menentu akhir-akhir ini di mana terjadi hujan-panas bergantian maka kemungkinan terjadinya DBD masih ada. Diperkirakan hingga bulan Mei-Juni DBD masih tetap menjadi perhatian serius. Karena itu, kewaspadaan dini masyarakat harus tetap ada guna menghindari terjadinya kasus DBDapalagi, hampir seluruh wilayah Kabupaten Ende merupakan daerah rawan DBD. 




Tidak ada komentar: