18 Juni 2009

Mitra Usaha di Ende Tunggak Dana LUEP Rp440,6 Juta

* Program LUEP untuk Jaga Kecukupan Pangan
Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos
Program Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan (DPM LUEP) yang telah direalisasikan sejak tahun 2005 hingga kini berjalan cukup bagus. Program untuk pembelian hasil panen khusus gabah dan beras dari masyarakat petani ini dinilai cukup membantu masyarakat petani dari pihak tengkulak yang sering membeli dengan harga murah. Namun demikian, dalam dua tahun terakhir yakni 2007 dan 2008, masih ada tunggakan dari mitra LUEP yang belum mengembalikan dana pokok dan bunga yang diberikan untuk dikelola mereka. Nilai tunggakan tahun 2007 mencapai Rp154 juta sedangkan tahun 2008 mencapai 286,6 juta atau mencapai Rp440,6 juta untuk dua tahun.

Hal itu dikatakan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP3) Kabupaten Ende, Uran Muhidin di ruang kerjanya, Jumad (12/6) didampingi Kepala Bidang Penyediaan Pangan pada BKP3 Ende, Donatus Nado. Dikatakan, tunggakan tahun 2007 senilai Rp154 juta terdapat pada dua mitra LUEP masing-masing UD Kasih Setia senilai Rp104 juta dan CV Seroja senilai Rp50 juta. Untuk tahun 2007, Ende mendapatkan bantuan modal LUEP senilai Rp 2,3 miliar dan dialokasikan kepada 11 mitra LUEP.

Tahun 2008, dari total dana Rp1,050 miliar, terdapat tiga mitra LUEP yang masih menunggak. Ketiga mitra tersebut masing-masing UD Sukur dengan besar tunggakan Rp212 juta. Untuk UD Sukur, kata Muhidin, selama ini tidak ada permasalahan dalam pengembalian bahkan pernah menjadi mitra LUEP teladan. Keterlambatan pengembalian ini karena pemiliknya meninggal dunia. Namun dari pendekatan yang dilakukan, ahli waris menyatakan kesanggupan untuk mengembalikan dana LUEP tersebut. CV Amanat dengan nilai tunggakan sebesar Rp22,1 juta dan UD Agro Bumi Lestari dengan besaran tunggakan senilai Rp52,5 juta.

Tunggakan Pengaruhi Kucuran Dana
Terhadap tunggakan-tunggakan itu, katanya, telah dilakukan pendekatan dan mitra LUEP semuanya menyanggupi untuk melakukan pengembalian. Tingginya tunggakan ini, kata dia ikut mempengaruhi besaran kucuran dana LUEP tahun 2009. untuk tahun ini, kata dia, Ende hanya memperoleh dana sebesar Rp200 juta. Namun penurunan itu tidak saja dipengaruhi faktor tunggakan namun ada pula faktor lainnya yang ikut mempengaruhinya. Dengan pengembalian tunggakan itu, nantinya akan dilakukan lobi ke provinsi dan pusat untuk kembali mengucurkan dana bantuan lebih besar seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

Uran Muhidin mengatakan, program ini dilihat memberikan manfaat yang sangat agus bagi para petani tertuama pada musim panen. Sebelum program ini berjalan, pada musim panen, hasil panen petani langsung dibeli oleh para tengkulak dengan harga yang sangat murah. Harga jual beras kepada para tengkulak yang demikian murah itu tidak sebanding dengan ongkos produksi yang dikeluarkan petani. Hal ini jelas mengakibatkan kerugian di kalangan petani. Hadirnya LUEP dengan mekanisme pembelian beras petani menggunakan harga penetapan pemerintah senilai Rp4.600 per kilogram itu akhirnya mampu membuat petani semakin bergairah menanam padi dan pada akhirnya ketersediaan pangan di tingkat lokal mencukupi. “Tujuan LUEP ini cukup bagus. Membantu petani pada saat panen.”

Bantu dari APBD
Sebelumnya, Wakil Bupati Ende Achmad Mochdar di ruang kerjanya minggu lalu kepada Flores Pos mengatakan, program LUEP yang telah dijalankan beberapa tahun terakhir yang didanai pemerintah pusat dan provinsi telah membantu membeli beras dan gabah dari petani. Ke depan, kata Wabub Mochdar pemerintah akan mencoba mengajukan dana dampingan dari APBD atas restu DPRD Ende sebagai pihak yang berhak atas anggaran untuk lebih peduli terhadap masyarakat dengan mengalokasikan dana untuk LUEP.

Dikatakan, program LUEP ini mempunyai manfaat yang cukup besar tidak saja membantu petani pada masa panen tetapi yang terpenting adalah emnjaga agar hasil panen petani tidak keluar daerah. Dengan hasil panen tetap di dalam wilayah Kabupaten Ende, katanya, maka secara tidak langsung telah membantu ketersediaan pangan sehingga dari aspek ketersediaan selalu tercukupi. “Ini juga bantu agar kita tidfak alami kekurangan pangan. Itu terbukti beberapa tahun terakhir kita tidak begitu parah kekurangan pangan.”



Tidak ada komentar: