15 Juli 2009

PT Jasalindo Lakukan Survei Bawah Laut Bangkai KM Nusa Damai

* Hasil Survei Diserahkan ke Departemen Perhubungan
Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos
PT Jasa Salvage Indonesia (Jasalindo) atas permintaan Pemerintah Kabupaten Ende melalui PADMA Indonesia melakukan survei bawah laut bangkai KM Nusa Damai. Survai dilakukan guna mengetahui posisi akhir bangkai KM Nusa Damai setelah dilakukan pemotongan beberapa waktu lalu untuk menentukan langkah selanjutnya. Hasil survei ini akan diserahkan Pemerintah Kabupaten Ende kepada Departemen Perhubungan melaluii Dirjen Perhubungan Laut untuk menentukan langkah lebih lanjut atas bangkai KM Nusa Damai.

Bupati Ende, Don Bosco M Wangge yang turun langsung memantau pelaksanaan survei bawah laut di Pelabuhan Ipi, Kamis (9/7) mengatakan, pemerintah meminta bantuan PADMA Indonesia untuk mencarikan provesional di bidang penyelaman guna melakukan survei bawah laut terhadap kondisi bangkai KM Nusa Damai. Hasil survei bawah laut ini, nantinya diserahkan pemerintah kepada Departemen Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Laut untuk dapat mengambil langkah lebih lanjut.

Bupati Don Wangge menjelaskan, dengan hasil survei bawah laut ini diharapkan nantinya Dapat ditindaklanjuti oleh Dirjen Perhubungan Laut dengan menunjuk pihak yang berkompeten untuk melakukan pekerjaan evakuasi. Menurutnya, pelaksanaan evakuasi terdahulu selama masa pemerintahan yang lalu tidak diketahui secara pasti bentuk kerjasamanya seperti apa. Hal itu karena dokumen-dokumen pelaksanaan evakuasi yang dilakukan pada waktu lalu tidak dimiliki pemerintah saat ini.

MoU Salahi Ketentuan UU
Bupati juga mengatakan, MoU antara pemerintah kabupaten Ende dengan pemilik kapal yang salah satu butirnya menyatakan pemilik kapal menyerahkan kapal kepada pemerintah secara aturan tidak dibenarkan dan melangar ketentuan undang-undang. Seharusnya, pemilik kapal yang membiayai seluruh kegiatan pelaksanaan evakuasi. Pemerintah tidak mengelaurkan biaya untuk membayar pihak pelaksana evakuasi karena semuanya menjadi tanggung jawab pemilik kapal. “Pelaksanaan sebelumnya saya tidak tahu dibiayai oleh siapa.” Oleh karena itu, untuk pelaksanaan selanjutnya, pemerintah akan meminta kepada Dirjen Perhubungan Laut dengan kuasa yang dimiliki untuk memaksa pemilik kapal menanggung semua pembiayaan atas kapal tersebut.

Menurutnya, jika pemerintah sampai membiayai pelaksanaan evakuasi, pemerintah dapat berurusan dengan aparat penegak hukum. Hal itu karena sesuai aturan pelaksanaan evakausi menjadi tanggung jawab pemilik kapal. Dengan demikian seluruh pembiayaan juga menjadi tanggung jawab dari pemilik kapal.

Dirjen yang Menentukan
Untuk itu, dia berharap dengan hasil survei nantinya dapat diserahkan kepada Dirjen Perhubungan Laut untuk kemudian menentukan siapa yang melakukan evakuasi bangkai KM Nusa Damai. Pembicaraan menyangkut evakuasi ini, lanjut Bupati Don sudah pernah dibicarakan dengan Sekretaris Dirjen Perhubungan Laut beberapa waktu lalu di Jakarta. Dalam pembicaraan itu, lanjutnya, sudah diminta agar Dirjen mengambil langkah melakukan evakuasi atas bangkai KM Nusa Damai. “Kita sudah ketemu dan minta kapal dipindahkan dari kolam labuh.”

Terhadap kehadiran PT Jasalindo melakukan survei bawah laut, Bupati Don katakan kehadiran mereka atas permintaan Pemerintah Kabupaten Ende. Pemerintah melalui PADMA Indonesia meminta mencarikan pihak-pihak yang memiliki kompetensi untuk melakukan survei bawah laut. Terkait kehadiran Stanley Ernest Down yang pernah melakukan evakuasi namun tidak berhasil, Bupati Don mengatakan dia tidak tahu kegagalan dulu itu disebabkan oleh faktor apa. Namun memperhatikan kehadiran bersama PT Jasalindo ini dengan fasilitas kerja yang begitu memadai diharapkan bisa memberikan masukan ke Dirjen Perhubungan Laut untuk bisa mengambil langkah lebih lanjut. Dengan hasil survei itu juga, diharapkan dalam waktu dekat dapat diambil sikap apakah digeser dari kolam labuh atau dipotong.

Gatot Suryadi dari PT Jasalindo mengatakan, kehadiran mereka hanya untuk melakukan survei bawah laut. Survei tersebut dilakukan untuk mengetahui posisi akhir bangkai kapal di dalam laut. Hasil survei bawah laut itu, lanjut Suryadi akan diserahkann kepada pemerintah daerah untuk dimanfaatkan demi kepentingan pelaksanaan evakuasi. Soal tindaklanjut seperti apa yang akan dilakukan oleh pemerintah pihaknya tidak tahu karena semuanya diserahkan kepada pemerintah.

Harus Digeser
Stanlay Ernest Down yang pernah melakukan evakuasi yang pertama kali pasca tenggelamnya KM Nusa Damai mengatakan, melihat hasil survei bawah laut tersebut, pemotongan baru delapan persen. Belum terlalu banyak bagian yang dipotong. Melihat kondisi kapal yang sudah keropos menurutnya pemotongan tidak perlu dilakukan. Yang harus dilakukan adalah dengan memindahkan atau menggeser posisi kapal agar kelur dari kolam labuh. Pemotongan yang nampak di layar monitor hasil survei menunjukan pemotongan sepanjang 15-16 meter di bagian lambung kiri, ramdor dan propeler kiri serta kanan. Untuk melanjutkan kegiatan pemotongan, kata Stanley bisa memakan waktu 3-4 tahun. Namun jika hanya dengan menggeser posisi kapal hanya membutuhkan waktu kurang lebih enam minggu.

Penyelaman hari pertama itu, kata Stanley terpaksa dihentikan mengingat pengisian tabung gas hanya empat tabung. Karena stok gas menipis maka penyelaman dihentikan. Penyelaman baru kembali dilanjutkan Jumad untuk melihat lebih jauh posisi kapal dan kemajuan pekerjaan terdahulu.

Pantauan Flores Pos di Pelabuhan Ipi, sebanyak tiga penyelam yang melakukan penyelaman. Penyelaman pertama dilakukan Toninius Berahama dan Gregorius Ga. Penyelaman pertama sempat terhenti karena tabung gas yang digunakan Berahama mengalami gangguan. Setelah dilakukan penukaran tabung gas, penyelaman kembali dilakukan. Setelah memantau bagian-bagian yang dipotong sektiar kurang lebih 20 menit kemudian Stanley meminta agar penyelam kembali ke permukaan untuk mengganti tabung gas. Penyelaman kedua dilakukan oleh Gregorius Ga bersama satu rekan penyelam lainnya. Penyelaman juga dilakukan hanya selama lebih kurang 20 menit. Setelah itu Stanley memutuskan untuk menghentikan penyelaman.

Bupati Don Wangge bersama Kepal Dinas Perhubungan Abdullah Ali memantau dengan serius setiap kegiatan survei bawah laut melalui layar monitor yang dipasang di atas dermaga. Survei bawah laut ini mendapat perhatian warga sekitar dermaga yang datang melihat dari dekat kegiatan survei bawah laut.



Tidak ada komentar: