08 Oktober 2009

Hendra Jaya "Manusia Vespa" Kunjungi Redaksi Flores Pos

* Bernazar keliling Indonesia Jika ada Prajurit TNI jadi Presiden Indonesia
Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos
Manusia vespa yang melakukan perjalanan keliling Indonesia menggunakan vespa butut buatan tahun 1968, Hendra Jaya berkesempatan mengunjungi Kantor Redaksi Harian Umum Flores Pos. Perjalanannya mengelilingi Indonesia yang sudah dijalani sejak tahun 2006, berawal dari titik kilometer nol di Kota Sabang Aceh. Dari perjalanannya selama hampir tiga tahun ini, sudah 30 provinsi yang dia kunjungi dan masih tinggal tiga provinsi yakni NTB, Bali dan Kalimantan Barat. Perjalanan yang dilakukan ini bermula dari nazarnya jika ada prajurit tinggi TNI yang menjadi presiden Indonesia maka akan melakukan perjalanan mengelilingi Indonesia. Maka ketika Susilo Bambang yudhoyono terpiliuh menjadi presiden maka dia mulai melakukan perjalanan keliling Indonesia.

Hendra Jaya ketika mengunjungi Kantor Redaksi HU Flores Pos di Jalan El Tari, Rabu (7/10) mengatakan, dia mulai mengelilingi Indonesia pada Minggu, 18 Juni 2006 yang diawali dari titik kilometer nol Kota Sabang. Perjalanannya mulai dilakukan dengan tujuan untuk bersepeda motor vespa mengelilingi Indonesia dalam rangka pengumpulan tandatangan dari para prajurit dan kepala daerah terbanyak. Selain untuk tujuan itu, kata Hendra, perjalanannya keliling Indonesia ini juga bertujuan untuk mengenal lebih dekat kebudayaan dari setiap daerah yang dikunjungi dan sejarah Indonesia. Tujuan lainnya adalah untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar TNI seluruh Indonesia dan para gubernur serta para bupati.

Dia mengakui, perjalanannya ini tanpa ada sponsor sehingga saat berangkat awal dia hanya mengantongi uang sebesar Rp1,5 juta. Pria kelahiran Palembang, 22 April 1968 ini terus berkeliling Indonesia hingga saat ni berkesempatan menyinggahi Ende. Hutan di Ende kata Hendra merupakan hutan tersubur yang dia jumpai sepanjang perjalanannya ditambah udara yang masih sangat segar. “Paling senang lihat keajaiban Tuhan yakni Danau Kelimutu. Saya sudah ke sana dan sangat takjub.”

Namun dari keindahan alam yang dia jumpai itu, banyak kisah sedih pula yang dia alami sepanjang perjalanannya mengelilingi Indonesia. Anak kolong ini pernah dirampok dan dipukuli oleh OPM saat berada di Wamena tahun 2008 silam. Saat itu, uang Rp4 juta diambil beserta handycam serta baju. “Tidak banyak yang hilang. Mereka berupaya turunkan bendera merah putih dari motor dan gantikan dengan bendera OPM. Tapi saya melawan dan dipukuli lalu dirampok.” Namun masih beruntung, warga sekitar berbaik hati menolongnya. Pengalaman pahit lainnya adalah tidur di hutan di Sulawesi saat dalam perjalanan ke Kabupaten Pasang Kayu. Akibat felex belakang patah akhirnya terpaksa harus tidur di hutan.

Ada juga kesulitan-kesulitan saat harus bertemu dengan para pejabat. Di Biak, pernah diusir oleh pejabat sementara (Pjs) bupati Biak karena dikira orang gila. Selain itu, begitu sulitnya bertemu dengan penjabat bupati Sabu sehingga harus menunggu selama lebih kurang delapan jam. Dia berharap, dalam sisa waktu perjalanannya ini, tidak ada lagi kesulitan yang dialami sehingga bisa kembali ke Jakarta dengan selamat.

Pengalaman pahit lainnya adalah saat vespa bututnya terbakar di Waingapu. Terbakarnya motor diakibatkan hubungan arus pendek. Namun setelah dibereskan akhirnya perjalanan masih dapat dilanjutkan dengan vespa buatan tahun 1968 pemberian ayahnya almarhum Kapten CPM A Ridwan. Dalam perjalanannya, kata Hendra, sudah 55 kali harus ganti ban dan tiga kali harus bongkar mesin. Namun semuanya masih mampu dilakukan berkat bantuan anak-anak Skuter dan para prajurit TNI di setiap daerah yang dikunjungi. “Tanpa mereka saya tidak bisa melanjutkan perjalanan.” Diakui, ketika melakukan penyeberangan dia tidak dipungut biaya karena dibantu oleh ADPEL dan ASDP. Demikian halnya ketika menumpang hercules sealu dibantu oleh TNI Angkatan Udara.

Hendra mengatakan, selama perjalanannya mengelilingi Indonesia ini, sudah ribuan tandatangan yang dikumpulkan dari para kepala daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten. Bahkan sudah ada delapan jenderal yang dikumpulkan tandatangannya sepanjang perjalanan ini. Semua tandatangan itu, lanjut dia telah dibukukan di dalam tujuh buku dan tiga diantaranya telah dikirim ke Museum Rekor Indonesia (MURI).

Dikatakan, dengan tinggal tiga provinsi yang belum dia kunjungi maka akan diupayakan untuk dikunjungi dalam waktu dekat. Hanya saja dia tidak bisa memastikan kapan akan menyelesaikan semua perjalanannya keliling Indonesia. Dikatakan, ketika sudah tiba di Jakarta maka dia akan menyerahkan semua bukti tandatangan kepada MURI. Selain itu, dia akan berupaya menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena perjalanan yang dilakukan itu atas nazar bahwa kalau ada petinggi TNI yang menjadi presiden maka akan melakukan perjalanan keliling Indonesia. Untuk itu, kata Hendra, dia akan berupaya menemui presiden setibanya di Jakarta.

Reli Laot, Sekretaris Redaksi Flores Pos mengatakan salut dengan perjalanan yang dilakukan Hendra Jaya. Menurut Reli, perjalanan panjang hanya dengan modal uang Rp1,5 juta hanya dilakukan oleh orang-orang nekat karena perjalanan mengelilingi Indonesia yang adalah negara kepulaian seperti ini tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun, kata Rely Laot, Hendra telah membuktikan bahwa hanya dengan modal Rp1,5 juta dia mampu mengelilingi Indonesia walau dengan berbagai kesulitan yang dia hadapi. Dikatakan, langkah Hendra melakukan perjalanan untuk lebih mengenal sejarah dan budaya setiap daerah di Indonesia adalah langkah baik yang perlu dicontohi.




1 komentar:

vebi 1980 mengatakan...

salut dan bangga mempunyai teman sebangsa seperti anda