05 Oktober 2009

Warga Translok Wewaria Mulai Tinggalkan Pemukiman

* Dinas Perlu Data Warga yang Tidak Tempati Rumah Translok
Oleh Heronimus Bokilia


Ende, Flores Pos
Hingga saat ini, warga yang mendiami lokasi transmigrasi lokal (Translok) Wewaria di Kecamatan Wewaria semakin berkurang. Dari 200 kepala keluarga (KK) warga yang mendiami lokasi translok tersebut, saat ini tinggal 90 kepala kelaurga. Kondisi ini berarti sebanyak lebih kurang 110 kepala keluarga yang telah meninggalkan pemukiman translok Wewaria dan kembali ke rumah mereka yang lama untuk kembali mengerjakan kebun masing-masing. Namun sesekali mereka masih kembali ke perumahan yang ada di daerah translok Wewaria.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ende, Petrus Poto kepada Flores Pos di ruang kerjanya, Kamis (1/10) mengatakan, translok Wewaria merupakan proyek provinsi yang hingga saat ini belum diserahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Kabupaten Ende. Namun demikian, kata dia, kondisi saat ini di lokaso translok tidak lagi dihuni oleh semua warga translok. Saat ini tinggal 90 kepala keluarga yang masih mendiami lokasi translok Wewaria dari total keseluruhan 200 kepala keluarga yang mendiami translok Wewaria.

Poto mengatakan, mereka meninggalkan rumah yang ada di daerah translok karena mereka masih memiliki rumah di daerah asal masing-masing. Mereka kembali ke rumah mereka sebelumnya untuk mengerjakan kebun dan tidak mengerjakan tambak garam di lokasi translok. Hal itu, kata Poto juga diakibatkan karena sejak awal perekrutan warga translok tidak memperhatikan latar belakang pekerjaan mereka. “Mereka tiap hari kerja kebun tapi mau dijadikan petani tambak garam.”

Dikatakan, warga translok yang mulai meninggalkan lokasi translok itu setelah jaminan hidup yang menjadi jatah mereka sudah tidak lagi diberikan setelah sempat disalurkan selama lebih kurang lima tahun sejak memasuki lokasi translok Wewaria. Dikatakan, mereka juga bukannya tidak menempati perumahan yang ada di lokasi translok. Namun, mereka hanya kembali untuk kerja kebun kemudian ketika persediaan makanan mencukupi baru kembali lagi ke translok.

Poto katakan, semua kebutuhan baik fasilitas umum seperti rumah ibadah, jalan yang layak sejauh ini belum dipenuhi. Untuk itu katanya, pemerintah provinsi harus mendata ulang kebutuhan-kebutuhan yang belum dipenuhi tersebut untuk dilengkapi. “kalau semua sudah dilengkapi baru diserahkan kepada pemerintah daerah untuk kelola.” Untuk selanjutnya pengelolaan diberikan kepada pemerintah daerah namun penyerahan itu hingga saat ini belum juga dilakukan oleh pemerintah provinsi termasuk pemeliharaannya.

Arminus Wuni Wasa, anggota DPRD Ende dari partai Demokrat kepada Flores Pos di gedung DPRD Ende, Jumad (2/10) mengatakan, fakta adanya warga penghuni lokasi translok Wewaria yang sudah mulai meninggalkan lokasi translok dan kembali ke rumah mereka sebelumnya memang ada. Kembalinya mereka itu terjadi karena tambak garam yang seharusnya menjanjikan kehidupan bagi mereka kurang berjalan baik. Banyak warga penghuni translok Wewaria yang mengeluhkan produksi garam yang menurun setelah mereka mengikuti petunjuk dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Menurut warga, lanjut Armin, sebelum mengikuti petunjuk dinas dan mengolah garam menggunakan cara tradisional justru hasilnya jauh lebih banyak. Kondisi itu, kemungkinan disebabkan karena proses pembuatan garam memanfaatkan air yang digali dari sumur di mana karena kedalamannya yang terlalu dalam sehingga kadar garamnya berkurang dan berpengaruh terhadap propduksi garam.

Armin mengatakan, fenomena warga mulai meninggalkan perumahan translok harus disikapi serius oleh pemerintah melalui dinas teknis terkait. Dinas harus turun dan melakukan pendataan. Warga yang tidak lagi mau menempati rumah yang ada di lokasi translok agar didata dan jika sudah tidak mau lagi agar digantikan dengan warga lain yang mau tinggal dan menetap tetap di situ. Jika tidak secepatnya disikapi, katanya, dikhawatirkan rumah yang sudah ada akibat tidak terawat akhirnya menjadi rusak dan tidak dapat ditempati lagi.

Menyikapi kondisi seperti itu, kata Armin, dalam waktu dekat akan mengusulkan kepada pimpinan agar anggota DPRD Ende bisa turun langsung melihat kondisi di lokasi translok Wewaria. “Kami akan turun lihat langsung. Seperti apa kondisi warga di daerah translok.”



Tidak ada komentar: