03 Juni 2011

Yaspem Konsen Berantas Malaria

· * Bangun Kerjasama Lintas Kabupaten

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Yaspem, sebuah yayasan yang berkedudukan di Maumere Kabupaten Sikka tetap konsen dalam upaya peningkatan mutu manusia melalui peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu langkah konkrit yang sudah dan akan terus dilakukan adalah melalui promosi pemberantasan malaria.

Direktris Yaspem Sikka, Maria Mediatrix Mali di Ende, Kamis (26/5) mengatakan, Yaspem begitu konsen dalam promosi pengentasan penyakit malaria karena dari hasil penelitian yang dilakukan di Sikka beberapa waktu lalu, diketahui bahwa penyebab dasar kemiskinan di Sikka adalah karena masalah malaria. Ketika seseorang terkena malaria, akan sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerjanya. Waktu kerja maksimal lima hari dalam seminggu praktis tidak dapat dilakukan. Dari tidak efektifnya waktu kerja akan berpengaruh terhadap pendapatan. Jika demikian maka hidup tidak dapat dirubah, kemiskinan terus terjadi, masyarakat tidak memiliki rumah layak dan tanpa fasilitas MCK. Lingkungan menjadi kotor dan anak putus sekolah meningkat.

Kondisi ibu yang menderita malaria, lanjut Mediatrix Mali, jika mengandung akan sangat berpengaruh terhadap anak yang ada di dalam kandungannya. Parasit yang menggerogoti plasenta dan sel-sel darah merah mati menyebabkan otak terganggu. Parasit yang masuk ke plasenta dan masuk ke otak ibu hamil mengakibatkan ibu tidak sadarkan diri. Jika ibu hamil tidak sadarkan diri jelas asupan gisi untuk bayi ikut terganggu. Kondisi ini akhirnya merusak janin dan mengganggu otak dan otak dirusak oleh parasit. Kondisi ini, lanjutnya akhirnya mengakibatkan anak yang dilahirkan kemampuan berpikirnya menjadi rendah.

Selain itu, kata Mediatrix Mali, malaria mengakibatkan kematian anak dan ibu melahirkan menjadi tinggi dan dapat melahirkan anak cacat. Anak dengan malaria menyebabkan otak kosong permanen apalagi diperoleh sejak di dalam rahimj ibu yang menderita malaria. Malaria, lanjutnya, tidak saja menimbulkan akibat ini, namun juga dapat berpengaruh terhadap timbulnya penyakit hati, ginjal dan penyakit lainnya.

Untuk itu, kata Mediatrix Mali, perlu koordinasi lintas sektor dalam upaya penanganan malaria. Terpenting dalam penanganan malaria adalah merubah pola pikir masyarakat. Terkadang, malaria dipandang sebelah mata dan tidak terlalu diperhatikan. Padahal jika malaria ditelaah lebih dalam akan terlihat akibat dan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat. Untuk itu, saat ini Yaspem tengah berkoordinasi dan menjajaki kerjasama lintas kabupaten dalam rangka pembelajaran bersama pengentasan malaria dan demam berdarah.

Penanganan terhadap malaria, kata dia membutuhkan konsep malaria terpadu. Pola pikir masyarakat perlu dirubah agar masyarakat semakin tahu bahwa malaria merupakan penyakit berbahaya dan merupakan penyakit berbasis lingkungan yang ditularkan oleh nyamuk yang dapat menimbulkan kematian dan merusak generasi anak bangsa. Dalam penanganan pengentasan malaria, lanjutnya tidak saja konsen terhadap nyamuk dengan merubah pola pikir penanganan jentik tetapi juga pada lingkungan. Untuk merubah pola pikir ini baru dapat dilakukan jika masyarakat sudah memiliki pengetahuan yang cukup terhadap malaria itu sendiri. “Komunikasi, informasi dan edukasi merupakan entri poin merubah pola pikir masyarakat,” kata Mediatrix Mali.

Ke depan, lanjutnya, Yaspem mencoba melakukan pendekatan dengan Pemerintah Kabupaten Ende dan DPRD Ende dalam upaya pengentasan malaria. Yaspem juga berupaya bekerjasama dengan Dharma Wanita agar kembali dihidupkan Dasawisma. Jika berjalan diharapkan masing-masing Dasawisma bertanggungjawab terhadap 10 rumah di wilayahnya agar terbebas dari malaria dan menjaga kebersihan lingkungan. Kerjasama juga diupayakan dibangun dengan Dinas PendidikanPemuda dan Olahraga agar ke depan dapat digelar jambore anak.

Tidak ada komentar: