24 Maret 2009

Tembok Penyokong Jalan Runtuh, Jalur Ende-Maumere Nyaris Putus


* Jalur Utara Butuh Perhatian
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Jalur jalan Ende-Maumere tepatnya di kilometer (KM) 12 Desa Ndungga Kecamatan Ende Timur nyaris putus. Hal itu diakibatkan karena tembok pernyokong sepanjang lebih kuang 15 meter runtuh dan mengakibatkan ruas jalan sepanjang 15 meter dan lebar lebih kuang tiga meter mengalami rusak total. Pada jalur ini jika tidak secepatnya diantisipasi bisa menimbulkan runtuhan yang semakin melebar dan merusak badan jalan. Kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran arus lalulintas jalur Ende-Maumere menjadi terputus.
Frans Mani, warga Desa Ndungga Kecamatan Ende Timur di lokasi runtuhan, Sabtu (17/1) mengatakan, runtuhnya tembok penyokong di jalan tersebut terjadi pada hari Kamis (15/1) sekitar pukul 16.00. saat terjadinya runtuhan, hujan sedang turun dengan lebatnya. Dikatakan, runtuhan yang terjadi memang tidak memakan korban karena pada saat terjadi tidak ada kendaraan yang sedang melintas di jalur tersebut.

Rusak Tanaman Warga
Hanya saja, kata Mani, runtuhan tembok penyokong yang merusak badan jalan itu telah merusak tanaman milik warga seperti kemiri dan bambu. ”Kejadian ini tidak ada korban jiwa. Tapi sudah merusak kemiri dan bambu yang ditanam warga.”
Terkait runtuhnya tembok penyokong, Mani tidak melihat itu sebagai akibat dikerjakan asal jadi. Menurut dia, runtuhnya tembok itu diakibatkan karena temboknya sudah berusia tua. Lagi pula selama ini jalur jalan itu banyak dilewati kendaraan jenis fuso dengan muatan yang berat sehingga ikut berpengaruh terhadap runtuhnya tembok penyokong. Dia juga memperkirakan, runtuhnya tembok penyokong terjadi karena pada tahun 2008 lalu saat dilakukan penggusuran di lokasi tersebut batu-batu besar yang digusur diguling ke jurang melewati tembok itu. Batu-batu besar tersebut menurut dia ikut membuat tembok penyokong menjadi rapuh dan akhirnya runtuh.

Cepat Diperbaiki
Atas kerusakan ini, Mani berharap agar secepatnya disikapi oleh pemerintah melalui dinas teknis terkait. Jika tidak diatasi secepatnya, dia khawatir runtuhan akan terus terjadi dan kerusakan badan jalan tidak dapat dihindari lagi. Menurut dia, pekerjaan yang harus dilakukan segera adalah membangun tembok penyokong baru agar tidak lagi terjadi runtuhan.
Pantauan Flores Pos di lokasi kejadian pada Sabtu tembok penyokong di jalur jalan tersebut runtuh sepanjang 15 meter. Akibatnya jalan juga mengalami kerusakan sepanjang 15 meter lebih dengan lebar lebih kurang tiga meter. Badan jalan yang tersisa yang masih bisa dilintasi kendaraan hanya sekitar lebih kurang tiga meter. Jika terus dilintasi maka runtuhan bisa saja kembali terjadi mengingat di beberapa titik sudah terjadi retakan yang bisa pecah sewaktu-waktu.
Selain runtuhan di KM 12, longsoran juga terjadi di KM 22. di Desa Dile Kecamatan Detusoko. Pada jalur jalan Ende-Maumere ini longsoran berupa material batu menutupi separuh badan jalan. Longsoran terjadi sejak hari Senin namu masih berupa longsoran kecil. Longsoran besar sampai menutup separuh badan jalan baru terjadi pada hari Jumad (16/1).

Minta Uang
Beberapa pemuda terlihat berada di lokasi. Namun tidak ada aktifitas membersihkan badan jalan. Mereka malah memanfaatkan kesempatan itu untuk mengumpulkan uang dari pengguna jalan baik pengendara sepeda motor maupun bus dan truk yang melintas di jalur tersebut. Salah seorang pengguna jalan, Rudi mengatakan jika pemerintah tidak secepatnya menggusur longsoran itu maka bukan tidak mungkin aksi meminta-minta uang dari pengguna jalan akan terus berlanjut. Untuk itu dia meminta kepada pihak terkait untuk secepatnya menggusur jalur yang longsor agar lalulintas tidak terhambat dan tidak lagi terjadi pemalakan liar di jalan yang bisa meresahkan para pengguna jalan.

Jalur Utara Nyaris Putus
Sementara itu dari wilayah utara Ende, anggota DPRD Ende dari Fraksi PDI Perjuangan, Yustinus Sani yang sedang melakukan perjalanan ke Kota Baru melaporkan, trans utara di jalur Ndondo-Maumere terancam putus akibat hujan yang turun dua hari terakhir yakni Kamis-Jumad. Badan jalan terkikis air hujan dan menjadi kecil. Di jalur jalan yang terkikis telah membentuk alur air yang sangat membahayakan pengguna jalan. ”Kalai dipaksakan untuk melintas bisa menimbulkan kecelakaan.”
Calon anggota DPRD Ende nomor urut satu dari daerah pemilihan Ende IV ini meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk segera turun melakukan perbaikan. Jika tidak cepat diperbaiki, kata Sani bukan tidak mungkin jalur jalan itu akan semakin rusak dan jalur trans utara Ndondo-Maumere bisa terputus. Selain itu, jika dibiarkan dan masyarakat tetap menggunakan mengingat tidak adanya jalur alternatif lain maka kecelakaan bisa terjadi.
Jalur ini, kata dia membutuhkan perhatian dan penanganan serius dinas teknis. Mengingat setiap tahun selain rusak akibat hujan jalur jalan trans utara juga sering mengalami kerusakan akibat abrasi. Untuk itu, dinas teknis selain memperbaiki jalan yang rusak perlu pula memikirkan upaya mengatasi abrasi. ”Salah satu caranya dengan bangun tembok pengaman di sepanjang pantai. Kalau tidak abrasi bisa membuat jalan semakin rusak dan sempit.”

Tidak ada komentar: