07 Mei 2009

BAPPEDA Buat Pelatihan Pengembangan Kapasitas Kelompok Tani

* Populasi Ternak Kambing Menggembirakan
Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Ende menggelar pelatihan pengembangan kapasitas bagi kelompok tani ternak kambing. Pelatihan ini untuk meningkatkan sumberdaya manusia kelompok tani dalam sistem pemeliharaan ternak kambing yang baik.

Bupati Ende Don Bosco M Wangge dalam sambutan pada acara pembukaan pelatihan dimaksud di gedung BEKATIGADE Ende Ngada, Jalan Melati, Senin (4/5) mengatakan, pelaksanaan kegiatan integrasi ternak kambing merupakan model pengembangan program peningkatan pendapatan petani melalui inovasi (P4MI). Legiatan ini memadukan penerapan teknologi dan diseminasi inovasi pertanian yang sangat mementingkan proses identifiasi kebutuhan teknologi, pengembangan model usahatani spesifikasi lokal dan pengembangan kapasitas petani.

Dukung Peningkatan Agribisnis
Pola integari ternak dan tanaman, kata Bupati Don Wangge merupakan upaya potensial yang dapat dilaksanakan dalam upaya mendukung peningkatan agribisnis dan pola ini berpeluang dikembangkan di daerah dengan areal pertanian yang luas maupun terbatas. Pengembangan integrasi ternak kambing yang didanai loan ADB di kabupaten Ende, katanya, dalam pelaskanaannya bekerjas ama denan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT sudah memasuki tahun kedua. Pada tahun pertama 2008 telah dilaksanakan pada empat desa.

Dari managemen pemeliharaan ternak yang telah diterapkan ada perkembangan populasi ternak kambing yang cukup mengembirakan. Rata-rata pertambahan sebanyak 6-8 ekor dan fisik ternak mengindikasikan sebagai ternak yang sehat. Kenyataan ini merupakan informasi menarik dan menguntungkan dan perlu diketahui empat desa sasaran pengembangan integrasi ternak kambing pada tahun 2009 ini.

Ekstensif Tradisional
Pemeliharaan ternak kambing oleh petani selama ini, kata Bupati Don Wangge, merupakan hasil pemeliharaan secara ekstensif tradisional yang diwariskan dengan sistem dilepas berkeliaran dan diikat dan berpindah-pindah guna memperoleh pakan di lahan bebas. Kondisi ini mengakibatkan pengontrolan terhadap penyakit, engaturan perkembangbiakan dan perawatan ternak sulit dilakukan. Untuk itu, perlu ada perbaikan dari sistem ekstensif tradisional ke semi intensif perlu diperbaiki antara lain pakan yang lebih baik, perawatan kesehatan, sistem perkandangan dan pengaturan perkawinan yang tepat.

Debora Kanahau dan Onike Lailogo dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT dalam amterinya menyangkut budidaya ternak kambing di NTT menegaskan, NTT sebagai daerah beriklim kering dengan musim hujan singkat dan eratik dengan musim kemarau yang panjang, ternak kambing sangat cocok di pelihara. Apalagi, ternak ini cocok dikembangkan di pedesaan yang penduduknya petani dengan penghasilan rendah karena dapat beranak kembar dan kebutuhan fasilitas serta penanganannya lebih sederhana dibandingkan dengan ternak besar lainnya. Usaha ternak kambing sangat menguntungkan karena dapat berkembang biak sepanjang tahun dan merupakan tabungan yang sewaktu-waktu dapat dijual. Ternak kambing bagi masyarakat NTT merupakan sumber pendapatan petani terutama di daerah kering seperti Timor Barat, Sumba Timur dan Flores bagian utara. Namun selama ini populasi ternak kambing belum optimal karena manajemen pemeliharaan masih tradisional dan faktor penghambat utama yang mempengaruhi produktifitas ternak kambing adalah manajemen pemberian pakan dan air minum baik dari segi kualitas dan kuantitasnya.

500 Bangsa Kambing
Di dunia, tegas Debora, terdapat 500 bangsa kambing namun ada beberapa yang umum dipelihara dan termasuk dalam tiga tipe yakni pedaging, perah dan bulu. Dalam pemeliharaan kambing perlu diperhatikan adalah pemilihan bibit, perkandangan, pakan dan kontrol penyakit. Dalam pemilihan bibit, perlu diperhatikan adalah induk harus sehat, tampak bersemangat, aktif bergerak, kepala selalu tegak, mata bercahaya, rambut dan bulu mengkilap, umur masih muda. Bulu bersih dan mengkilat, bentuk kaki lurus dan kuat, alat kelamin normal, kabing tidak terlalu mengantung dan simetris, jumlah puting susu dua serta umur 12 bulan. Untuk pejantan tubuhnya besar, buah zakar panjang dan sifat kenjantanannya kelihatan.

Makanan kambig merupakan persoalan dalam beternak kambing. Makanan diperlukan untuk pertumbuhan dan penggemukan, pembiakan, kesehatan yang baik dan menentukan untung-ruginya memelihara ternak. Makanan yang baik dan seimbang nutrisinya harus mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Air juga merupakan komponen penting dalam manajemen pemberian makanan para ternak kambing.

Kegiatan pelatihan bagi kelompok tani ternak kambing ini, kata Ketua Panitia Vincent Pega, diikuti oleh anggota kelompok tani sebanyak 64 orang yang datang dari masing-masing desa sebanyak 16 orang tiap desa. Kegiatan juga melibatkan ketia komite investasi desa sebanyak empat orang, kepala desa dari empat desa yang menjadi sasaran kegiatan P4MI, kepala BPP di empat desa sertta empat orang PPL dari desa dimaksud. Pelaksanaan kegiatan selama tiga hari dan pada hari ketiga diisi dengan diskusi hasil kunjungan lapangan dan dilanjutkan dengan materi di dalam ruangan.



Tidak ada komentar: