23 November 2010

Mahasiswa Demo Sikapi Aksi Penahanan Mahasiswa

  • Minta Selesaikan di Internal Kampus

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Mahasiswa Universitas Flores (Uniflor) enggelar aksi damai di depan kampus. Mereka menuntut agar persoalan yang terjadi antara dosen dan mahasiswa yang berujung pengrusakan sejumlah kaca jendela di kampus tersebut diselesaikan secara internal kampus. Mereka menuntut agar proses penahanan terhadap oknum mahasiswa ditangguhkan.

Julius F Mari, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Sejarah di sela-sela aksi damai yasng digelar di depan kampus Uniflor Ende, Kamis (18/11) mengatakan, aksi damai yang digelar itu merupakan wujud solidaritas mereka terhadap rekan mahasiswa yang saat ini ditahan di sel polisi. Aksi damai tersebut, lanjut Julius masih dalam taraf meminta dukungan dari seluruh elemen mahasiswa. Mereka akan kembali melakukan aksi pada Jumad (19/11) hari ini dan masih dengan tuntutan yang sama.

Dikatakan, jika tuntutan mereka agar Finsensius Tabe dikeluarkan dari sel tidak dipenuhi maka mereka akan kembali menggelar aksi pemogokan kuliah dan menggelar aksi penyegelan kampus. Dalam aksi ini, lanut Julius, mereka menuntut agar dosen yang telah melakukan tindakan tidak terpuji terhadap mahasiswa ditindak tegas dan bila perlu dikelaurkan dari kampus. Hal itu enurutnya, jika pihak kampus dan rektorat tidak merespon kasus ini maka ke depan dikhawatirkan ulah seperti itu akan kembali terulang. “Kalau dipiara terus ke depan lebih parah lagi dia buat,” kata Julis.

Dalam aksi yang digelar di depan kampus itu, para mahasiswa membentangkan dua buah poster di aspal. Mahasiswa berorasi dan meminta partisipasi seluruh mahasiswa dalam aksi tersebut. Semula mereka hendak menuju ruang Fakultas Ekonomi untuk berorasi dan melanjutkan ke kantor rektorat, namun tidak jadi dilakukan. mereka juga sempat memblokir ruas jalan di depan kampus yang ramai dilalui kendaraan. Namun aksi mereka berhasil dihentikan oleh petugas keamanan kampus yang sigap meminta para mahasiswa untuk tidak emblokir jalan.

Para mahasiswa akhirnya hanya berorasi dan menurut rencana, aksi emreka akan kembali dilanjutkan Jumad hari ini. Bahkan mereka bertekad jika sikap dan tuntutan mereka tidak dipenuhi mereka akan mengelar aksi penyegelan kampus.

Dalam aksinya, massa mahasiswa juga membagi-bagikan selebaran. Dalam selebaran itu mereka membeberkan kronologis kejadian yang berbuntut pengrusakan sejumlah kaca jendela oleh Finsensius Tabe adn kawan-kawan. Menurut mereka, kronologis kejadian bermula pada pemeriksaan catatan milik mahasiswa yang dilakukan oleh Vian Bire, Dosen pada Fakultas Ekonomi. Pada saat pemeriksaan itu, ada empat mahasiswa bermasalah di mana diantara mereka tidak memiliki catatan dan ada yang memiliki catatan namun sudah kusut dan kusam.

Selesai memeriksa catatan, tulis mereka, dosen Vian lalu mengeluarkan kata-kata tidak etis terhadap ahasiswa ang catatannya kusam dan kusut. Saat itu juga terlontar kata-kata bernada ancaman dari Vian Bire bahwa bagi mahasiswa yang tidak memiliki catatan tidak akan lulus mata kuliah yang diasuhnya. Pernyataan tersebut menimbulkan kemarahan beberapa mahasiwa. Finsensius Tabe secara spontan meluapkan kemarahandenga menepuk kursi dan mengampiri dosen di depan ruang kuliah. Sempat terjadi adu mulut antar keduanya.

Finsen lalu ke ruang dekan untuk membicarakan hal tersebut. Namun, tulis mereka dalam selebaran, pada saat itu, dosen Vian Bire menghampiri dan mencekik Finsen hingga dia kesulitan bernapas. Saat itu dilerai oleh karyawan.

Finsen lalu kembali ke kos dan meluapkan kemarahannya di kos. Mendegar cerita Finsen, teman sekosnya yang sebagiannya juga ahasiswa. Mereka lalu kembali ke kos hendak eminta klarifikasi dari Vian Bire. Namun saat tiba di kos, Vian tidak ditemuyi dan membuat Finsen marah dan meluapkan kemarahannya dengan emecahkan kaca jendela.

Dalam selebaran itu, mereka menuntut agar memecat dose Vian Bire karena sudah melanggar kode etik sebagai tenaga pendidik. Menuntut pembebasan mahasiswa yang ditahan oleh polisi, menuntut lembaga Universitas Flores berkomitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan yang lebih memanusiakan manusia. Mereka juga enyatakan mengecam tindakan dosen yang represif kepada mahasiswa.

Diberitakan sebelumnya, Finsensius Tabe, mahasiswa Universitas Flores (Uniflor) mengamuk dan memecahkan sejumlah kaca jendela di ruang kuliah dan di ruang tata usaha. Aksi nekad mahasiswa ini dipicu nasihat dari dosen pada saat kuliah yang membuatnya tersinggung. Sebelum memecahkan kaca jendela, oknum mahasiswa ini sempat membanting kursi dihadapan dosen.

Rafael Oktafianus Giri, Dosen Fakultas Ekonomi Uniflor kepada wartawan di Mapolres Ende, Senin (15/11) mengatakan, semula dia sedang melakukan evaluasi hasil ujian bersama para mahasiswa di ruang kuliah. Mengingat hasil ujian mahasiswa lalu nilainya jelek, maka dia melakukan evaluasi dan memeriksa catatan yang dimiliki para mahasiwa. Menurutnya, jika mahasiswa memiliki catatan yang baik namun nilainya jelek dapat dievaluasi mungkin metode kulihanya yang perlu diperbaiki.

Saat memeiksa catatan milik teman pelaku (bukan milik pelaku), ternyata catatannya tidak lengkap dan sudah kusut. Saat itu, lanjut Fian, kepada para mahasiswa yang lain, dia katakan, kalau seorang laki-laki buku catatannya lecek dan kusam seperti itu, orangnya jorok dan kotor. Terhadap pernyataannya itu membuat mahasiswa yang dievaluasi itu tidak terima. Dia lalu membanting kursi dan sempat menuduhnya memaki. Mahasiswa tersebut lalu keluar dan sempat dikejarnya.

Saat kembali dia dipanggil masuk ke ruang tata usaha. Oleh dosen yang lain yakni Dekan Fakultas Ekonomi, Rena Virginia dan Ketua program Studi Manajemen, dia diminta untuk menahan emosi dan tidak melakukan tindakan lain. Mereka juga memintanya untuk memaafkan ulah mahasiswa tersebut. “Waktu itu saya bilang, sebagai dosen saya maafkan dia. Tapi baru saja saya kasih maaf tiba-tiba dia datang bersama tiga temannya,” kata Fian.

Tidak ada komentar: