23 November 2010

Nelayan Mautapaga Bawa Perahu Isi BBM di SPBU Waemantar

  • Karena Tidak Dilayani Pengisian dengan Jerigen

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Sejumlah nelayan dari Mautapaga membawa lima perahu untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Waemantar. Aksi nekat ini mereka lakukan akibat permintaan mengisi BBM menggunakan jeriken tidak dilayani pihak SPBU. Aksi nekat para nelayan Mautapaga ini sempat menimbulkan kemacetan lalu lintas di Jalan gatot Subroto depan SPBU Waemantar. Ulah nekat ini juga menimbulkan pelayanan pengisian BBM di SPBU Waemantar terganggu.

Ahmad Ruslin, salah seorang nelayan mengatakan, dia sangat kesal dengan pihak SPBU Waemantar. Pasalnya, pada Minggu pagi dia menyuruh keluarganya ke SPBU untuk membeli bensin dua liter. Namun saat tiba di SPBU, pembelian menggunakan jeriken tidak dilayani. Pembelian menggunakan jerigen baru dapat dilayani kalau mengantongi rekomendasi dari pemerintah. Pihak SPBU, kata Ahmad Rusli katanya hanya melayani pembelian dengan kendaraan bermotor. Karena kendaraan mereka adalah perahu, lanjutnya maka dia dan sejumlah nelayan lainnya membawa perahu datang langsung ke SPBU untuk isi bensin.

Padahal, kata Ahmad, selama ini ketika mereka membeli bensin menggunakan jeriken tidak perah dipersoalkan dan selalu dilayani. Namum, dalam satu minggu terakhir ini mereka tidak lagi dilayani saat membeli bensin menggunakan jerigen. Kepada mereka petugas SPBU selalu meminta rekomendasi. ”Masa hanya beli dua liter kami harus pergi urus rekomendasi di ekonomi (Bagian Ekonomi Setda Ende). Itu tidak masuk akal,” kata Ahmad Rusli.

Hal senada juga dikatakan Bram Husen, pemilik perahu lainnya. Menurutnya, selama ini ada praktek kurang baik yang dilakukan pihak SPBU Waemantar. Ketika nelayan datang membeli dua liter bensin menggunakan jeriken tidak dilayani. Tetapi, kata dia, jika ada orang yang membeli dan meberikan tip untuk petugas langsung dilayani. Dia meminta kepada pihak SPBU Waemantar agar memperhatikan secara khusus pembelian bensin dan solar oleh nelayan Mautapaga. Biar bagaimanapun, katanya, SPBU itu berada di wilayah Mautapaga jadi harus melayani masyarakat nelayan Mautapaga.

Menurutnya, pihak SPBU boleh tidak melayani nelayan yang membeli bensin atau solar dengan jeriken kalau SPBU khusus untuk nelayan sudah ada. Namun, di Ende selama ini belum ada SPBU khusus untuk nelayan. Karena itu sebagai nelayan yang hanya membutuhkan dua atau tiga liter bensin untuk melaut mengalami kesulitan jika hanya untuk beli satu dua liter bensin harus mengurus rekomendasi di pemerintah.

Dalam dialog dengan Supervisor SPBU Waemanter, M L Sadipun, para nelayan meminta agar ke depan, pihak SPBU memprioritaskan pelayanan kepada nelayan Mautapaga. Kepada mereka, diharapkan agar tidak perlu dituntut rekomendasi. Mereka juga menjamin kebutuhan untuk bensin tidak banyak dan jika ada yang membeli menggunakan nama nelayan dalam jumlah banyak agar tidak dilayani. Hal itu karena kebutuhan mereka sebagai nelayan khusus untuk mesin ketinting rata-rata empat liter untuk dua hari. Sedangkan untuk mesin yang menggunakan solar rata-rata 30 liter untuk dua hari. Hal itu karena ada perahu yang menggunakan dua mesin solar.

M L Sadipun, Supervisor SPBU Waemantar pada kesempatan itu meminta para nelayan memasukan nama-nama nelayan Mautapaga untuk didata. Hal itu agar mereka dapat dilayani tanpa rekomendasi pada waktu-waktu mendatang. Hanya saja, kata dia, untuk pelayanan tanpa rekomendasi ke depan perlu dikonsultasikan lagi dengan pimpinan di Kupang. Hal itu karena pihaknya pernah ditegur gara-gara menjual kepada mereka yang tidak mengantongi rekomendasi.

Sadipun mengatakan, pelayanan bagi pembelian menggunakan jeriken harus mengantongi rekomendasi dilakukan untuk mengantisipasi penyalahgunaan. Hal itu karena pernah terjadi pembelian menggunakan jerigen lalu ditampung dan kemudian dijual kepada pihak proyek. Karena itu, agar hal itu tidak lagi terulang maka diberlakukan rekomendasi kerja sama dengan Bagian Ekonomi Pemda Ende. ”Kita tidak ada maksud apa-apa. Kalau kita layani pembelian dengan jerigen nanti terjadi penumpukan dan timbul antrian panjang,” kata Sadipun.

Dalam aksi para nelayan itu, setelah diberikan pemahaman oleh pihak SPBU dan bersedia melayani pembelian menggunakan jeriken, para nelayan akhirnya mulai reda kemarahan mereka. Pihak SPBU kemudian melayani pembelian menggunakan jeriken sehingga para nelayan kemudian kembali membawa perahu mereka masing-masing sehingga pelayanan di SPBU kembali normal.

Tidak ada komentar: