10 Juni 2014

Dana Terbatas, Pemkot belum Maksimal Bantu Nelayan

Hiero Bokilia

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Kupang melalui Dinas Perikanan dan Kelautan sejauh ini mengaku belum maksimal dalam membantu masyarakat nelayan dalam upaya peningkatan produktivitas melalui bantuan alat tangkap. Belum maksimalnya bantuan tersebut disebabkan alokasi anggaran yang terbatas. Karena itu, Pemerintah Kota Kupang berharap, intervensi Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi NTT dan Kementerian Perikanan dan Kelautan juga ambil bagian mengalokasikan anggaran untuk membantu para nelayan di Kota Kupang. 


Demikian dikatakan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kupang Thomas Jansen Ga kepada VN di ruang kerjanya, Selasa (6/5). Tom Gah mengatakan, sejauh ini pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Perikanan dan Kelautan baru sebatas membantu alat tangkap berupa pukat senar (gillnet mono filament) dan pukat jenis gillnet multyfilamen, dan sarana penunjang seperti mesin dan  pelampung. 


Sedangkan bantuan berupa kapal penangkap ikan, kata Ga, sejauh ini masih sangat terbatas karena disesuaikan dengan ketersediaan anggaran. Sehingga, baru dalam dua tahun terakhir dilakukan pengadaan kapal penangkap ikan. "Itu pun hanya dua-tiga kapal saja," katanya.


Apalagi, untuk Kota Kupang saat ini terdapat lebih kurang 3.000 nelayan yang harus diperhatikan di 16 kelurahan pesisir.Jumlah itu  belum termasuk warga di kelurahan bukan pesisir yang berpotensi menjadi nelayan. “Jadi kalau hanya harap intervensi dari APBD Kota Kupang saja jelas tidk cukup. Butuh intervensi dari provinsi dan kementerian,” katanya.


Diamenjelaskan, kelompok nelayan atau perorangan yang hendak mendapatkan bantuan alat tangkap biasanya mengajukan proposal ke dinas alat tangkap jenis apa yang mereka butuhkan. Dari proposal yang diajukan tersebut, dinas akan melakukan identifikasi dan verifikasi. Selanjutnya, akan dilakukan survei lapangan untuk melihat keberadaan a nelayan yang mengajukan proposal tersebut. Jika memenuhi syarat, maka akan diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan. "Kit juga hanya sebatas membantu alat tangkap. Belum bisa intervensi dana stimlus," katanya.


Dia menambahkan, selain berkonsentrasi pada potensi perikanan laut, Dinas Perikanan juga memperhatikan pengembangan potensi perikanan darat perlu diperhatikan agar dari sumber ini mampu membantu pasokan kebutuhan ikan masyarakat. Meningat, potensi perikanan laut tidak dapat dimanfaatkan setiap saat dalam setahun. Pada waktu-waktu tertentu, potensi perikanan laut tidak dapat dimanfaatkan karena keadaan cuaca. Saat-saat seperti itu, kebutuhan konsumsi ikan masyarakat dapat dipasok dari potensi ikan air tawar.
Kepala Seksi Sumber Daya Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Ferry JF menambahkan, saat ini ada sejumlah kelompok usaha perikanan darat yang menjadi kelompok binaan dinas. 


Dinas juga sedang mengembangkan Unit Perbenihan Rakyat di Bakunase. Unit ini kegiatannya berupa budidaya pembesaran dan pembenihan ikan jenis mujair, lele, nila, karper, dan lele. "Tahun ini kita adakan 33 ribu bibit ikan lele untuk bantu kelompok budidaya ikan air tawar," kata Ferry.

Tidak ada komentar: