14 April 2009

Dipundak Bupati dan Wakil Bupati Terlantik Perhatian Akan Lebih Terasa

* Lebu Raya Lantik Bupati dan Wakil Bupati Ende Terpilih
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Pelantikan bupati dan wakil bupati Ende periode 2009-2014 adalah sebuah prosesi cinta. Bila direfleksikan secara jernih dan mendalam, jabatan yang sedang diemban adalah ungkapan cinta seluruh komponen masyarakat di daerah ini. Cinta itu tumbuh dalam nurani dibingkai dalam kepercayaan untuk kemudian diungkapkan melalui pilihan politik kepada bupati dan wakil terlantik. Pilihan polityik itu juga mengingatkan bahwa masyarakat Ende percaya di pundak bupati dan wakil bupati perhatian akan lebih masyarakat terima. Keluh kesah dan persoalan akan lebih didengar, dicermati dan direspon. Kunjungan ke kampong dan dusun terisolir dan terpencil menjadi lebih sering.
Hal itu dikatakan Gubernur NTT Frans Lebu Raya dalam sambutannya saat melantik Don Bosco M Wangge dan Achmad Mochdar masing-masing sebagai bupati dan wakil bupati Kabupaten Ende periode 2009-2014 ddalam rapat paripurna istimewa DPRD Ende, Selasa (7/4). Don Wangge dan Acmhmad Mochdar adalah bupati dan wakil bupati terpilih dalam pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah 13 Oktober 2008 lalu dan mengungguli enam kandidat lainnya dengan perolehan suara yang cukup signifikan yakni 54.845 atau 41,96 persen dari total suara sah yang masuk pada waktu itu sebanyak 130.695.
Lebu Raya mengatakan, selama kepemimpinan Bupati Don Bosco Wangge dan Wakil Bupati Achmad Mochdar, masyarakat Ende berharap akses jalan kian panjang dirintis dan ditingkatkan kualitasnya, banyak sarana prasarana irigasi, kesehatan dan pendidikan dibangun dan direhab lebih serius dan bermutu. Selain itu akses pasar dibuka, harga komoditi perkebunan lebih berdaya saing. “Nelayan di pesisir tidak pernah lagi gelisah soal ketersediaan dan keterjangkauan BBM untuk melaut.” Selain itu, pelaku bisnis secara moral mendapat eprhatian, kepedulian dan kepastia pelayanan administrative yang dibutuhkan. “Proses tender dan lelang pengadaan barang dan jasa lebih transparan.”
Ditegaskan pula, dalam suasana gembira, percaya, harapan dan cinta dari seluruh masyarakat Ende, pelantikan Don Bosco M Wangge dan Achmad Mochdar kian terasa istimewa karena dilakukan dalam lingkaran pecan suci menyambut perayaan paska. Paska, kata Lebu Raya adalah kemenangan dan kegembiraan. Kemenangan akibat penaklukan perjalanan salib, symbol tuntasnya tugas perutusan putera manusia.
Suasana kebatinan ini, tegas Lebu Raya harus menjadi kekuatan moral untuk membimbing perjalanan daerah ini. “Jabatan yang ditahtakan rakyat tidak untuk dibanggakan apalagi diselewengkan. Jabatan harus bermuara pada tugas perutusan. Jabatan saudara berdua harus tetap berbingkai kesederhanaan, kerendahan hati, pelayanan dan syukur, walau untuk itu dituntut pengorbanan sebagaimana misteri salib itu sendiri.”
Dia juga mengimbau kepada bupati dan wakil bupati terpilih untuk memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat Ende merasakan kegembiraan karena geliat ekonomi yang ditumbuhkembangkan. Diharapkan pula untuk emngupayakanreformasi birokrasi untuk meningkatkan kinerja pelayanan birokrasi agar masyarakat percaya terhadap eksistensi birokrasi di daerah ini. “Kelolalah perjalanan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan di daerah ini dengan cinta yang sama hangatnya. Cinta yang meneguhkan kebersamaan untuk sehati sesuara membangun Ende baru, sendi NTT baru yang lebih baik.”
Menyangkut anggaran untuk rakyat menuju sejahtera (anggur merah) kata Lebu Raya secara bertahap diupayakan agar paradigma ini diterapkan di seluruh NTT dan secara bertahap agar anggaran untuk public porsinya lebih besar dibanding anggaran belanja aparatur. Langkah awal perubahan ini seyogyanya teridentifikasi dan dijabarkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Ende 2009-2014. sejalan dengan itu mendukung rencana bupati da wakil bupati untuk mereformasi birokrasi Kabupaten Ende. “Namun demikian, lakukan reformasi itu sesuai ketentuan kepegawaian yang ada. Proseslah mutasi jabatan secara santun dan elegan.”
Bupati periode 2004-2009, Paulinus Domi sebelumnya mengatakan, selama memimpin bersama Wakil Bupati Bernadus Gadobani selama lima tahun telah melakukan banyak. Dari sekian banyak yang telah dilakukan bersama wakil bupati, DPRD Ended an masyarakat di 191 desa dan 23 kelurahan, masih banyak sekali kekurangan. Apa yang dilakukan adalah untuk mengejawantahkan visi dan misi abdi dalam rangka mewujudkan masyarakat yang mandiri, solider dan sejahtera dengan memanfaatkan anggaran yang telah dianggarkan dari tahun ke tahun.
Dikatakan, apa yang dilakukan masih banyak yang kurang dan jauh dari harapan. Kerja sama yang telah dibangun bersama DPRD untuk mewujudkan kesejahteraan tidak habis dengan berakhirnya masa jabatan namun diserahkan kepada bupati dan wakil bupati yang baru untuk menerima dan melanjutkan membangun daerah ini. “Yang pasti mereka (bupati dan wakil bupati yang baru) dating untuk pelihara yang ada, perbaiki yang rusak dan isi di mana yang kosong.”
Sementara Yohanes Pake Pani, mengharapkan duet Don Wangge Achmad Mochdar dapat menjadi pemimpin yang tegas dalam artian kedamaian bisa embat ketenangan dalam bertugas. Dia juga meminta untuk meninggalkan masa lalu terutama selama proses pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah yang lalu. Pake Pani juga berkeyakinan, kedua tokoh ini mampu merangkul semua unsure yang ada di Kabupaten Ende untuk sama-sama membangun Ende. Kepada mereka yang belum terpanggil duduk di jabatan bupati dan wakil bupati, Pake Pani mengharapkan untuk menerima dengan iklas pemimpin yang baru.
Menyangkut kepemimpinan lima tahun ke depan, dia mengharapkan agar Don Wangge dan Achmad Mochdar konsisten terhadap semua janji yang diungkapkan pada saat berkampanye dengan betul-betul menjabarkan semua rencana yang disampaikan saat kampanye yang dinanti-nantikan oleh masyarakat. Keinginan Don dan Mat menjadikan Ende sebagai daerah swasembada beras, katanya bisa diwujudkan jika proporsi anggaranyang ada dibalik dimana anggaran untuk public diperbesar dibandingkan dengan anggaran untuk aparatur. Dana DAU yang selama ini 60 persen untuk belanja aparatur agar dibalik menjadi 60 persen untuk belanja public dan 40 persen belanja aparatur. “Saya yakin pak Don tahu porsi-porsi dana mana yang selama ini perlu dipangkas yang menurut saya tidak perlu dilakukan tapi karena sudah dibahas di Dewan jadi tetap diangarkan.”
Ke depan butuh pemimpin yang karismatik di mana dibutuhkan orang yang jujur dan terbuka. Kalau tidak jujur dan terbuka akan kehilangan karismatiknya. Butuh pemimpin yang jujur yang bisa dijadikan panutan, dalam hidup bertetangga yang wajar.
Acara pelantikan bupati dan wakil bupati Ende Don Bosco M Wangge dan Achmad Mochdar di gedung DPRD Ende, dihadiri sejumlah pejabat pemerintahan baik provinsi maupun kabupaten. Dari Provinsi selain Gubernur Frans Lebu Raya bersama ibu, hadir pula Wakil gubernur Esthon L Foenay dan ketua DPRD NTT, Melkianus Adoe. Hadir pla para bupati se-daratan Flores.
Acara pelantikan berlangsung khidmat dan seluruh rangkaian acara berjalan lancar dan tertib. Kedua pejabat terlantik didampingi rohaniwan pendamping masing-masing Pater Tarsisius Djuang Udjan, SVD dan . usai pelantikan bupati dan wakil bupati, acara dilanjutkan dengan pelantikan dan serah terima jabatan ketua Tim Penggerak PKK.

Tidak ada komentar: