16 April 2009

Setiap Anggota GMNI Dituntut Menjadi Pejuang

* GMNI Cabang Ende Terima 68 Anggota Baru
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Wakil Bupati Ende terpilih, Achmad Mochdar mengingatkan agar setiap anggota GMNI dituntut menjadi pejuang. Pejuang menurutnya bukan berarti ketika wafat dimakamkan di taman makam pahlawan. Tidak harus demikian dan yang dimakamkan di taman makam pahlawanpun belum tentu pejuang. Berjuang juga tidak asal-asalan tetapi sadar akan apa yang diperjuangkan dan memiliki landasan perjuang yang rasional.
Hal itu dikatakan Achmad Mochdar di hadapan calon anggota baru, alumni, senior Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia serta undangan yang hadir dalam pembukaan kegiatan pekan penerimaan anggota baru GMNI Cabang Ende di aula KLK, Jalan Anggrek, Sabtu (23/1). Dikatakan, GMNI bukan merupakan teman baru melainkan teman yang sudah ditanamkan oleh Bung Karno sejak lama dan menajdi nafas perjuangan pendahulu sebagaimana yang diletakan oleh Bung Karno melalui ayahnya.
”Ayah saya adalah seorang pejuang yang waktu itu membantu Bung Karno menyebarkan informasi tentang NKRI.” pada jaman itu, katanya, ayahnya sebagai seorang pegawai di rumah sakit Belanda namun diajak bung Karno untuk berjuang. Bentuk perjuangan yang diwujudkan bermacam-macam. Para karyawan yang bekerja di rumah sakit mengenakan pakaian seragam putih dan pada bagian kancing dipasang warna merah. Selain itu pada tempat pakaian kebis (anyaman daun lontar) pada bagian bawahnya dicat putih dan bagian tutupnya dicat merah. Simbol-simbol NKRI terus ditunjukan dalam upaya memberikan informasi terkait NKRI.

Filosofi Sapu
Pada masa itu, dibentuk pula klub sepakbola ”Sapu” yang lahir dari inisiatif Soekarno. Sepakbola sebagai kegiatan merakyat dan bangun pemahaman bahwa jika hanya lidi tidak bisa bermanfaat apa-apa namun jika digabung menjadi sapu akan bisa menyapu. Terkait keberadaan GMNI sebagai kader pejuang pemikir dan pemikir pejuang, Achmad Mochdar menegaskan bahwa sebagai pejuang pemikir, kader GMNI sebagai pejuang bangsa, kader bangsa yang bercita-cita luhur membangun masyarakat yang adil makmur dalam satu tatanan dunia yang tertib, damai dan aman. Sebagai kader pemikir pejuang, kader cendekia yang berjuang menguasai ilmu pengetahuan dan menggunakan dimensi keilmuan untuk mencapai cita-cita. Setiap anggota GMNI dan generasi muda Ende, kata Mochdar harus punya semangat juang lebih tinggi mengingat api perjuangan Bung Karno lahir dari Ende.

Banyak Permasalahan
Dikatakan, saat ini semakin banyak permasalahan yang terjadi. Konteks Ende, banyak masalah yang dihadapi. ”Bahkan ada orang yang mengatakan Ende dalam keadaan sakit.” dari aspek ekonomi, Ende memiliki ketergantungan tinggi terhadap Maumere. Dua pelabuhan Ende dan Ipi tidak berfunsi dan tidak disinggahi kapal. Yang menjadi korban adalah masyarakat. ”Ini persoalan.” Aspek pendidikan, Ende masuk urutan terbawah padahal Ende sebagai kota pelajar. Banyak pejabat di NTT jebolan dari SMAK Syuradikara, SPG Ndao namun sekarang hanya tinggal nama.
Sedangkan sektor kesehatan, kata Mochdar, masih banyak wilayah yang tidak tersentuh. Pustu dibangun tetapi tenaga yang melayani tidak ada. ”Ini menyangkut persoalan SDM. Ditambah birokrat yang asal bapak senang.”
Jika memimpin nanti bersama bupati terpilih Don Bosco M Wangge, katanya bertekad mengajak semua komponen untuk membangun Ende. Menurutnya, memnbangun Ende tidak bisa mengandalkan kemampuan mereka berdua mengingat banyaknya persoalan. ”Bangun daerah ini harus dibangun oleh kita semua. Semua elemen masyarakat. GMNI dnegan upayanya kritisi. Kalau kami tidak mampu suruh turun tapi dengan cara-cara santun.”

Lahirkan Kader Berkualitas
Ketua Panitia PPAB, Kristian Minggu pada kesempatan itu menegaskan, mahasiswa dituntut melakukan reposisi gerakan di tengah tantangan yang begitu banyak. Hal itu bisa melalui agenda gerakan bernuansa pada aspek sosial kategori yang bertujuan meningkatkan kualitas indifidu mahasiswa dan langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Mahasiswa perlu mengembangkan sikap kritis konstruktif tanpa harus terjebak menjadi komoditas politik dari berbagai kekuatan politik praktis.
Dikatakan, dalam kegiatan PPAB ini diikuti 68 calon anggota GMNI. Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari dari 23-27 Januari. Kegiatan ini bertujuan merekrut serta melahirkan kader yang memiliki integritas tinggi sehingga memiliki karakter nasionalis dan berwawasan kerakyatan. Meningkatkan kualitas kader GMNI sebagai pribadi yang patriotik pancasilais serta berwawasan nasionalis kerakyatan dalam menjalankan pembangunan di segala bidang kehidupan.


Tidak ada komentar: