16 April 2009

PDAM Undang Unsur Terkait Bahas Rencana Kenaikan Tarif

* Waktu Pemberlakuan Belum Dipastikan
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Dalam rangka melakukan penyesuaian tarif, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Ende melakukan pertemuan dengan unsure-unsur terkait yang ada di Kabupaten Ende. Pertemuan melibatkan stakeholder yang ada baik dari unsure lembaga swadaya masyarakat (LSM) organisasi kemahasiswaan dan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan PDAM.
Direktur PDAM Ende, Mohamad Husni di aula pertemuan PDAM, Kamis (12/2) mengatakan, secara umum kondisi teknik PDAM Ende yang dibangun tahun 1982 dan 1983 serta aset peninggalan pemerintah Belanda tahun 1930 kondisinya kini sudah sangat memprihatinkan. Kondisi ini menghambat pelayanan bagi masyarakat di bidang air bersih.
Dikatakan, pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kabupaten Ende akhir-akhir ini ikut mempengaruhi kebutuhan akan air minum bersih. Kebutuhan akan air minum bersih semakin meningkat. “Ini tantangan bagi PDAM Ende. Kami harus berupaya meningkatkan produksi air bagi masyarakat.”
Husni mengatakan, dalam menghadapi semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan pelayanan air minum bersih, PDAM juga masih menghadapi berbagai kendala dan hambatan seperti adanya kebijakan yang belum berpihak kepada perusahaan daerah yang melayani masyarakat. Selain itu belum ada sarana dan prasarana air bersih pada sebagian wilayah kota dan wilayah perluasan kota untuk dua kelurahan dan dua desa di wilayah kecamatan Ndona.

Banyak Permasalahan
Rencana kenaikan tarif dasar air minum tersebut, kata Husni diambil mengingat saat ini banyak permasalahan yang dihadapi perusahaan yang dipimpinnya itu. Permasalahan tersebut diantaranya, sarana dan prasarana air bersih di kota Ende yang dilayani PDAM belum semua terlayani yang disebabkan karena kapasitas air yang terpasang masih sangat terbatas. Umur teknis jaringan perpipaan yang sudah berumur tua baik peninggalan Belanda sehingga tingkat kebocoran tinggi. Permasalahan lain yang dihadapi yakni tingkat pengolahan air yang masih sederhana sehingga pada musim hujan air dari sumber kali Wolowona tidak dapat didistribusikan karena tingkat kekeruhan tinggi.
Persoalan lain yang masih dihadapi yakni rendahnya kapasitas pengolahan air serta menurunnya kapasitas sumber mata air yang disebabkan perubahan iklim yang tidak menentu. Kondisi ini mengakibatkan PDAM mengalami kekurangan persediaan air bersih untuk didistribusikan kepada masyarakat pelanggan. Usia alat ukuyr (meteran air) yang sudah tua juga menjadi salah satu masalah saat ini, kata Husni ditambah tidak adanya alat deteksi kebocoran serta harga dasar air yang masih rendah. Kesadaran masyarakat baik pelangan maupu non pelangan tentang pemanfaatan dan perawatan instalasi juga menjadi permasalahan.

Tambah Kapasitas
“Rencana jangka pendek kita adalah pergantian paling lambat pada instalasi pengolahan.” Sedangkan untuk jangka panjang, kata Husni, akan dilakukan penambahan kapasitas sumber dari 80 liter per detik menjadi 200 liter per detik. PDAM juga akan berupaya mengadakan instalasi pengolahan yang lengkap denga kapasitas 80 liter per detik. Selain itu rencana jangka panjang lainnya adalah dengan merehabilitasi jaringan, pengembangan jaringan dan penambahan mesin pompa hidrolik.
Kasubag Produksi II pada Bagian Ekonomo Setda Ende, Wara Abdullah pada kesempatan itu mengatakan, sebuah perusahaan daerah seperti PDAM Ende agar bisa mengalami kemajuan dan tidak lagi menjadi beban bagi pemerintah maka pemeirntah harus memberikan penyertaan modal kepada perusahaan daerah secara penuh dan dikelola secara profesional. Sejauh ini, kata dia, pemerintah memang memberikan penyertaan modal kepada PDAM, namun penyertaan modal yang diberikan tidak secara lepas namun masih tetap di bawah pengendalian pemerintah.

Ajukan Pinjaman
Alternatif lainnya yang bisa diambil oleh PDAM untuk bisa tetap eksis adalah dengan mengajukan pinjaman kepada pihak ketiga. Pinjaman tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha dan perbaikan jaringan untuk membanah pelayanan kepada para pelanggan.
Jika dua alternatif ini sulit dilakukan oleh PDAM Ende, langkah terakhir adalah dengan menaikan tarif. Langkah itu, kata Wara perlu dilakukan agar pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan dan tidak terhambat. Dikatakan, pelayanan yang kontinu harus didukung dan rencana kenaikan tarif sebagai upaya peningkatan pelayanan perlu pula didukung.
Dikatakan, pemerintah memang pernah memberikan penyertaan modal ke PDAM namun penyertaan modal yang diberikan belum mencukupi. “Mau atau tidak mau PDAM harus menyesuaikan tarif yang ada saat ini.” Apalagi, kata Wara, tarif dasar yang diberlakukan PDAM sekarang ini merupakan tarif dasar yang ditetapkan sejak tujuh tahun yang lalu. Padahal, idealnya sebuah perusahaan melakukan penyesuaian tarif dasar setiap dua tahun jika ditinjau dari sisi manajemen perusahaan.


Tidak ada komentar: