31 Juli 2010

GMNI Tagih Janji Wapres Boediono

* Pemda Ende Diminta Perhatikan Aset Sejarah Budaya di Ende

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Ende kembali mengelar aksi demo damai. Dalam aksinya ini, GMNI menagih janji Wakil presiden boediono yang disampaikan pada saat melakukan kampanye pilpres di Ende beberapa waktu lalu. Pada saat itu, Boediono menjanjikan akan melakukan renovasi terhadap patung Bung Karno yang ada di dekat pohon sukun. Namun hingga saat ini janji tersebut belum juga direalisasikan.


Dalam askinya ini, GMNI juga mendesak pemerintah untuk tidak mentelantarkan aset-aset bernilai sejarah yang ada dan dimiliki Kabupaten Ende. Aset-aset tersebut diminta untuk diperhatikan dan dirawat agar tidak rusak dimakan usia.


Ketua GMNI Cabang Ende, Andreas eusebius dalam orasinya dalam aski, Rabu (30/6) mengatakan, sejumlah aset peninggalan Bung Karno seperti situs Bung Karno, kuburan Ibu Amsi, pohon sukun dan patung Bung Karno harus menjadi perhatian pemerintah daerah. Aset nasional yang ada di Kabupaten Ende itu harus dijaga dan dirawat karena aset-aset peninggalan sejarah itu tidak akan dapat tergantikan nilainya.


Inong, anggota GMNI saat berdialog dngan DPRD Ende mengatakan, Dewan perlu berkoorinasi dengan pemerintah untuk menjaga dan merawat aset-aset sejarah tersebut. Menurutnya, situs Bung Karno harus direnovasi tanpa merusak dan menghilangkan keunikan aset dimaksud. Menurutnya, kondisi situs saat ini atapnya sering bocor dan jika hujan dapat merusak sejumlah aset peninggalan yang disimpan di dalam situs.


GMNI juga mensinyalir bahwa lokasi pohon sukun selama ini sudah disalahgunakan. Banyak pasangan muda yang memanfaatkan lokasi itu untuk pacaran. Untuk itu, lokasi itu perlu dipagari untuk menghindari penyalahgunaan aset yang ada.


Heribertus Gani, Ketua Komisi C DPRD Ende saat menerima GMNI mengatakan, aspirasi yang disampaikan GMNI menjadi msukan dalam merumuskan kebijakan penganggaran dan pembangunan di masa mendatang. Dia meminta GMNI untuk tidak jenuh-jenuhnya mengingatkan pemerintah dan Dewan untuk tidak melupakan aset nasional bernilai sejat\rah yang dimiliki Kabupaten Ende.


Fakta saat ini soal penataan yang masih minimal, lanjut Gani, pemerintah dan DPRD merasa ikut bertanggung jawab untuk menjaga aset-aset bersejarah tersebut. Walau diakui, dukungan perbaikan yang representatif sesuai harapan publik sejauh ini belum dilakukan. Namun diakui, pemerintah sudah mulai menindaklanjuti dengan telah dibuatnya master plan dan proposal ke pemerintah pusat.


Dewan, kata Gani akan terus mendorong dan mengingatkan pemerintah untuk merealisasikan rencana perbaikan dan penataan aset bersejarah dimaksud. Sinyal bahwa lokasi pohon sukun dijadikan tempat pariwisata dan bergeser menjadi tempat mesum hrus menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama agar tidak terjadi demikian.

Oktofianus Moa Mesi, anggota Dewan lainnya mengatakan, GMNI tidak boleh melihat patung Bung Karno yang tidak representatif lalu berpengaruh terhadap pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dan spirit yang telah diajarkan oleh Bung Karno.


“Spirit Bung Karno jauh lebih penting dari representatif fisik patung,” kata Fian.


Soal renofasi sesuai janji Boediono, pemerintah sudah tindaklanjuti dan Dewan akan terus memantau dan mengingatkan pemerintah agar rencana itu dapat terlaksana.


GMNI dalam aksinya menyampaikan lima butir tuntutan, diantaranya mendesak Wakil Presiden boediono untuk secepatnya merealisasikan janji pada saat kampanye pilpres terkait akan dilakukan pemugaran patung Bung Karno yang tidak mencerminkan karakter dan ketokohan Bung Karno. Mengusulkan kepada Pemda Ende agar setiap 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur umum sebagai momen hari lahirnya Pancasila.


GMNI juga mendesak Pemda Ende merealisasikan master plan terkait tempat sejarah. Mendesak Pemda Ende merenovasi situs Bung Karno tanpa menghilangkan keaslian situs dan diharapkan memperhatikan kesejahteraan penjaga situs.

Tidak ada komentar: