25 April 2009

Ternak Milik Warga Masih Berkeliaran di Lingkungan Bandara

* Masyarakat Diimbau Tidak Melintas di Landasan
Oleh Hiernonimus Bokilia


Ende, Flores Pos
Hingga saat ini, ternak seperti kambing, babi dan anjing milik warga yang tinggal di sekitar Bandara Haji Hasan Aroeboesman masih berkeliaran bebas dan masuk ke kompleks bandara. Bahkan ketika pesawat hendak masuk petugas harus dikerahkan untuk melakukan pemeriksaan landasan pacu agar bebas dari ternak yang berkeliaran.

Hal itu dikatakan Kepala Bandara Haji Hasan Aroeboesman Ende, Satimin kepada Flores Pos di ruang kerjanya, Kamis (23/4). Satimin mengatakan, saat ini, ternak-ternak milik warga sekitar bandara masih berkeliaran bebas di kompleks bandara dan melintas di landasan pacu. Pihak bandara, kata dia telah berulang kali menyampaikan hal itukepada warga. Beberapa saat sempat tidak ada namun kemudian kembali lagi.

Bahkan, katanya, dia pernah berpikir untuk membelikan tali dan diberikan kepada warga yang tidak mampu membeli tali untuk mengikat ternaknya. Namun rencana itu batal dilakukan. Dikhawatirkan ketika ada warga yang dibelikan tali akan ramai-ramai warga lainnya juga melepaskan ternak dan menunggu dibelikan tali oleh pihak bandara.

Dikatakan, kepada seluruh warga diharapkan untuk bersama-sama piak bandara menjaga bandara yang sudah ada dengan tidak melepas ternak masuk berkeliaran di bandara. Selain merusak pemandangan juga yang paling penting adalah akan sangat membahayakan penerbangan terutama pesawat yang akan tinggal landas dan yang akan turun.

Selain ternak yang masih sering berkeliaran di bandara, masyarakat sekitar juga masih melintas di bandara. Pada jam-jam sibuk pun masih ada masyrakat sekitar bandara yang nekat menyeberangi landasaan pacu. Ulah warga itu sudah berulang kali ditegur. Namun setelah ditegur warga masih kembali mengulangi perbuatan yang sama. “Kita tegur ini demi keselamatan bersama. Kalau sampai ada sesuatu pada saat pesawat masuk atau keluar kita yang akan dipersalahkan.

Sering Ditegur
Dikatakan, warga yang melintas sudah seringkali ditegur. Bahkan, kata Satimin dia pernah menahan sepeda salah satu pelintas dan setelah dikembalikan diingatkan untuk tidak kembali melintas. “Setelah kita sempat tahan sepedanya sampai sekarang dia tidak lagi melintas. Mudah-mudahan berlanjut terus.” Menurut Satimin, petugas selalu disiagakan dan selalu melakukan pembersihan di saat pesawat hendak masuk dan hendak keluar. Patroli dimaksudkan untuk memastikan bahwa tidak ada warga yang melintas.

Selain itu, katanya, masih juga ada masyarakat yang memanfaatkan landasan pacu untuk berolah raga di sore hari. Ada yang bermain bola ada pula yang memanfaatkan landasan pacu untuk joging di sore hari. Sejauh ini, kata Satimin, kesadaran warga masih sangat kurang baik untuk diri sendiri maupun kesadaran warga dalam mengatur ternak mereka masing-masing agar tidak dilepas berkeliaran.

Menurutnya, untuk bisa menjaga keamanan dan ketertiban bandara sebenarnya bukan menajdi tanggung jawab bandara saja. Itu menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Ende agar aktifitas di bandara tidak terganggu. Terbaik mengatasi persoalan itu memang dngan memagari kompleks bandara. Namun untuk itu membutuhkan dana yang cukup besar. Untuk saat ini pemerintah pusat belum mengalokasikan anggaran untuk itu. Dia berharap pemerintah daerah dapat membantu dalam mengatasi persoalan ini dengan membantu alokasi dana membangun pagar tembok sekeliling bandara.


Ternak Harus Dikandang
Efraim Belarminus Naga, calon anggota DPRD Ende Dapil Ende IV terpilih dari Partai Pemuda Indonesia kepada Flores Pos mengatakan, masyarakat harus mendukung sepenuhnya keamanan dan kenyamanan serta keindahan kota Ende. Salah satunya adalah dengan tidak membiarkan ternak berkeliaran sembarang. Ternak yang dipelihara harus dikandang dan jika tidak dikandang harus diikat agar tidak berkeliaran. Apalagi, katanya, warga yang berada di sekitar kompleks bandara. Akan sangat riskan jika melepas ternak mereka berkeliaran begitu saja. Kesadaran itu harus tumbuh atas kesadaran masyarakat sendiri bukan atas paksaan. Melihat di daerah lain, pemerintah dan DPRD sampai menerbitkan peraturan daerah penertiban ternak. Namun diharapkan agar di Ende kesadaran itu bisa timbul tanpa harus ada perda segala.

Menyangkut warga yang masih melintas di bandara, kata Efraim perlu diambil tindakan tegas. Langkah itu katanya sangat perlu mengingat keselamatan pelintas juga sangat terancam apalagi keselamatan pesawat dan penumpang di dalam pesawat. Seharusnya, warga memiliki kesadaran untuk tidak melintas karena keselamatan mereka sendiripun terancam. Pembangunan pagar tembok sebenarnya solusi terbaik yang harus dipikirkan semua pihak. Pemerintah daerah didorong mengalokasikan angaran untuk itu sehingga keamanan dan kenyamanan pengguna jasa penerbangan dan jasa bandara dapat lebih terjamin di masa-masa mendatang.



Tidak ada komentar: