10 September 2009

Theater Anak Loper Memukau Penonton

* Dalam Rangka HUT ke-10 Flores Pos
Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos
Dalam rangka memeriahkan perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-10 Flores Pos pada 9 September, Flores Pos menggelar aneka kegiatan. Salah satu kegiatan yang cukup diminati adalah malam pentas Theater Anak Loper Flores Pos di bawah asuhan Pater Lorena Olanama, SVD. Pentas Teater Anak Loper diisi dengan pembacaan puisi-puisi karya WS Rendara. Acara ini selain untuk memeriahkan HUT Flores Pos, Juga dalam rangka mengenang 40 hari meninggalnya penyair ternama WS Rendra.

Pentas yang dilangsungkan di halaman Cantor Redaksi Flores Pos, Jalan El Tari pada Senin (7/9) dipadati penonton. Siswa-siswi dari SMAK Fraterna Ndao begitu antusias bahkan bersama guru mereka Felix Pandai ikut menyumbangkan satu mata acara pada malam pentas tersebut.

Acara malam pentas Teater Anak Loper Flores Pos yang dipandu Pater Charles Beraf, SVD ini dibuka dengan lagu yang dibawakan oleh Chasan. Usai Chasan menyumbangkan suara emasnya dipembuka acara ini, anak-anak loper yakni Gerald, Anis, Us, Nus dan Edin dibawa pimpinan Pater Lorens Olanama mulai masuk panggung pentas membawa peralatan yang mereka gunakan untuk pentas. Ada galon kosong, seng bekas, gitar, dan satu orang masuk membawakan gitar sebagai pengiring lagu Loper Koran. Sebelumnya saat memasuki pentas Edin salah satu anggota Theater Anak Loper sambil membawa koran Flores Pos berteriak ‘koran, koran, koran’. Mereka lalu membawakan lagu Loper Koran diiringi gitar dan tabuhan botol galon, seng bekas dan bunyi senduk dan kayu yang dipukul pada lantai dan kursi.

Usai membawakan lagu tersebut, Pater Olanama langsung membacakan puisi Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta, karya penyair ternama WS Rendra. Dalam iringan tetabuhan, Pater Olanama membawakan puisi menghentak-hentak membuat penonton yang hadir begitu terpukau. Tak adapun suara yang keluar dari mulut para penonton yang begitu menikmati puisi yang dibawakan.

Selain puisi Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta, Pater Olanama juga masih membacakan sejumlah puisi karya WS Rendra yang lainnya. Setelah penampilan anak loper, tampil pula Pater Charles Beraf membawakan beberapa puisi. Stef Tukan yang hadir pada malam itu juga tampil membawakan puisi Logika Matematika. Acara juga diselingi lagu yang dibawakan Chasan yang mengundang penonton ikut bernanyi. Bahkan sejumlah anak yang berjoget ria di atas panggung pentas bersama iringan lagu dari Chasan.

Pater Charles pada malam pentas tersebut mengatakan malam pentas Theater Anak Loper tersebut dogelar selain untuk memeriahkan perayaan HUT ke-10 Flores Pos juga dalam rangka mengenak meninggalnya penyair WS Rendra.

Sementara Pater Lorens Olanama pada kesempatan itu mengatakan puisi bukanmenjadi sesuatu yang menyeramkan tetapi puisi merupakan sesuatu yang menghibur. Kepada para penonton yang hadir, Pater Olanama sempat melontarkan pertanyaan terkait kapan WS Rendra meninggal. Namun oleh segenap penonton tak ada yang mengetahuinya. Pater Olanama mengatakan, para penyair memang bukan seperti selebriti atau pejabat yang hari dan tanggal meninggalnya diketahui banyak orang. Penyair memang kurang diketahui waktu dan tempat mereka meninggal. Dikatakan, puisi-puisi Rendra merupakan puisi-puisi yang garang yang ditulisnya setelah kembali dari Amerika Serikat. Pada tahun 1960 saat masih muda di Jogjakarta, saat darah muda Rendra masih membara, Rendra juga banyak menulis puisi-puisi cinta yang sangat indah. Pada kesempatan itu Pater Olanama juga membacakan puisi cinta karya Rendra dengan judul Surat Cinta.

Malam pentas Theater Anak Loper ditutup dengan penampilan spektakuler Chasan yang membawakan lagu dari penyanyi ternama Brori Marantika, Sayang Bilang Sayang. Para penonton seakan enggan beranjak dari tempat duduk ketika lagu penutup Chasan ini berakhir dan menutup malam pentas Theater Anak Loper.



Tidak ada komentar: