10 September 2009

Kodim Gelar Buka Puasa Bersama dan Pemberdayaan Desk Anti Teror

* Teroris Muncul Karena Salah Memahami Agama
Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos
Kodim 1602 Ende dalam rangka menjalin kebersamaan dan silahturahmi menggelar acara buka puasa bersama juga dalam rangka pemberdayaan desk anti teros di Markas Kodim Ende. Acara buka puasa dan pemberdayaan desk anti teror dihadiri Bupati Ende, Don Bosco M Wangge, Wakil Bupati, Achmad Mochdar, Kapolres Ende, AKBP Bambang Sugiarto, Kepala Pengadilan Negeri Ende, M Purba dan sejumlah undangan lainnya.

Komandan Kodim 1602 Ende, Letnan Kolonel Inf. Frans Thomas pada acara buka puasa dan pemberdayaan Desk Anti Teror, Senin (7/9) mengucapkan selamat menjalankan puasa dan dapat menjadi sarana instrospeksi untuk memperbaiki berbagai kekurangan atau kelemahan.

Dikatakan, perkembangan siatuasi keamanan nasional saat ini kembali terusik dengan kejadian teror bom Kuningan jilid dua di mana sekelompok orang menjadikan agama sebagai kendaraan, kebenaran ajaran agama dibajak dan dimonopoli sebagai alasan pembenaran dalam melaksanakan aksinya. Pada perkembangannya, lanjut Dadim Thomas dilakukan dengan cara kekerasan dan diikuti paham radikal sehingga menciptakan kelompok garis keras dengan menerapkan aksi teror sebagai tindakan. Guna mengantsipasi terjadinya aksi terorisme di Indonesia, TNI AD berupaya membentuk Desk Anti Teror dengan tugas membantu pimpinan dalam merumuskan kebijakan untuk pencegahan dan penangkalan aksi teror melalui pengumpulan data yang mengarah pada indikasi kemungkinan terjadinya aksi teror.

Kegiatan Desk Anti Teror, kata Thomas, ,e,erlukan tata kerja yang jelasd dari unsur-unsur intelijen di daerah yang menggambarkan suatu hubungan yang saling terkait dan saling membutuhkan dalam rangka menyikapi perkembangan situasi di wilayah tanggung jawab. Pengaktifan Desk Anti teror, kata dia diharapkan akan dapat melaksanakan demi dan ceni guna meningkatkan kepekaan dan kewaspadaan serta dapat memaksimalkan koordinasi yang intensif dengan forum Kominda yang telah ada terhadap manuver terorisme di daerah. Dandim Thomas juga berharap kepada seluruh komponen masyarakat yang ada untuk meningkatkan kerjasama dengan cara memberikan informasi dan data sekecil apapun bila terjadi perubahan yang perlu diwaspadai.

Bupati Ende, Don Bosco M Wangge pada kesempatan itu mengatakan, banyak umat beragama yang selama ini mengaku dan mengatakan dirinya telah beragama namun perilakunya belum beragama. Agama mengajarkan kerelaan untuk berkorban demi kebaikan dan keselamatan orang banyak. Ilmu pengetahuan meneguhkan hati supaya tidak terombang ambing, harta benda tidak sekedar membahagiakan tetapi memuliakan sebagaimana seorang anak tidak hanya menyenangkan tetapi juga mengharumkan nama orangtuanya.

Kerelaan berkorban demi kepentingan orang banyak adalah esensi ajaran setiap agama. Sekarang para pemeluk agama malah rela mengorbankan kepentingan banyak orang demi kepentingan diri sendiri. Agama, kata Wangge tidak mengajarkan kekerasan, agama tidak membenarkan kekerasan. Tidak pula pemaksaan dalam hal beragama. “Lalu kekerasan dalam diri kita berasal dari mana? Jangan-jangan kita selama ini belum beragama sama sekali.”

Bupati Wangge mengatakan, munculnya terorisme yang akhir-akhir ini kian marak terjadi karena salah dalam memahami agama. Padahal semua agama mengajarkan kebaikan. Dia berharap agar memahami ajaran agama untuk membangun kebersamaan dalam membangun Ende. Jika selama ini ada sebanyak 29 ribu lebih kepala keluarga yang miskin agar dibangun sehingga menjadi berkurang. Dengan mengacu pada ajaran agama dan berpedoman pada ayat-ayat suci diajak untuk menjadi manusia yang beragama bersahabat diantara sesama umat untuk membangun Ende Lio Sare Pawe.



Tidak ada komentar: