13 Februari 2016

Jefry Siap Rebut Kursi Wali Kota

Hiero Bokilia

DI tengah kian memanasnya polemik bantuan dana beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP), Jefry Riwu Kore menegaskan sikapnya untuk maju merebut kursi Wali Kota Kupang dalam Pilwalkot 2017 mendatang.
Penegasan itu disampaikan Jefry menjawab VN di Rumah Aspirasi, Kelurahan Kelapa Lima, Kota Kupang, Sabtu (6/2).

Ditegaskannya bahwa meski ada sorotan soal pemanfaatan pendistribusian dana PIP untuk kepentingan Pilwalkot, tetapi sebenarnya itu bukan direncanaannya. Tetapi, jadwalnya telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional. hanya saja, momentum penyalurannya yang bertepatan situasi menjelang Pilwalkot 2017.

Jika masyarakat menghendaki agar ia maju dalam Pilwalkot, katanya, maka ia akan maju untuk merebut kursi Wali Kota. Jefry yang pada pilwalkot sebelumnya juga maju bertarung itu, menegaskan bahwa kali ini dirinya maju dengan tekad menang meski butuh proses panjang.

"Toh yang kita kasih bantuan beasiswa ini juga belum tentu pilih saya. Jadi jangan ada ketakutan-ketakutan bahwa kita bantu awasi penyaluran beasiswa ini karena ada momen Pilwalkot," tegasnya.

Jefry mengatakan, dirinya sudah siap melepas kursi di Senayan, jika masyarakat menghendaki dirinya maju dalam Pilwalkot.

Survei Calon Wakil

Terkait calon Wakil Wali Kota yang akan mendampinginya, dia mengatakan, sejauh ini belum ditentukan. Penentuan calon wakil harus melalui survei. Survei, bakal dilakukan tiga kali. Survei pertama pada Maret, dan survei kedua pada Agustus. Setelah dua survei tersebut, Partai Demokrat juga akan melakukan satu kali lagi survei sebagai pembanding sebelum proses pendaftaran di KPU.

"Kita gunakan dua lembaga survei dan lembaga survei Saiful akan jadi survei pembanding. Karena Pak SBY akan cek nama yang diusulkan ini sudah lalui tahapan survei atau belum, dasar perimbangan daerah ada atau tidak," katanya.

Ditanya komunikasi politik dengan Herman Man yang santer dikabarkan akan mendampinginya, Jefry mengatakan, keduanya tetap berkomunikasi dan berdiskus.
"Tadi pagi (Sabtu pagi kemarin) kami masih bertemu dan berdiskusi. Tapi saya katakan kepada Pak Herman, kalau hasil survei bagus kita akan maju sama-sama, tapi kalau tidak, tidak bisa maju bersama karena tanggung jawab berat untuk partai," katanya.

Jika nanti maju dalam Pilwalkot, lanjutnya, ia akan mengubah strategi pendekatan dengan masyarakat. Masyarakat saat ini tak mau lagi mendengar pemaparan visi dan misi yang indah tetapi tidak indah dalam implementasinya. Pihaknya akan memperbanyak diskusi dengan kelomppok masyarakat untuk mendengarkan masukan dan aspirasi mereka.

Harus Transparan
Terpisah, Romo Rudolf Tjung Lake selaku Ketua Pelaksana Yayasan Swastisari, mengatakan, beasiswa PIP sangat dibutuhkan masyarakat. Karena itu, semua yang mengurus beasiswa ini, baik pemda maupun anggota Dewan, harus transparan.

Sikap menolak atau menghambat beasiswa hanya orientasi kekuasaan yang sangat merugikan masyarakat. "Dua pihak, baik pemda maupun Dewan duduk bersama mencari solusi terbaik agar masyarakat bisa merasakan manfaat beasiswa. Jangan jadi komoditi politik untuk meraih kekuasaan," tegasnya.

Apa yang terjadi di Kota Kupang dengan beasiswa PIP itu, lanjutnya, menunjukkan bahwa pendidikan di tangan otonomi daerah selalu bernuansa politik, bahkan dipolitisir untuk mempertahankan atau mencari kekuasaan. Karena itu, menurut dia, urusan pendidikan sebaiknya ditangani Pusat seperti dulu untuk memperkecil orientasi kekuasaan tersebut.

Tidak ada komentar: