12 Mei 2009

Buntut Penyerbuan ke Dolog, Polisi Tahan Tiga Tersangka Pelaku

* Pengeboman Masih dalam Proses Penyelidikan
Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos
Tim gabungan yang terdiri atas Polsek Ende, Polres Ende dan Brimob Kompi C Ende akhirnya berhasil menangkap tiga tersangka pelaku pengeroyokan asing-masing Arnold, Aldo dan Raldi. Ketiga tersangka pelaku ini karena dianggap aksi pengeroyokan mereka pada hari sabtu malam lalu atau malam minggu (9/5) menimbulkan reaksi keras warga paupanda hingga berbuntut aksi penyerbuan.
Aksi penyerbuan yang dilakukan pada minggu malam itu mengakibatkan satu tempat pengetikan dan tambal ban serta satu rumah penduduk rusak. Pada aksi penyerbuan itu, juga terjadi dua kali ledakan yang diduga kuat berasal dari bom ikan. Namun kepastian ledakan yang terjadi pada aksi penyerbuan itu masih dalam penyelidikan aprat kepolisian.

Wakil Kepala Kepolisian Resor Ende, Komisaris Polisi Arly Jembar Jumhana di Mapolres Ende, Senin (11/5) mengatakan, aksi penyerbuan yang terjadi pada hari Minggu malam itu merupakan buntut dari aksi pengeroyokan terhadap warga Paupanda yang terjadi pada hari Sabtu malam lalu. Pada Sabtu malam itu, kata Jumhana, korban atas nama Ali Hasan baru kembali dari Lokoboko. Dia dikeroyok tiga orang pelaku dan sebelum pengeroyokan pelaku terlebih dahulu menanyakan asal korban. Setelah dijawab korban berasal dari Paupanda, ketiga pelaku katakan mereka sedang ada masalah dengan orang Paupanda dan kemudian langsung memukul korban.

Warga Marah
Akibat pengeroyokan terhadap Ali Hasan itu, warga Paupanda marah. Mereka kemudian hendak turun langsung ke kompleks Dolog untuk mencari para pelaku yang telah mengeroyok korban. Massa ytang datang dan melakukan penyerbuan ke kompleks Dolog, kata Jumhana tidak saja dari warga Paupanda. Massa yang datang tidak dapat diidentifikasi asal mereka karena jumlahnya begitu banyak. Namun atas aksi penyerbuan itu, katanya, polisi sangat menyesalkan. “Apalagi sampai bawa bom dan ada dua kali ledakan.”

Jumhana mengimbau kepada warga Paupanda agar tidak perlu melakukan aksi-aksi susulan dan menyerahkan seluruh prosesnya pada kewenangan polisi. Polisi, kata dia juga telah bergerak cepat dan mengamankan tiga tersangka pelaku pengeroyokan yang telah memicu terjadinya penyerbuan warga. Kepada warga, katanya diminta untuk menahan diri . “Hati boleh panas tapi kepala harus dingin.” Dia juga mengharapkan masyarakat untuk tidak mudah terprofokasi dan merelakan masalah ini ditangani aparat kepolisian.

Kepala Satuan reserse dan kriminal Polres Ende, Iptu Nugraha Pamungkas di ruang kerjanya mengatakan, kejadian pengeroyokan pada Sabtu malam lalu skitar pukul 24.00. berdasarkan keterangan dari korban Ali Hasan yang telah diambil keterangannya, dia mengakui ada tiga orang pelaku yang melakukan pengeroyokan. Atas informasi dari korban, polisi langsung melakukan pencarian terhadap pelaku pengeroyokan. “Tadi pagi (Senin pagi) tim gabungan dari Polsek Ende, Polres Ende dan Brimob sudah berhasil tangkap tiga orang pelaku. Mereka bersembunyi di salah satu rumah teman mereka di BTN.”

Lari Sembunyi
Dikatakan, pada saat kejadian penyerbuan pada Minggu malam kemarin, ketiga tersangka pelaku pengeroyokan ini lari bersembunyi. Ketiganya bersembunyi di rumah teman mereka yang ada di Perumahan Mautapaga Permai. Setelah ditangkap dan diambil keterangannya, kata Pamungkas, ketiga tersangka pelaku masing-masing Arnold, Aldo dan Raldi mengakui telah melakukan pengeroyokan terhadap Ali Hasan. Ketiga tersangka pelaku juga mengakui masih ada tiga teman mereka lagi yang ikut melakukan pengeroyokan. Namun ketiga orang itu belum diamankan polisi karena berdasarkan pengakuan korban hanya ada tiga pelaku yang mengeroyoknya.

Dikatakan, akibat aksi pengeroyokan pada Sabtu malam lalu, korban mengalami luka-luka dan memar pada pelipis kiri. Aksi itu telah menyebabkan terjadinya penyerbuan pada Minggu malam. Penyerbuan itu, kata dia dipicu oleh aksi pengeroyokan dan hingga Minggu malam polisi belum mengamankan para tersangka pelaku pengeroyokan. Apalagi, penyerbuan itu juga kemungkinan dipicu oleh ulah para pelaku pengeroyokan yang sebelum mengeroyok menanyakan asal korban yang dijawab berasal dari Paupanda.

Iptu Pamungkas mengatakan, selain memproses para pelaku pengeroyokan terhadap Ali Hasan, polisi juga masih terus melakukan penyelidikan atas kasus penyerbuan yang terjadi pada Minggu malam kemarin. Untuk kasus penyerbuan ini, kata Pamugkas, polisi saat ini masih melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengumpulkan bukti-bukti. Terkait adanya dua kali ledakan yang diduga kuat merupakan bom ikan, dia katakan bunyi ledakan juga belum dapat dipastikan dan masih terus diselidiki termasuk pelaku yang melakukan peledakan. Polisi, katanya belum bisa langsung menarik simpul dan mengatakan pelaku pengrusakan berasal dari Paupanda. Hal itu karena pada malam kejadian penyerbuan, massa datang dalam jumlah banyak dan tidak semua berasal dari paupanda.

Kaget Jadi Sasaran Tunggal
Thomas A.E Senda, pemilik rumah yang dirusak warga pada penyerbuan Minggu malam, di TKP, Senin mengatakan, pada saat terjadi aksi penyerbuan mereka sekeluarga sedang makan. Mereka tidak tahu menahu adanya perkelahian anak-anak muda sehingga terjadi penyerbuan itu. Diakuinya, selama ini dia tidak punya musuh dengan siapapun apalagi dengan warga dari Paupanda. Dikatakan, kendati tinggal dekat jalan tetapi dia selama ini tidak mau ambil urus dengan apa yang terjadi di luar atau di jalan. Hal itu menyebabkan dia begitu kaget menjadi sasaran tunggal dalam aksi penyerbuan massa itu.

Terkait proses hukum terhadap para pelaku pengrusakan atas rumahnya, Senda katakan semuanya diserahkan kepada polisi. Apalagi, katanya polisi dan aparat pemerintah dari kelurahan sudah turun dan melihat langsung kondisi rumahnya yang dirusak massa dalam aksi penyerbuan itu.

Data kerusakan
Lurah Tetandara Mohamad Syahrir mengatakan, aksi penyerbuan massa itu sudah dilaporkan kepada camat dan bupati. Dia turun melakukan identifikasi kerusakan yang terjadi dan barang-barang yang hilang. Dikatakan, sejauh ini berdasarkan pendataan, kerusakan yang terjadi pada satu unit kompresor, printer (2), piringan prabola, jendela rumah dirusak kacanya, seng atap rumah dilempar dan dirusak, alat-alat dapur, meja komputer (2) dan pintu bengkel dan pengetikan dirusak massa. Selain itu, katanya uang sejumlah Rp4,950 juta turut hilang dalam aksi penyerbuan malam kemarin.

Menyangkut pengamanan lanjutan, kata Syahrir, dia sudah berkoordinasi dengan camat, aparat keamanan dan tokoh di dua tempat bertikai untuk mengantisipasi aksi-aksi susulan.

Tidak Pernah Diproses
Mohamad Daeng, Warga Paupanda kepada Flores Pos mengatakan, aksi penyerbuan itu merupakan puncak dari aksi penmgeroyokan pada Sabtu malam lalu atas Ali Hasan. Saat itu, dia pulang antar jemput keluarga dari Lokoboko dan saat tiba di Kali mati Jalan A. Yani, busi motornya mati dan motornya macet. Dia lalu mendorongnya dan sampai di bengkel. Tiba dibengkel ditanya dari mana aslanya dan dijawab dari Paupanda. Pelaku lalu memukulnya. Aksi itu menyulut kemarahan warga dan akhirnya melakukan aksi penyerbuan.

Aksi penyerbuan itu, katanya dilakukan karena massa tidak puas ketiga pelaku belum diamankan polisi. Selain itu, penyerbuan yang dilakukan itu sebagai bentuk presur karena selama ini warga kompleks Dolog tidak pernah disentuh proses hukum setiap kali melakukan aksi-aksi melawan hukum. Massa, katanya dalam pertemuand engan Wakapolres Ende mendesak agar polisi segera menangkap dan memproses hukum para pelaku pengeroyokan mengingat selama ini mereka tidak pernah diproses hukum.



Tidak ada komentar: