30 Oktober 2010

Jelang Hari Sumpah Pemuda, GMPI Ende Gelar Orasi Kebangsaan

* Minta Tuntaskan Semua Kasus Korupsi
Oleh Hiernimus Bokilia

Ende, Flores Pos
Memaknai hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2010, Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI) Cabang Ende menggelarorasi kebangsaan. Dalam orasi kebangsaannya, GMPI Ende menyerukan penutasan semua kasus korupsi baik yang ada di Indonesia dan terutama kasus korupsi yang ada di Ende seperti kasus dugaan korupsi pembelian mesin pmpa air di PDAM, kasus pembelian mobil mewah dan kasus pembangunan kantor bupati Ende yang sudah berulang tahun untuk kesekian kalinya.

Koordinator Lapangan dalam aksi orasi kebangsaan, Ubaldus Geli usai aksi, Rabu (27/10) kepada Flores Pos mengatakan, orasi kebangsaan yang digelar dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda endak mengintkan kembali aparat penega hukum baik polisi dan jaksa akan penuntasasejumlah kasus korupsi yang terjadi di Ende.

Menurutnya, jika kasus-kasus orupsi yansudah beitu lama ak mampu dituntaskan aparat penegak hukum maka akan menajdi penilaian buruk terhaap kinerja lembaga penegak hukum baik embaga kepolisian maupun kejaksaan. Kondisi sepertinini juga akan menunjukan kepada public kerja-kerja aparat penegak hukum yang tidak professional dalam menyelesaikan kasus.
Ubaldus Geli mengatakan, jika sejumlah kasus korupsi di Ende dalam waktu dekat ini tidak juga mampu dituntaskan aka GMPI akan kembali menyurati Kejaksaan Agung dan Polri untuk mempertimbangkan penempatan pimpinan dua institusi ini. GMPI juga akan mendesak Kejaksaan Tinggi dan Kepolisian Daerah (Polda) NTT untk mengambil alih penanganan sejumlah kasus korupsi di Ende.

“Bila perlu kita desak agar pucuk pimpinan dua lembaga Kejaksaan dan Kepolisian di Ende segera diganti karena tidak maksimal dalam menuntaskan kasus-kasus korupsi di Ende,” kata Geli.

Koordinator Cabang GMPI Ende, Nikolaus Bhuka mengatakan, agenda lain yang diusung GMPI dalam aksinya yakni menolak rencana kedatangan Wakil Presiden Boediono ke Ende.

Menurutnya, kedatangan Boediono hanyalah perjalanan safari ang tidak begtu penting. Terpenting saat ini adalah menuntaskan kasus Century yang melibatkan Wapres Boediono. Apalagi, kata Bhuka, kehadiran Wapres di Ende tidak jelas agendanya dan tidak menyentuh peningkatan kesejahteraan rakyat.

Terkait penanganan kasus korupsi, kata Nikolaus Bhuka, pemerintah dinilai belum serius menangani kasus Century yang telah merugikan Negara triliunan rupiah. Penegaan hukum, kata dia masih setengah hati. Khusus untuk Ende, katanya, wajah aparat penegak hukum saja yang baru namun cara kerja masih tetap cara lama dalam menyelesaikan dan menuntaskan kasus-kasus korupsi. Selama pergantian kepemimpinan di lembaga penega hukum ini, belum ada perkembangan kasus dan masih dengan alsan-alasan lama sebagaimana ditinggalkan pemimpin terdahulu.

“Sebagai Negara yang berdasarkan hukum, setiap kasus harus dituntaskan agar rakyat tahu,” katanya.

Dalam aksinya yang digelar mulai dari Polres Ende, Lampu Lima dan Kejaksaan Negeri Ende ini, massa GMPI sempat berdialog dengan aparat Kejaksaan Negeri Ende. Dalam dialog itu, pihak kejaksaan menjanjikan akan segera menuntsakan sejumlah kasus. Terkait kasus PDAM, kejaksaan menyatakan akan segera menyatakan P-21 pada awal bulan Nopember mendatang. Terhadap janji kejaksaan ini, Nikolaus Bhuka mengatakan, masyarakat menanti janji itu dan berharap janji itu tidak sekedar menghibur masyarakat namun dapat dibuktikan kejaksaan agar kasus yang sudah sekian lama tidak jelas ini bisa dituntaskan.

Tidak ada komentar: