15 Juni 2011

Achmad Mochdar, Pancasila Direnungkan Bung Karno di Ende

· Upacara Peringatan Hasi Lahir Pancasila

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Wakil Bupati Ende, Achmad Mochdar mengatakan, peringatan hasri lahirnya Pancasila tahun ini mengambil tema Ende, rahum Pancasila karena Bung Karno merumuskan lima butir Pancasila melalui perenungan panang di Ende saat dibuang pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1934-1938. Hasil rumusan Pancasila itu kemudian menjadi bahan pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 yang kemudian diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Hal itu dikataan Achmad Mochdar saat memimpin upacara peringatan hari lahirnya Pancasila di lapangan Pancasila, Rabu (1/6). Achmad Mochdar mengatakan, jejak perjalanan Siekarno di Ende memang patut dicatat sebagai bagian penting dari sejarah bangsa Indonesia.

“Bung Karno diasingkan oleh kolonial ke kota kecil Ende tercinta. Tapi justru dari kota kecil inilah Soekarno menyusun strategi untuk melepaskan Indonesia dari belenggu penjajahan,” kata Achmad Mochdar. Ende, katanya merupakan salah satu kabupaten yang berada tepat di tengah Pulau Flores. Soekarno kemudian menyebutbya pulau bunga meskipun tidak banyak dijumpai bunga di pulau ini.

Dikatakan, saat diasingkan itulah Soekarno mempunyai banyak waktu merenungkan konsep Indonesia ke depan. Warga Ende mempercayai Soekarno sering merenung di sebuah taman yang menghadap pantau yang ada di pusat kota. Kegiatan itu rutin dilakukan setiap hari. Soekarno kemudian merumuskan lima butir Pancasila dari inspirasi pohon sukun yang ada di taman. Pohon itu mempunyai batang utama lima cabang yang kemudian menjadi lima butir Pancasila.

Di era refornasi ini, lanjut Wabub Mochdar, kondisi bangsa ditandai antara lain berbagai fenomena dalam kehidupan bernegara di dalam negeri yang mengemuka sebagai suatu tantangan. Pada saat bersamaan dalam kehidupan berbangsa juga dihadapkan pada suatu era yang lebih besar, lebih kompleks dan lebih luas tantangannya yaitu era globalisasi. Di era ini, arus informasi mengalir secara deras tanpa bisa dibendung dan membawa pengaruh luar biasa pada sendi kehidupan berbangsa.

Tantangan-tangan tersebut, lanjutnya semakin berkembang dan kompleks dan beragam. Terhadap tantangan demikian, harus tetap dihadapi dan harus mampu mengubahnya menjadi peluang yang menguntungkan. Untuk itu, diperlukan suatu kekuatan yang tangguh dari bangsa. Kekuatan yang tangguh, lanjut Wabub Mochdar hanya bisa dibentuk apabila bangsa mempunyai jati diri dan karakter yang kuat agar tidak terombang-ambing oleh dinamika kehidupan yang dihadapi. Ini juga menjadi kekuatan dan kemampuan bangsa mencapai tujuan pembangunan sehingga merupakan unsur penting bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa. “Jatidiri dan karakter bangsa Indonesia telah jelas termaktub dalam prinsip-prinsip dasar kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana tertuang dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,” katanya.

Koordinator Cabang Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI) Cabang Ende, Nikolaus bhuka mengatakan, tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengatakan Pancasila adalah philosofiche grondslag. Ada tiga inti dari pemikiran Soekarno yang disampaikan pada waktu itu yakni pertama, ketuganan yang berkebudayaan, artinya ketuhanan yang mengakui dan menghargai perbedaan agama. Kedua, demokrasi mesti dijalankan dengan semangat musyawarah mufakat bukan suara mayoritas dan ketiga prinsip kesejahteraan di mana seluruh rakyat mesti makmur bukan segelintir orang. Terhadap tiga pemikiran Soekarno iotu, kata Bhuka yang harus diperjuangkan oleh anak bangsa ini.

Selain itu, kata Bhuka, yang harus dimaknai dari Pancasila adalah Pancasila sebagai falsafah bangsa yakni Pancasila di mana merupakan cara pandang hidup bangsa dan merupakan karakter hidup bangsa karena Pancasila lahir dari roh dan spirit masyarakat bangsa yang majemuk berbhineka tunggal ika. Pancasila, kata Bhuka sebagai dasar negara di mana Pancasila menjadui sumber dari segala sumber hukum. Menjadi payung hukum. Jika negara Indonesia merupakan rumah maka Pancasila sebagai dasarnya dan ketika dasar ini mau diganti atau dirong-rong mala seluruh isi rumah akan roboh. “Oleh karena itu Pancasila haruslah tetap sebagai ideologi bangsa. Pancasila adalah spirit utama dan modal dasar untuk membangun kebangkitan Indonesia,” katanya.

Tidak ada komentar: