15 Juni 2011

Ponpes Al Zaitun Rekrut 40 Orang di Ende, Ngada dan Nagekeo

· 37 Orang Sudah Diberangkatkan

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Sebanyak 40 orang lulusan SMA/MA tahun ajaran 2011 telah direkrut untuk mengikuti pendidikan di Pondok Pesantren Al Zaitun yang beberapa hari terakhir santer diberitakan merupakan tempat munculnya paham Negara Islam Indonesia (NII). 40 anak tamatan SMA/MA ini direkrut oleh Amir Usman dan Amir Anton dengan modus mengikuti pendidikan secara gratis di Ponpes Al Zaitun di Pulau Jawa. Ponpes Al Zaitun dalam kasus ini disinyalir hanya digunakan sebagai topeng NII untuk merekrut anggota di Flores.

Dari 40 orang yang direkrut, tiga orang diantaranyta batal berangka dan menarik diri setelah mengikuti pemberitaan di media bahwa peserta yang direkrut akan dihipnotis dan dicuci otaknya untuk didoktrin ajaran dan paham NII. Tiga orang yang batal berangkat tersebut satu berasal dari Nangapanda Kabupaten Ende dan dua lainnya berasal dari Kabupaten Ngada.

Komandan Kodim (Dandim) 1602 Ende, Letkol Inf. Frans Thomas mengatakan hal itu di ruang kerjanya, Rabu (8/6). Frans Thomas mengatakan, keberadaan Ponpes AL Zaitun setelah dilakukan pengecekan di lokasinya ternyata mengajarkan kurikulum nasional dan tidak bertentangan dengan Pancasila. Namun diduga, Al Zaitun merupakan agen dari NII dan mereka melakukan perekrutan remaja yang baru tamat SMA/MA untuk diberangkatkan.

Amir Usman dan Amir Anton yang melakukan perekrutan dan langsung kembali ke Al Zaitun bersama para remaja yang telah direkrut tersebut. Dari upaya perekrutan yang mereka lakukan di Ende, Ngada dan Nagekeo, keduanya berhasil merekrut sebanyak 40 orang dan berhasil diberangkatkan sebanyak 37 orang. Tiga orang yang tidak berhasil dibawa ke Al Zaitun ini yang setelah ditelusuri mengakui mereka direkrut oleh Amir Usman dan Amir Anton.

Selain Amir Usman dan Amir Anton, ada sati orang lagi yang menetap di Ende yang ditugaskan juga untuk melakukan perekrutan. Oknum yang saat ini sedang dan terus diselidiki itu, kata Frans Thomas diidentifikasi saat ini tinggal di Perumnas dan sehari-hari bekerja sebagai penjual kerupuk.

Menurutnya, hal seperti ini harus disampaikan secara terbuka kepada masyarakat bukan untuk membuat masyarakat khawatir namun agar masyarakat lebih waspada dan melakukan pencegahan dini. Keberadaan NII, lanjutnya yang dikhawatirkan bukan soal ajaran agamanya. Namun yang dilawan adalah ideologinya yang bertentangan dengan Pancasila. Kondisi seperti itu, lanjut Frans thomas perlu ditangkap dan dicegah untuk tidak menimbulkan kerawanan di kemudian hari. “Inti sekarang adalah perkuat toleransi agar kalau toleransi kuat bisa menjaga perasaan orang lain. Jadi toleransi dan kerukunan harus dipertahankan dan ditingkatkan,” kata Frans Thomas.

Wakil Ketua DPRD Ende, Haji M Anwar Liga mengatakan, berdasarkan data-data yang dibeberkan aparat keamanan jika sudah ada perekrutan hingga 40 remaja maka hal ini harus menjadi perhatian serius semua pihak yang ada di kabupaten terutama pemuka agama. Dikatakan, memanfaatkan tameng Ponpes Al Zaitun patut disayangkan. Namun untuk itu, perlu dilakukan pengecekan jika dalam pengajarannya bertentangan dengan kaidah agama dan Pancasila maka patut diwaspadai dan dicegah dan bila perlu dihentikan proses perekrutan itu.

Haji Anwar Liga mengatakan, orangtua dan keluarga yang mempunyai anak remaja diminta untuk waspada dan selalu mengawasi anak-anak mereka. Hal itu, kata dia perlu dilakukan agar anak-anak remaja tidak terpengaruh ajaran-ajaran yang menyimpang dari ajaran Al Qur’an dan Haditz Nabi. “Kalau benar ajarannya keluar dari Al Gur’an dan Haditz Nabi maka harus ditolak. Harus diingat bahwa hanya Al Qur’an dan Haditz Nabi yang menjadi pegangan,” kata Haji Anwar Liga.

Tidak ada komentar: