03 Juli 2011

YASPEM Gelar Dialog Malaria dengan DPRD Ende

· Dalam Sehari 3000 Manusia Meninggal Akibat Malaria

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Yayasan Sosial Pembangunan Masyarakat (YASPEM) yang berkedudukan di Maumere Kabupaten Sikka menggelar dialog terkait penanganan penanggulangan malaria dengan DPRD Ende. Malaria sebagai penyakit berbasis lingkungan yang ditularkan oleh nyamuk anopheles membutuhkan penanganan dan penangulangan serius. Hal itu mengingat malaria dapat menimbulkan penyakit ikutan lainnya yang akhirnya berdapkan pada penurunan tingkat pendapatan masyarakat.

Dialog yang dibuka Ketua DPRD Ende, Marselinus YW Petu itu lalu dilanjutkan oleh Ketua Komisi B DPRD Ende, Heribertus Gani. Hadir dalam dialog ini Direktur YASPEM Maumere, Maria Mediatrix Mali da staf, utusan dari Dinas Kesehatan Ende. Anggota Dewan yang hadir diantaranya Hj Selviah Indradewa, Philipus Kami, Haji Pua Saleh, Efraim B Ngaga, Abdul Kadir Hasan, Eugenia Goreti Lado Lay, Yulius Cesar Nonga, Sudrasma Arifin Nuh.

Maria Mediatrix Mali di hadapan Komisi B danC DPRD Ende di ruang rapat Gabungan Komisi, Senin(20/6) mengatakan, penyakit malaria merupakan penyakit yang disebabkan parasit yang merupakan golongan plasmodium dan ditularkan melalui nyamuk anopheles betina. Parasit jenis ini banyak tersebar di wilayah tropis seperti Amerika, Asia dan Afrika.

Nyamuk jenis ini, kata Trix Mali bertelur dan berkembang baik di genangan-genangan air sehingga malaria sering menyerang masyarakat yang tinggal dekat persawahan, sekitar lokasi lagun, kolam atau got yang airnya tergenang. Terdapat empat tipe plasmodium parasit yang dapat menginfeksi manusia. Namun yang sering ditemukan dalam kasus penyakit malaria adalah plasmodium falciparum dan plasmodium vivax. Tipe lainnya adalah plasmodium ovale dan plasmodium malariae.

Dikatakan, kiat mencegah malaria yakni dengan mengotrol secara rutin vector atau nyamuk dan berupa untuk menghindari gigitan. Upaya menghindari gigitan dapat dilakukan dengan sejumlah cara diantaranya, tidur menggunakan kelambu, menggunakan obat anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk di pekarangan atau di sekiling rumah seperti tanaman lavender, sereh, kemangi, kemangi hutan dan zodiac. Langkah lainnya yakni memasang kawat kasa di jendela dan lubang ventilasi udara. Cara lainnya adalah dengan membangun kandang ternak jauh dari rumah, memakai baju lengan panjang berwarna terang saat keluar rumah di malam hari, membersihkan lingkungan terutama mengalirkan atau menimbun genangan air. Serta menebar ikan pemakan jentik di kolam permanen seperti ikan kepala emas.

Selain langkah tersebut, kata Trix, dapat pula dilakukan dengan 3M yakni mengurs bak air, bak WC, menutup tempat penampung air di rumah tangga dan mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang dula dekas yang dapat menampung air. Di tempat penampungan air seperti, bak mandi diberikan pestisida yang membunuh larva nyamuk seperti abate. “Ini bias mencegah perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu. Tapi pemberian abate harus diulang setiap beberapa minggu,” kata Trix Mali.

Malaria, lanjutnya, dapat menyebabkan penderita mengalami anemia. Pada ibu hamil, malaria dapat menyebakan bayi lahir mati atau bayi lahir dengan berat badan rendah bahkan menyebabkan ibu meninggal. Pada usia anak-anak, serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh misalnya menunjuka gerakan atau postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rogngga otak bahkan leih serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak dan juga berdampak pada kematian. Dalam sehari, katanya terdapat 3000 manusia di seluruh dunia yang meninggal akibat menderita malaria.

YASPEM, kata Trix Mali selama ini telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sikka secara komprehensif sejak tahun 1997 hingga 2009. Kerjasama yang dilakukan meliputi pemeriksaan darah missal diikuti pengobatan bagi warga yang positif mengidap malaria. Selain itu melakukan pemberantasan jentik nyamuk melalui penyemprotan BTI di genagan air besar dan pelepasan ikan kepala timah di beberapa kolam permanen. Juga program kelambunisasi dengan pembagian kelambu anti nyamuk di daerah dengan angka tinggi. Serta melakukan sosialisasi secara terus-menerus dpublikasi di media massa.

Ende, kata dia juga merupakan daerah endemic malaria terutama di sejumlah wilayah di Lio Utara yang memiliki banyak lagun (tempat pertemuan air tawar dan air laut yang tergenang). Penanganan penanggulangan malaria perlu melibatkan semua unsure dan saat ini dilakukan upaya menggiatkan program RT bebas jentik nyamuk dan DBD melalui program Dasa Wisma. Pemerintah juga didorong untuk membuat peraturan daerah tentang malaria. Perda malaria yang dibuat pemerintah provinsi nampaknya terlalu berat saksi yang ditetapkan dimana denda Rp250 juta dan kurungan enam bulan bagi warga yang di rumahnya terdapat jentik nyamuk.

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan pada Dinas Kesehatan Ende, M Dorkas Banda mengatakan, upaya pemberantasan sudah dilakukan oleh dinas melalui pengobatan missal. Namun, kata dia mengingat keterbatasan dana maka hanya difokuskan pada tempat tertentu saja serta melakukan screening pada ibu hamil.

Dikatakan, Kabupaten Ende masih tinggi malaria dan diantara 1000 penduduk terdapat 286 penderita malaria. Hanya saja dalam penanganan dana yang dialokasikan untuk penanganan malaria hanya sebesar Rp14 juta. Bidang PML sendiri yang menangani 23 penyakit berbasis lingkungan hanya dialokasikan Rp85 juta setahun.

Heribertus Gani yang memimpin dialog tersebut mengatakan, sesuai penjelasan, penanganan malaria sangat penting dilakukan dan yang terpenting adalah membangun kesadaran masyarakat melalui program RT bebas jentik nyamuk dan DBD. Terkait terbatasnya dana, dia berharap dapat dipikirkan ke depan meningat Dinas Kesehatan merupakan dinas dengan alokasi cukup besar hanya belum dapat mendukung program sehingga intervensi dana untuk malaria masih terlampau kecil.

Dia berharap YASPEM dapat membangun kerjasama sinergis dengan Dinas Kesehatan da unit-unit teknis di Puskesmas agar tidak terjadi duplikasi pelayanan. Dari presentasi yang dibuat tentunya diarapkan ada output yang bisa membantu mengoptimalkan pelayanan program penanggulangan malaria secara terpadu.

Terkait perda malaria, kata Gani, jika berkembang dan bersifat delegatif atau ada peraturan yang lebih tinggi tingkatannya maka lembaga Dewan akan mendalaminya terlebih dahulu. Jika nantinya dipandang perlu maka dapat disikapi sebagai langkah konkrit pemerintah dan lembaga Dewan dalam menyikapi malaria dan DBD yang menjadi masalah menahun tersebut.

Tidak ada komentar: