06 September 2010

Kalah Tender, Kantor Dinas PU Dirusak

* Minta Kadis PU dan Kabid Bina Marga Diganti

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Paskalis Lanamana, rekanan yang merasa dirugikan dalam proses tender di Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (PU) mengamuk dan memecahkan kaca meja kerja dan jendela di Kantor Dinas PU Ende. Kalis kecewa karena sudah tujuh kali mengikuti proses tender namun tidak satupun tender yang dimengkannya. Aksi pengursakan yang terjadi itu sempat membuat aktifitas di kantor tersebut lumpuh total.


Dengan sebilah parang ditangan, Kalis mengobrak-abrik ruang kerja Kepala Bidang Bina Marga, Frans Lewang. Kaca meja du ruangan itu hancur dan sejumlah dokumen yang ada di atas meja diobrak-abrik dan dijatuhkan ke lantai. Kaca meja berhamburan di lantai. Selain kaca meja, kaca jendela di kantor Bina Marga juga sebagiannya hancur.


Hal yang sama juga terjadi di ruang kerja Kepala Dinas PU, Yos Mario Lanamana. Kaca pada pintu masuk ruang kerja kepala dinas dan kaca lemari di ruangan sekretaris kadis juga dihancurkannya. Sejumlah kursi yang ada di ruangan tersebut dijatuhkan. Satu bingkai kaca jendela di ruangan tata usaha juga dihancurkan. Sekretaris Kadis PU yang berada di ruangan itu menangis ketakutan.


Paskalis Lanamana kepada Flores Pos di Kantor Dinas PU, Rabu (11/8), mengatakan, dia melakukan aksi pengrusakan itu karena kesal dengan mekanisme kerja di Dinas PU. Sudah tujuh kali dia mengikuti proses tender di Bina Marga namun tidak satupun proyek yang dimenangkannya. Bahkan, kata dia, kekesalan itu semakin memuncak karena sejumlah proyek yang ditenderkan katanya sudah ada jagonya dan saat ditanya dikatakan bahwa itu proyeknya untuk anggota DPRD Ende. Padahal, kata Kalis, dia juga tim sukses yang ikut memenangkan bupati dan wakil bupati terpilih saat ini.


Menurut Kalis, kondisi seperti itu sampai terjadi karena selama ini bupati dan wakil bupati tidak pernah urus masalah proyek sehingga urusan proyek semuanya diurus dan ditangani oleh kepala dinas. Dikatakan, kondisi seperti ini ke depan harus segera diselesaikan. Dia meminta agar Kabid Bina Marga dan Kadis PU harus segera diganti. “Dinas kalau tidak dirombak sistem agak repot. Di dinas ini sudah ada saindikat. Kejahatan proyek ada di Bina Marga. Yos dan Frans harus keluar dari Dinas PU. Kalau tidak begini jadinya,” kata Kalis Lanamana. Bahkan, kata Kalis, di dinas ini banyak sekali penyimpangan namun saat dilakukan pemeriksaan tidak pernah ada temuan dan tidak pernah disikapi.


Ketua Gabungan Pengusaha Kontruksi Nasional (Gabpeknas) Ende, Gaspar Gatot mengatakan, kejadian itu buntut dari kekecewaan yang sudah terjadi selama ini. apa yang dilakukan itu merupakan spontanitas.


Menurut Gatot, aksi seperti itu merupakan akibat dari proses tender yang tidak transparan dan ada indikasi KKN. Kejadian seperti ini, kata Gatot menunjukan bahwa Kabid Bina Marga, Frans Lewang dan Kadis PU, Yos Lanamana tidak mampu menyelesaikan permasalahan dan hal itu menurutnya jelas sudah menjatuhkan wibawa bupati dan wakil bupati. Karena itu, kata dia, orang-orang seperti ini sudah harus diganti. Namun, lanjut Gatot, yang harus segera diganti adalah Frans Lewang karena dia sejak masih hoinor sampai sekarang tidak pernah dipindahkan ke tempat lain. Kondisi itu mengakibatkan ada kedekatan dengan kontraktor yang sangat berpengaruh dalam penetapan pemenang tender.


Kejadian seperti itu, kata dia bukan baru pertama kali terjadi. Hal itu karena pembagian proyek yang tidak merata dan hanya pada orang-orang tertentu saja. Gatot menepis kalau pembagian proyek ada kaitan dengan tim sukses. Menurutnya, urusan tender proyek sama sekali tidak ada hubungan dengan tim sukses. “Tender proyek berurusan dengan kontraktor dan pengguna anggaran. tidak ada urusan dengan tim sukses,” kata Gatot.


Ke depan, Gatot mengharapkan agar persoalan ini harus diselesaikan secara baik. Dalam proses tender juga harus dilakukan secara transparan. Dia mencontohkan saat mengikuti tender di Nagekeo, panitia memeriksa dokumen secara teliti danb dilihat satu persatu. Hasl itu penting agar rekanan tahu apa kekurangan dan kesalahan mereka sehingga saat dinyatakan kalah dalam proses tender tidak menimbulkan reaksi ketidakpuasan. Namun, lanjut dia, yang terjadi di Ende selama ini, dokumen tidak diteliti secara baik.


Jhoni Woda, Ketua Bidang Hubungan Kelembagaan Gabpensi mengatakan, kejadian ini dipicu ketidakpuasan rekanan akibat tidak transparannya panitia dalam proes tender dan penetapan pemenang. Apa yang dilakukan saat anwizing tidak sepenuhnya diikuti panitia dalam proses selanjutnya hingga penetapan pemenang. Keputusan yang dibuat panitia masiha da intervensi dari atasan dengan kepentingan politik tertentu.


Ema Lobo, Sekretris Kadis PU mengatakan, saat kejadian dia berada di ruang sekretaris. Dia sempat menangis karena takut. Pada saat kejadian banyak pegawai yang tidak masuk karena sudah mendengar informasi akan terjadi keributan di kantor. Namun sejumlah pegawai yang masuk kantor berlari menghindar dari lokasi kejadian.

Dia mengatakan, saat kejadian kepala dinas tidak ada ditempat. Kadis tidak masuk kantor karena ada kedukaan.


Kapolres Ende, AKBP Darmawan Sunarko saat kedaian tidak berada di Ende. Saat di kontak pertelepon dia sedang berada di Kupang. Dia mengaku belum mengetahui kejadian tersebut karena belum mendapatkan laporan.


Pantauan Flores Pos, pasca keributan dan pengursakan di kantor tidak ada aktifitas. Sejumlah ruangan langsung dikunci dan pegawai kantor dinas itu banyak yang pulang. Ada yang masih bertahan di kantor namun tidak melakukan aktifitas. Mereka nampak duduk di luar ruangan. Polisi dari Polres Ende sempat turun ke lokasi kejadian. Namun polisi tidak sempat melakukan penangkapan terhadap pelaku pengrusakan. Setelah situasi reda kembali polisi kemudian kembali dan hanya beberapa petugas intel yang masih nampak di lokasi.

Tidak ada komentar: