03 Agustus 2011

AMAN NTT Gelar Musyawarah Wilayah

· Bangun Perjuangan Bersama

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Aliansi Maysrakat Adat Nusantara (AMAN) Region NTT mulai Kamis-Jumad (28-29/7) bertempat di aula Biara Bruderan St Konradus (BBK) Ende menggelar musyawarah wilayah. Melalui pelaksanaan musyawarah wilayah ini, seluruh masyarakat adat di region NTT diharapkan bisa bangkit bersama dalam paradigma baru sehingga dapat berjuang secara bersama-sama.

Hal itu dikatakan Ketua Panitia Muswil AMAN NTT, Philipus Kami yang juga Ketua Dewan AMAN Region NTT kepada Flores Pos, Rabu (27/7). Philipus Kami mengatakan, masyarakat adat dengan berbagai persoalannya yang kompleks, cukup mengemuka gerakannya baik di tingkat daerah, wilayah, nasional bahkan internasional. Gerakan yang dilakukan adalah berupa perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang berbau neoliberal yang sering melupakan hak-hak masyarakat adat.

Dalam dunia moderen yang kapitalis, kekuatan modal, informasi dan pengaruh dominasi politik internasional dan global selalu menang atau dimenangkan. Kondisi ini, kata Kami terjadi karena kebijakan pembangunan di hampir semua negara miski dan berkembang bertumpuh pada pinjaman dana dari luar negeri baik dari IMF, Bank Dunia, ADB yang diberikan dengan berbagai persyaratan yang tidak adil dan terkesan menindas.

Kondisi-kondisi seperti ini, lanjutnya yang mendorong masyarakat adat di seluruh dunia bangkit melawan tindakan, kebijakan pemerintah yanr selalu dikendalikan penguasa modal dan pasar di tignkat dunia. Berbagai perlawanan melalui aksi demo, sabotase, mogok mulai berkembang maju ke arah dialog, lobi-lobi dan pendekatan politik yang profesional dalam mempengaruhi kebijakan-kebijakan publik yang lebih berpihak pada persoalan masyarakat adat kendati belum maksimal.

Dikatakan, pelaksanaan musyawarah wilayah AMAN Region NTT ini diharapkan bisa memberikan kemandirian kepada masyarakat adat dalam bdiang ekonomi dan bermartabat dalam berbudaya dan berdaulat dalam politik. Maka, katanya, konsep yang dibangun adalah membangun kecerasan berpikir masyarakat adat dan bersama pemerintah membangun dari seluruh aspek kehidupan. Namun yang lebih diutamakan adalah pembangunan sektor ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

Selama ini, kata Kami, masyarakat adat memang belum begitu menunjukan kemampuan mereka dalam berbagai aspek kehidupan. Karena itu dia berharap, melalui pelaksanaan Muswil AMAN Region NTT ini masyarakat adat dapat menunjukan kemampuan dan kearifan yang berkembang sesuai jaman. “Nilai ini yang dikomunikasikan dengan seluruh staekholder termsuk pemerintah,” kata Kami.

Muswil AMAN Region NTT, kata Kami akan dilaksanakan acara pembukaannya di aula gedung BBK Ende. Selanjutnya pelaksanaan muswil akan dilanjutkan di aula gedung PSE Ende. Masyarakat Adat yang hadir dalam Muswil ini meliputi seluruh kabupaten se-daratan Flores dan Lembata dan diperkirakan sebanyak 111 orang. Dalam pelaksanaan muswil ini juga dipaparkan sejumlah persoalan dan perspektif masyarakat adat dari sejumlah narasumber.

Pelaksanaan Muswil AMAN Region NTT ini, kata Kami juga bertujuan untuk memilih dan menetapkan anggota Dewan AMAN dan Ketua BPH AMAN tingkat wilayah Flores dan Lembata. Selain itu, Muswil juga bertujuan menyusun program kerja AMAN tingkat wilayah Flores-Lembata, mengeluarkan resolusi dan pernyataan sikap terhadap penindasan yang telah, sedang dan akan terjadi. Serta menetapkan keputusan lainnya berdasarkan kewenangan.

Tidak ada komentar: