11 November 2009

150 Ha Sawah Tidak Diari, Pembangungan Bendungan Mautenda I Dinilai Gagal

* Alex Leda, Bisa Karena Kesalahan Teknis atau Debit Air Menurun

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Bendungan Mautenda I yang dibangun sejak beberapa tahun lalu dan telah direhab pada tahun 2008 dengan alokasi anggaran senilai Rp13 miliar ternyata belum mampu mengairi lahan persawahan yang ada di sekitar lokasi terebut. Sebanyak 150 hektare lahan sawah milik warga terpaksa tidak dapat diolah terutama pada musim hujan karena air dari bendungan tidak mampu menjangkau lahan persawahan dimaksud. Dengan kondisi seperti ini, pembangunan Bendungan Mautenda I dinilai gagal.

Hal itu dikatakan anggota Komisi B DPRD Ende, Arminus Wuni Wasa kepada Flores Pos di gedung Dewan, Senin (9/11). Wuni Wasa mengatakan, berdasarkan pengamatan di lapangan dan pengaduan dari masyarakat, sedikitnya 150 hektare lahan persawahan warga tidak dapat diolah pada musim kemarau karena air dari bendungan tidak bisa menjangkau lahan persawahan mereka. Lahan sawah hanya dapat diolah pada musim penghujan.

Padahal, kata Wuni Wasa, Bendungan Mautenda I tersebut pada tahun 2008 yang lalu barusan direhab dengan alokasi dana sebesar Rp13 miliar namun demikian, hasilnya lahan persawahan warga belum dapat juga diairi. “Saya juga tidak tahu lagi kenapa sampai seperti itu. Mungkin karena kesalahan teknis pengerjaan atau karena debit air yang tidak terlalu besar saya tidak mengerti lagi.” Dikatakan, jika memperhatikan kondisi di lapangan, debit air yang ada sangat besar namun air yang dialiri tidak mampu menjangkau sawah warga. Kemungkinan hal itu disebabkan karena kesalahan teknis dalam pembangunan bendungan.

Kondisi yang terjadi, kata dia mengakibatkan lahan sawah warga tidak dapat diolah. Padahal tujuan pembangunan bendungan pada waktu itu adalah untuk menjadikan Mautenda lumbung beras di Kabupaten Ende. “kalau sudah seperti ini berarti Mautenda tidak bisa jadi lumbung beras karena sawah hanya bisa diolah pada musim hujan.” Air yang ada hanya bisa mengairi lahan sampai sepanjang empat kilometer. Lahan yang mampu diairi juga tidak lebih dari 100 hektare.

Terhadap persoalan ini, Wuni Wasa meminta kepada pemerintah untuk serius melakukan pemantauan agar proyek dengan nilai miliaran itu mampu menjawab kebutuhan warga dan tidak mubazir dikemudian hari. Jika tidak, pembangunan bendungan yang kini sudah dinilai gagal itu tidak akan mampu menjawab kebutuhan warga terutama pada musim kemarau.

Kepala Seksi Pelaksanaan Jaringan Sumber Air dan Jaringan Pemanfaatan Air pada Balai Pengairan Wilayah Nusa Tenggara II, Alesander Leda mengatakan, terkait adanya keluhan warga bahwa Bendungan Mautenda I tidak mampu mengairi sawah warga pihaknya belum mendapatkan laporan dari Bidang Pengairan pada Dinas PU Kabupaten Ende. Namun dikatakan, tidak dapat diairinya lahan sawah seperti yang dikeluhkan itu perlu ditelusuri lewbih jauh lagi apakah yang menyebabkannya. Kondisi seperti itu, kata Leda apakah karena kesalahan teknis atau karena debit air yang menurun. Untuk itu, kata Leda, pihaknya akan berkoordinasi dengan Bidang Pengairan di Dinas PU Kabupaten Ende agar persoalan itu dapat ditelusuri lebih jauh.




Tidak ada komentar: