08 November 2009

SOM Ende Latih Buat Aneka Produk dari Pisang dan Jambu Mete

* Sudah Diuji Secara Klinis
Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos
Sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan ekonomi keluarga, Solidaritas Orang Muda (SOM) Kabupaten Ende melakukan sejumlah terobosan untuk menghasilkan aneka produk dari pisang dan jambu mete. Setelah melalui berbagai uji coba SOM Ende akhirnya mampu memproduksi tujuh jenis makananan dan minuman dari psang dan jambu mete. Dari hasil itu telah dilakukan uji klinis di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Dinas kesehatan Ende dan juga Balai POM Kupang. Setelah dinyatakan layak untuk dikonsumsi, tujuh produk dari pisang dan jambu mete mulai diperkenalkan kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan.

Hal itu dikatakan Penanggung Jawab Utama SOM Ende, Rosalia Raesita Rabu kepada Flores Pos di Kantor Lurah Rewarangga, Sabtu (31/10) di sela-sela pelatihan kepada para ibu di Kelurahan Rewarangga Kecamatan Ende Timur. Rosalia mengatakan, SOM Kabupaten Ende dalam diskusi-diskusi yang dilakukan melihat bahwa banyak potensi yang dimiliki yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Dari situ, kata dia, SOM mulai melakukan terobosan dengan membuat sejumlah produk dari pisang dan jambu mete. Uji coba demi uji coba dilakukan hingga akhirnya mampu menemukan tujuh produk dari pisang dan jambu mete baik berupa selai kulit dan buah pisang, anggur kulit pisang, kripik bonggol pisang, dendeng jantung pisang, sirup jambu mete, anggur jambu mete dan abon jambu mete.

Dikataka, setelah enak kali melakukan uji coba, ditemukan rasa yang pasa dari tujuh produk tersebut. Selanjutnya, sampel produk tersebut diserahkan ke Labkesling Dinas Kesehatan Ende untuk dilakukan uji klinis layak atau tidaknya produk dikonsumsi. Selain diserahkan ke Labkesling, sample produk juga diserahkan ke Balai POM. Dari hasil uji klinis, semua produk yang dibuat tersebut dinyatakan dan direkomendasikan layak untuk dikonsumsi dan tidak mengandung bahan beracun. Berangkat dari rekomendasi tersebut, kata Rosalia, SOM Ende mulai memberanikan diri untuk memperkenalkan produk-produk tersebut kepada masyarakat. “Pelatihan ini merupakan yang kelima kalinya. Sebelumnya kita sudah buat pelatihan di empat kecamatan lain yakni di Nangapanda, Maurole, Wewaria dan Ndona.”

Rosalia mengakui, pelatihan yang diberikan oleh SOM ternyata mendapat sambutan demikian antusias dari masyarakat. Hal itu karena bahan yang dimanfaatkan untuk membuat aneka produk itu ada dan sangat banyak di masyarakat. Dari hasil pelatihan yang diberikan, kata dia, sudah mulai dipraktikan masyarakat. Bahkan sejumlah produk yang dipraktekan sudah mulai diperkenalkan masyarakat seperti pada pelaksanaan hari pangan seduia yang terpusat di Wewaria kali lalu masyarakat menyuguhkan sari buah jambu mete kepada para tamu yang hadir.

Koordinator Pelaksana SOM Ende, Yoseph Edmundis Mordekai mengatakan, langkah kali ini dengan memanfaatkan pisang dan jambu mete dan ke depan, SOM Ende akan berupaya untuk memanfaatkan produk hasil pertanian lainnya yang ada dan dimiliki masyarakat. Diakui, pekerjaan seperti ini memang membutuhkan waktu dan kesabaran namun hasilnya sangat memuaskan. Betapa tida, kata dia, dengan bahan lokal yang ada dan begitu banyak dimiliki masyarakat mereka bisa memproduksi aneka produk yang jika dilakukan secara baik bisa memberikan penghasilan bagi masyarakat. Di Maurole misalnya, kata Mordekai, setelah mendapatkan pelatihan dari SOM mereka telah membuat sentra produksi demi kelanjutan dari pelatihan yang telah diberikan. Dikatakan, jika apa yang diberikan itu dipraktikan dan dilanjutkan masyarakat tentu saja dapat memberikan manfaat bagi masyarakat baik dalam meningkatkan kesejahteraan dan peningkatan ekonomi keluarga. Dikatakan, apa yang dilakukan SOM ini juga sebagai upaya dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.

Lurah Rewarangga, Djeli Antonius kepada Flores Pos mengatakan, pelatihan yang diberikan SOM sangat bermanfaat bagi masyarakat apalagi bahan-bahan yang dimanfaatkan merupakan bahan yang banyak dijumpai di masyarakat. Selama ini, pisang dan jambu mete yang digunakan sebagai bahan dasar banyak dan bahkan tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Dengan pelatihan itu diharapkan dapat menggugah masyarakat untuk bisa mengolah hasil pertanian yang dimiliki menjadi produk-produk yang telah diberikan dalam pelatihan tersebut. “Bahan-bahan itu selama ini ada tapi masyarakat belum tahu dan ini (pelatihan) menjadi barang baru bagi masyarakat. Mudah-mudahan mereka bisa buat untuk kebutuhan mereka sendiri.”

Agustina Wende dan Magdalena Wuwur, dua dari para ibu Gapoktan Rewarangga yang ikut dalam pelatihan kepada Flores Pos mengatakan, pelatihan itu memberikan mereka pengetahuan baru yang sangat bagus bagi mereka. Agustina Wende mengatakan, pelatihan itu sangat berguna apalagi bahan dasar yang digunakan merupakan bahan lokal yang banyak di hasilkan dan sering dijumpai. Bahan-bahan dasarnya gampang didapat sehingga tidak begitu sulit apalagi cara pembuatan yang cukup sederhana. Dia berharap, setelah pelatihan seperti itu ada keberlanjutan misalnya melalui pendampingan dari PKK kelurahan atau dari PKK kecamatan. “Kami bisa buat terus kalau PKK desa dan kecamatan fasilitasi. Kalau tidak paling kami hanya buat untuk makan di rumah. Tapi kalau supaya bisa jual harus ada yang bisa fasilitasi kami,” kata Agustina Wenda.




Tidak ada komentar: