21 Maret 2010

Warga Paupanda Diidentifikasi Menderita Penyakit Campak

* Sudah Masuk Keadaan Luar Biasa (KLB)

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Sejumlah warga Paupanda, Kelurahan Rukun Lima Kecamatan Ende Selatan teridentifikasi menderita penyakit campak. Dari jumlah tersebut, hanya tiga orang yang berobat ke Puskesmas Rukun Lima. Pihak Puskesmas telah melakukan penanganan dengan turun langsung ke lapangan setelah mendapatkan informasi dari pasien penderita campak yang berobat ke puskesmas bahwa masih banyak anak yang menderita penyakit yang sama. Dari pengobatan luar gedung yang dilakukan tim medis dari Puskesmas Rukun Lima, warga penderita campak berangsur sermbuh dan penyakit yang mudah menjangkit itu tidak menyebar.

Kepala Unit Pengelola Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan Puskesmas Rukun Lima, Nining Julie Astuty kepada Flores Pos di ruang kerjanya, Kamis (18/3) mengatakan, pasien campak berhasil diidentifikasi pada saat menjalani perawatan di puskesmas pada seminggu yang lalu. Sebanyak tiga anak yang berobat masing-masing satu anak berusia delapan tahun dan dua anak lainnya berusia lima tahun. Ketiganya adalah warga Paupanda. Mereka hanya menjalani rawat jalan dan setelah diberikan tindakan medis, kondisi mereka telah sembuh.

Dari informasi salah satu pasien yang berobat, lanjut Dokter Nining, baru diketahui bahwa tidak saja tiga warga tersebut yang menderita penyakit campak namun ada sejumlah warga lainnya yang kebanyakan anak-anak juga menderita penyakit yang sama. Penyakit campak, lanjut dia, menunjukan cirri-ciri panas tinggi dan menimbulkan bintik-bintik merah pada kulit. Penyakit ini, kata Dokter Nining oleh masyarakat setempat dikenal dengan ‘sarampa’ yang dalam istilah kedokterannya dikenal dengan nama morbilli.

Langkah antisipasi yang dilakuka puskesmas, kata dia adalah dengan turun ke lapangan melakukan sirvei dan pengobatan di luar gedung. Pengobatan di luar gedung, kata dia melibatkan petgas dari Puskesamas dan Pustu Paupanda. Berkat penanganan yang dilakukan, tidak ada lagi keluhan dari pasien. “Merekasemua rata-rata sudah berangsur sembuh. Penyakit ini mudah menjangkit namun setelah diobati tidak lagi menyebar kje orang lain,” kata Dokter Nining.

Dokter Nining juga bilang, selama bertugas di Ende, kasus campak ini baru pertama kali muncul. Campak sebenarnya sudah tidak ada lagi sehingga dengan munculnya kasus ini langsung dinyatakan sebagai keadaan luar biasa. “Karena selama ini penyaklit campak sudah dinyatakan tidak ada jadi walau hanya satu kasus sudah masuk KLB,” katanya. Padahal, lanjut dia, pada bulan Januari lalu Puskesmas Rukun Lima telah tuirun ke sekolah-sekolah melakukan bias campak yakni kegiatan pemberian suntikan vaksin campak kepada anak-anak usia sekolah yang belum mendapatkan imunisasi campak pada usia Sembilan bulan saat bayi.

Namun dengan ditemukannya kasus campak ini, kata dia kemungkinan disebabkan karena para penderita pada usia Sembilan tahun tidak mendapatkan imunisasi campak yang merupakan vaksin dasar. Selain itu, kemungkinan pada saat dilakukan bias campak ke sekolah-sekolah, anak-anak ini tidak masuk sekolah. “Mungkin mereka takut suntik jadi tidak dating ke sekolah waktu bias campak,” kata Dokter Nining. Imunisasi campak, lanjut dia merupakan imunisasi campak selain imunisasi BCG, DPT1-DPT4, polio1-polio4 dan HB0-HB3. Campak lanjut dia juga bias timbul akibat perubahan cuaca yang cukup ekstrim akhir-akhir ini.

Penyakit campak, kata dia jika tidak cepat diatasi dapat menimbulkan kebutaan karena campak dapat menyerang sampai ke saraf mata dan kornea. Jika sampai menimbulkan kebutaan, jelas akan sangat berpengaruh pada masa depan anak. Untuk itu dia mengimbau kepada ibu yang memiliki bayi agar dapat memberikan imunisasi secara lengkap kepada bayi mereka demi menjamin imunitas pada anak mereka sehingga tidak menderita sejumlah penyakit seperti campak dan polio. Selain itu, kepada setiap bayi yang berobat ke puskesmas akan dicek kelengkapan imunisasinya sehingga jika belum lengkap langsung diberikan imunisasi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Agustinus G Ngasu kepada Flores Pos, Rabu (17/3) membenarkan adanya kasus campak yang menyerang warga Paupanda. Menurut dia, munculnya kasus campak ini perlu dicari tahu penyebabnya karena selama ini sudah dinyatakan bebas campak. “Petugas dari Puskesmas Rukun Lima sudah lakukan survey untuk cari tahu apakah karena tidak diimunisasi atau arena apa,” kata Dokter Gusti Ngasu.

Menurutnya, jika benar ada penyakit campak yang menyerang warga maka perlu dilakukan tindakan isolasi agar tidak menyebar mengingat campak cangat mudah menyebar ke warga lain. Dinas juga memback up survey dan memberikan bantuan obat-obatan guna menekan jumlah pendeita dan melokalisir penderita.

Ditemui kembali pada Kamis, Dokter Gusti menyatakan salut terhadap petugas Puskesmas Rukun Lima yang mampu melokalisir penderita sehingga penyakit tersebut tidak menyebar. Dia juga menyatakan salut terhadap tim mesid di puskesmas yang langsung turun ke lokasi memberikan tindakan medis sehingga penderita berangsur sembuh dan melokalisir penderita sehingga tidak menyebar kepada warga yang lain mengingat penyakit ini mudah menjangkit keada orang lain.




Tidak ada komentar: