02 Juli 2009

Boediono Dielu-Elukan Masyarakat Nelayan di Pasar Ikan Mbongawani

* Pertegas Ekonomi Pancasila
Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos
Ratusan warga di kompleks pasar ikan Mbongawani Ende, mengelu-elukan calon presiden Boediono saat mengunjungi lokasi pasar ikan tersebut, Sabtu (27/6). Boediono yang langsung turun dari mobil dan berjalan sekira 20 meter menuju pasar ikan dikerubuti masyarakat untuk berjabat tangan dan melihat langsung sosok calon presiden yang diusung koalisi 24 partai politik ini. Yel-yel SBY-Boediono terus diteriakan massa sambil berjalan kaki menuju pasar ikan Mbongawani.

Boedino saat berada di pasar ikan Mbongawani, Sabtu (27/6) sempat ebrdialog dengan salah seorang nelayan Haji Muahamad Nurdin. Namun karena suasana begitu riuh rendah oleh teriakan warga yang terus mengelu-elukan Boediono menyebabkan apa yang dipercakapkan antara Boediono dengan Haji Nurdin menjadi sulit didengar.

Sebelum berkunjung ke perkampungan nelayan dan pasar ikan, Boediono terlebih dahulu mengunjungi Situs Bung Karno. Setelah berkeliling melihat setiap koleksi peninggalan Bung Karno dan ruang sholat Bung Karno serta sumur yang konon dahulu digunakan Bung Karno, Boediono bersama Rizal Malarangeng meminta semua rombongan untuk kembali ke dalam ruangan dan membiarkan keduanya duduk sejenak di teras belakang rumah peninggalan Bung Karno.

Dalam buku tamu yang disiapkan penjaga Situs BungKarno, Boediono menuliskan kesan dan pesannya. Dia menuliskan, luar biasa pemimpin kita yang perlu terus kita harga dan kenang. Kunjungan ke Situs Bung Karno dan dilanjutkan dengan kunjungan ke tempa permenungan Bung Karno di bawah pohon sukun merupakan rangkaian kegiatan Boediono menapak tilas pengalaman Bung Karno. Di Situs Bung Karno, Boediono juga disambut antusias masyarakat yang selalu berebutan bersalaman dengan Boediono.

Hayati dan Dalami Pancasila
Usai mengunjungi Situs Bung Karno, perjalanan dilanjutkan ke pohon sukun. Di tempat ini digelar dialog lahirnya Pancasila yang dihadiri sejumlah elemen mahasiswa dan generasi muda Kabupaten Ende. Boediono di tempat ini menegaskan, mengunjungi Ende merupakan kunjungan pertama dan momen ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk merenungkan, menghayati dan mendalami perjalanan sejarah bangsa. Ende adalah salah satu tonggak pemikiran besar pemimpin bangsa khususnya Bung Karno dalam mengkristalisasi dan meninspirasi pemikiran menyangkut Pancasila itu sendiri yang menjadi dasar kemerdekaan Bangsa Indonesia. Dikatakan pula, pemikiran itu dalam perjalanannya kemudian d dalam perjalanan sejarah bangsa dibicarakan dan dicetuskan sebagai Pancasila. Kesepakatan kemudian adalah negara kebangsaan dengan ragam budaya yang dikenal dengan Bhineka Tunggal Ika yang merupakan aset bangsa yang diperkuat dan dipertahankan karena hanya itulah yang akan mempersatukan bangsa ini.

Menjawab aktifis mahasiswa Kota Ende, Vincent Sangu, Boediono mengatakan, bila nanti rakyat memberikan mandat akan memperhatikan renovasi tempat bung karno mendapatkan inspirasi tentang Pancasila dan akan dibuat patung yang benar mencerminkan Bung Karno. Menyangkut Pancasila, secara pribadi dia menegaskan 1 Juni adalah hari lahir Pancasila. Menyangkut ekonomi, ekonomi bangsa adalah ekonomi yang tumbuh. Ekonomi suatu organisme yang berkembang bukan sesuatu yang mati dan terus mberkembang. Nilai-nilai yang dicakup di dalamnya adalah nilai yang ingin dimasukan. Ekonomi campuran peran negara dan masyarakat secara sinergis membangun ekonomi untuk masyarakat bangsa. Dalam mencari kombinsai memasukan nilai-nilai kultur bangsa dan memasukan nilai Pancasila dalam kebijakan dan langkah-langkah lain. Sejak lama telah digali ekonomi pancasila, dan Boediono menyatakan dia adalah salah satu yang ikut menggali ekonomi Pancasila tersebut. Dia juga menepis pernyataan bahwa ekomomi Indonesia dikuasai ekonomi asing. Penanaman modal asing, lanjutnya Indonesia jauh dibanding Cina dan intinya dia mengarahkan agar jangan anti terhadap globalisasi/hubungan dengan dunia luar. Misal mau menutup diri dan ingin bebas dari pengaruh dunia bukan mandiri seperti yang diinginkan. “Bukan itu yang diinginkan Bung Karno. Bung Karno katakan nasionalismae Indonesia hanya bisa tumbuh di taman sari internasional untuk itu kita tidak boleh menutup diri, jangan takut.”

Rizal Malarangeng pada kesempatan itu menegaskan, pohon sukun menjadi penting karena menurut cerita yang ditulis Bung Karno menyebutkan bahwa di tempat ini setiap sore Bung Karno selalu merenung sambil melihat pantai dan berpikir soal negara Indonesia satu saat akan merdeka. “Namun merdeka dasarnya apa.” Ende merupakan daerah luar jawa yang menjadi tempat pembuangan Bung Karno. Di tempat ini disadari perlu adanya dasar yang mengikat semua perbedaan yang ada dan pelan-pelan mulai lahir ide tentang Pancasila namun belum dirumuskan sedemikian rupa dan baru 10 tahun kemudian dirumuskan secara baik. Kedatangan di Ende untuk berterima kasih karena Ende telah merawat, memelihara tokoh yang melahirkan Pancasila yang sampai kapan pun menjadi dasar ikatan bagi seluruh Bangsa Indonesia. “Pak Boediono mau menunjukan bahwa kita jangan pernah lupa dengan Ende.” Ke depan hanya bisa melangkah dengan baik jika berakar pada pemahaman sejarah yang benar.

Disambut Demonstrasi
Kedatangan Boediono di Ende juga disambut aksi demonstrasi dari Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Eksekutif Kota Ende. Mereka menggelar aksi demo menolak calon presiden dan wakil presiden yang disinyalir sebagai agen neo liberalisasi. Namun aksi mereka ini akhirnya dibubarkan aparat keamanan dari Polres Ende karena belum mendapatkan ijin. Namun demikian, massa aksi menyesalkan adanya tindakan represif yang dilakukan oleh aparat yang mengakibatkan rusaknya kabel mikrofon.
Kapolres Ende, AKBP Bambang Sugiarto mengatakan, aparat membubarkan aksi itu karena belum diberikan ijin. Pengajuan ijin baru dimasukan pada Jumad padahal sesuai ketentuan sudah harus dimasukan tiga hari sebelum aksi digelar. Jadi menurut kapolres Sugiarto, jika permohonan ijin baru dimasukan Jumad maka seharusnya aksinya digelar Senin. “Kalau mau aksi hari senin ya kita persilahkan. Tapi hari ini kita belum keluarkan ijin.”



Tidak ada komentar: