30 Juni 2008

KPAD Susun Renstra Penanggulangan HIV/AIDS

· 20 Penderita HIV/ADIS di Ende
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Dalam upaya penanganan penanggulangan HIV/AIDS di kabupaten Ende, Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Ende menyelenggarakan rapat koordinasi dan penyusunan rencana strategi (renstra) penanganan HIV/AIDS di Ende. Rapat dihadiri staekholder dan anggota KPAD Kabupaten Ende.
Wakil Bupati Ende, Bernadus Gadobani selaku Ketua KPAD Kabupaten Ende pada kegiatan itu mengatakan, rapat koordinasi dan penyusunan renstra tersebut dimaksudkan untuk membahas khusus pemetaan masalah HIV/AIDS di NTT dan lebih khusus untuk Kabupaten Ende. Secara keseluruhan, HIV/AIDS masuk ke Kabupaten Ende sejak tahun 1999 atau hampir 10 tahun dan sampai saat ini telah berhasil didata sedikitnya 20 penderita HIV/AIDS di Kabupaten Ende. Dari jumlah penderita itu, kata Gadobani, sebanyak 16 penderita telah meninggal dunia dan tinggal empat orang yang hinga kini masih dalam perawatan. Dari penderita tersebut, rata-rata berada pada umur produktif yakni 25-45 tahun.

Meningkat
Gadobani mengatakan, jumlah penderita HIV/AIDS tersebut senantiasa mengalami pengingkatan dari tahun ke tahun. Penambahan jumlah kasus tersebut, kata dia salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya informasi tentang bahaya-bahaya HIV/AIDS ditambah perkembangan jaringan PSK yang makin bertambah yang menjadi urusan polisi, jaksa, Dinas Sosial dan Bagian Sosial. Dikatakan, sudah berkali-kali para PSK tersebut ditangkap dan dari sekian banyak PSK tersebut ternyata ada jga warga Kabupaten Ende. PSK yang berasal dari Ende itu, kata Gadobani, melalui petugas Pol PP diminta untuk diantarkan kembali kepada orang tuanya. “Saat saya tanya dia sejak kapan jadi PSK dia jawab sudah lupa kapan mulai jadi PSK.” Hal itu, kata dia berarti dia sudah cukup lama menjadi PSK atau sedikitnya sekitar empat atau lima tahun.
Dikatakan, saat ini apa yang perlu dilakukan untuk mencegah penueberan virus HIV/AIDS agar tidak menyebar maka HIV/AIDS harus mejadi permasalahan bersama. Penyebarluasan informsai yang baik dan benar tetap menajadi langkah utama melalui informasi, edukasi dan komunikasi.
Pada kesempatan itu, gadobani juga mengimbau agar para penderita diperlakukan sama saat mereka menjalani perawatan tanpa ada diskriminasi. Perhatian terhadap ibu hamil dan anak-anak juga harus dioptimalkan.
Terkait angaran, gadobani mengatakan saat ini memang masih sangat terbatas untuk itu dalam penanganan HIV/AIDS dibutuhkan partisipasi seluruh pihak. Semua sumber baik SDM dan uang yang terbatas digunakan untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran HIV/AIDS. Gadobani juga menyoroti konsentrasi penanganan yang selama ini masih dofokuskan di daerah perkotaan. Padahal, kata dia HIV/AIDS tidak mengenal sekat kota dan desa dan dapat menyerang siapapun dan di manapun. Untuk itu dia mengimbau agar ke depan perlu pula dilakukan sosialisasi dan penanganan lintas daerah agar semua daerah di Ende dapat dijangkau.
Fasilitator pertemuan dan penyusunan renstra, John T.H. Ire pada kesempatan itu mengatakan, diskusi yang dilakukan bertujuan menyusun rencana strategis dan tindaklanjut penanganan penanggulangan HIV/ADIS. Renstra yang akan dibuat untuk lima tahun dengan perhitungan peluang dan kendala yang ada atau mingkin timbul. Dia membagi seluruh permasalahan penanggulangan HIV/AIDS dalam empat kelompok yakni kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dari empat persoalan itu kemudian didiskusikan oleh para peserta untuk melakukan penjaringan berbabgai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut di Kabupaten Ende. Dari hasil pendataan peserta diskusi lalu dilakukan pengelompokan kemudian dibobotkan dan dipisahkan lima persoalan mendasar dari empat hal tersebut.
Usai mengelompokan lima hal mendasar, lalu dilanjutkan dengan penentuan visi, misi dan tujuan serta sasaran yang akan dicapai. Diskusi masih akan dilanjutkan melibatkan seluruh anggota KPAD Kabupaten Ende.

Tidak ada komentar: