29 Juni 2008

Jambu Mete di Kotabaru Mulai Diserang Hama

Menurunkan Produksi Petani
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Jambu mete di wilayah Kota Baru yang saat ini sedang berbunga mulai diserang hama yang oleh penduduk dikenal dengan nama hama hitam. Bunga jambu mete yang mulai diserang hama ini mulai menghitam dan akhirnya tidak menghasilkan buah. Masyarakat hanya melakukan upaya pengasapan namun langkah itu terkadang sulit menghambat penyebaran hama ke tanaman lainnya. Jika sudah diserang hama maka produksi petani akan mengalami penurunan.
Hal itu diakui dua warga petani Desa Ndondo, Sahril Loong dan Anton Teli kepada Flores Pos di Kotabaru, Kamis (29/5) lalu. Sahril Loong mengatakan, hama seperti itu memang sering menyerang tanaman jambu mete terutama saat jambu mulai berbunga. Bunga yang sudah mau menghasilkan buah muda akhirnya tidak dapat membentuk buah karena diserang hama. Bunga jambu akhirnya menghitam dan rusak. Jika tidak cepat diatasi, kata dia, hama tersebut akan menyebar dan menyerang tanaman jambu mete lain yang ada di sekitarnya. Untuk tahun ini, sudah ada beberapa pohon yang mulai terkena serangan hama. Sejauh ini, kata Sahrir, pemerintah belum turun melakukan tindakan pembasmian terhadap hama yang ada. Masyarakat dengan cara tradisional mencoba memberikan pengasapan namun tidak efektif mengusir hama yang menyerang.
Produksi Menurun
Hal senada dikatakan Anton Teli. Menurut Anton, hama tersebut paling parah pernah menyerang dua tahun lalu. Pada waktu itu, tidak ada langkah pembasmian yang dilakukan pemerintah sehinga petani berupaya melakukan pencegahan secara tradisional dengan cara pengasapan. Jika hama tersebut sudah menyerang, kata dia, jelas akan menurunkan produksi jambu mete. “Kalau sudah begini kami pasrah. Jambu mete tidak bisa buah banyak karena rusak.” Anton berharap, pemerintah dapat menurunkan petugas ke lapangan pada musim bungan seperti ini agar dapat melakukan pemantauan dan jika da hama dapat diatasi lebih awal sehingga tidak menyebar. Jika terlambat diatasi, kata dia hama akan menyebar dan akanmerusak semua tanaman sehingga produksi akan berkurang.
Pemerintah Lamban
Anggota DPRD Ende, Yustinus Sani mengatakan, kejadian seperti itu memang sering dialami para petani namun pemerintah dalam hal ini instansi teknis terkait terkadang lamban dalam menanganinya. Padahal, kata dia, produksi jambu mete sangat membantu masyarakat dalam meningkatkan pendapatan mereka. Sejauh ini, kata dia, memang sudah ada pengaduan dari masyarakat saat dia ke Kotabaru terkait adanya hama tersebut. Karenanya, Yustinus berharap pemerintah dapat menurunkan tim pemantau guna mengidentifikasi hama yang menyerang tanaman petani agar dicarikan cara pembasmiannya. Menurut dia, kalau tidak secepatnya diatasi masyarakat akan mengalami gagal panen jambu mete yang akhr-akhir ini nharga jualnya mulai naik.
Wilayah Produksi
Dikatakan, wilayah Kotabaru merupapakan salah satu wilayah produksi jambu mete karena wilayah utara sangat cocok untuk pengembangan tanaman jambu mete. Wilayah Kotabaru dengan luas lahan yang dikelola rata-rata dalam satu tahun mencapai 238 hektar untuk tanaman yang menghasilkan dan 326 hektar tanaman yang belum menghasilkan dapat memproduksi jambu mete dalam satu tahun sebanyak 564 ton. Kondisi itu terjadi pada saat tanaman warga tidak diserang hama. “Tapi kalau sudah mulai diserang hama seperti ini jelas akan sangat berpengaruh terhadap produksi jambu mete.” Dikatakan, daerah utara Ende seperti Wewaria, Maurole, Maukaro dan Kotabaru merupakan daerah penghasil terbesar jambu mete untuk wilayah Ende dengan produksi rata-rata pertahun dapat menghasilkan 100-500 ton.
Untuk wilayah Kabupaten Ende, kata Yustinus, potensi lahan yang tersedia yang cocok untuk pengembangan tanaman jambu mete mencapai 7.253 hektar namun sampai saat ini baru dapat dikelola sekitar 4.887 hektare di mana luas areal lahan yang telah menghasilkan mencapai 2.291 hektar dan tanaman yang belum menghasilkan terdapat pada areal seluas 2.596 hektare. Sedangkan lahan nyang belum diolah mencapai 2.366 hektar. Dari total luas lahan yang diolah tersebut sedikitnya telah berhasil memberikan produksi sekitar 2.038 ton per tahun.
Namun, kata Yustinus, jika pemerintah tidak tangap segera mengatasi persoalan serangan hama yang menyerang tanaman mete milik warga di Kotabaru, jelas produksi mete masyarakat akan terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Bahkan, kata dia, jika persoalan itu tidak segera diatasi bukan tidak mungkin hama tersebut akan menyebar tidak saja di Kotabaru tetapi ke seluruh wilayah Kabupaten Ende. “Kalau sampai begitu tentu akan sangat pengaruhi produktifitas mete kita.”

Tidak ada komentar: